50 Tahun: Wisma Lorenzo dan Pusat Kateketik Keuskupan Manado

0
1,689 views
Wisma Lorenzo Pusat Kateketik Keuskupan Manado. (Mathias Hariyadi/Matius Bramantyo/Dokpen KWI)

RABU hari ini tanggal  14 Juni 2017, Pusat Kateketik Keuskupan Manado genap berusia 50 tahun. Didirikan pada tangal 14 Juni 1967 oleh alm. Mgr. Nicolaus Verhoeven MSC dengan nama Pusat Pembinaan Pendidikan Guru Agama Katolik (P3AK) .

P3AK  inilah nama paling awal dari apa yang sekarang kita kenal sebagai “Wisma Lorenzo” .

Ada juga nama lain Wisma Lorenzo yang menunjuk pada Komisi Kateketik Keuskupan Manado yang berkedudukan di wisma ini. Wisma ini sering juga disebut sebagai Pusat Kateketik Keuskupan Manado (Puskat KM).

Semua sebutan itu menujuk pada Sentrum Kateketik Keuskupan Manado yang terletak di Wisma Lorenzo ini.

Memasuki usia yang ke-50 tahun ini, suatu perjalanan waktu yang cukup panjang, tentu sudah banyak hal yang dilakukan Pusat Kateketik Keuskupan Manado, khususnya dalam hal membina tenaga pastoral, katekis dan tokoh-tokoh umat untuk menjadi pewarta iman di daerah pelayanan masing-masing baik di perkotaan maupun di daerah diaspora.

Dra. Joula Makarawung, selaku  Ketua Panitia Peringatan 50 tahun Puskat Keuskupan Manado, mengajak para tenaga pastoral dan katekis yang pernah mengikuti pembinaan di Pusat Kateketik ini untuk memegang tiga kata kunci : to remember, to celebrate, dan to renew.

  • To remember: untuk mengingatkan dan merefleksikan segala peristiwa yang terjadi berkaitan dengan karya pelayanan yang sudah dilakukan.
  • To celebrate: merayakan ulang tahun ke-50 ini penuh sukacita dan kegembiraan dalam suasana kebersamaan dan persaudaraan yang dilandasi oleh kasih Allah.
  • To renew: membaharui karya pelayanan di tengah umat dan Gereja agar semakin relevan dengan kehidupan umat dalam dunia modern.

Ketua Komisi Kateketik Keuskupan Manado, Pastor Terry Ponomban, mengatakan ini.  Dalam rangka  menyambut tahun emas ini, maka para pembina Pusat Kateketik adalah penerus estafet pewartaan iman, yang telah dirintis oleh para pendahulu. Dengan jiwa besar dan karya nyata, mereka merasa terpanggil untuk berefleksi, mempelajari sejarah masa lalu, sambil tetap membaharui komitmen mempersiapkan tenaga-tenaga awam yang terampil, tangguh dan beriman serta misioner. Mereka juga menatap masa depan Gereja di Indonesia – khususnya Keukupan Manado– sambil bersiap diri untuk bisa terus menjadi corong yang akurat dari tugas mewartakan.

Selain itu,  juga dalam rangka menyambut 50 tahun Pusat Kateketik, Keuskupan Manado siap mengembangkan tugas bina imannya dengan memperhatikan tersedianya tenaga-tenaga pewarta yang cukup dalam jumlah dan juga melimpah dalam pengetahuan dan pengalaman serta penghayatan. Karena itu selain menemani dan membantu katekis-katekis volunteer yang biasanya dikirim ke Pusat Kateketik Keuskupan Manado (PKKM) di Lott,  maka PKKM membuat terobosan baru dengan mengadakan beberapa kegiatan unggulan yang ditawarkan kepada para pastor paroki dalam rangka menjawab kebutuhan katekis di masing-masing paroki.

Keluarga di tengah dunia gadget modern. (Ist)

Di antaranya TOFA (Training of Faith’s Animator): suatu kegiatan pembinaan khusus bagi mereka yang kemudian akan menjadi fasilitator, animator atau katekis/guru agama di paroki masing-masing.

Peringatan 50 tahun Pusat Kateketik  Keuskupan Manado ini dilaksanakan selama dua hari ( 13-14 Juni 2017) bertempat di Pusat Kateketik Keuskupan Manado. Kegiatan ini diramu dalam bentuk seminar dan rekoleksi yang diikuti oleh para katekis, tenaga pastoral, tokoh-tokoh umat dan guru-guru agama yang ada di Keuskupan Manado.

Kali ini, tema kegiatan “Family  Catechesis in the Digital Age” dengan  fasilitator Prof. Eko Indrajit dan isterinya Lisa A. Riyanto.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here