69 Th Kongregasi Suster St. Augustinus (OSA): Merintis Pendidikan Berasrama di Ketapang

0
696 views
Kelima suster OSA misionaris perintis karya misi di Ketapang, Kalbar, mulai tanggal 6 Desember 1949. (Dok. Biara Induk OSA/Mathias Hariyadi)

JAUH-jauh dari Negeri Belanda, akhirnya mereka berhasil tiba “terdampar” di Pelabuhan Ketapang, Kalbar.

Peristiwa kedatangan lima suster biarawati anggota Kongregasi St. Augustinus dari Kerahiman Allah –biasa disebut Augustinisen atau kemudian OSA— di Ketapang ini terjadi  69 tahun lalu.

Kongregasi OSA dalam Gambar (1)

Waktu itu menunjukkan pukul 11.00 tengah hari menjelang siang. Hari itu mencatat tanggal 6 Desember 1949. Pelabuhan Ketapang yang terik oleh sinar matahari menyambut kedatangan lima orang suster OSA misionaris dari Belanda yang hendak mengawali karya mereka di Ketapang.

Kelima “noni-noni” Belanda dengan busana suster biarawati itu adalah Sr. Eupharasia OSA, Sr. Maria Paulo OSA, Sr. Prudentia OSA, Sr. Desiseria OSA, dan Sr. Mathea OSA.

Kepada kelima suster OSA yang masih muda-muda itu, sebuah karya pelayanan sudah menanti mereka yakni bekerjadi RSU Agus Jam –nama sebuah rumah sakit milik pemerintah waktu itu.

ara suster misionaris OSA dengan Mgr. Sillekens CP. (Dok. Biara Induk OSA/Repro MH)

Karena itu, kedatangan kelima suster OSA dari Negeri Kincir Angin di tahun 1949  itu lalu diperingati sebagai hari penuh kenangan di mana karya para suster OSA di Bumi Ketapang mulai dirintis.

Tanggal itu pula yang kini selalu dirayakan sebagai “hari kelahiran” OSA di Indonesia, khususnya di wilayah Keuskupan Ketapang.

Namun harus selalu diingat, di tahun 1949 itu belum ada yang namanya “Keuskupan Ketapang”.

Pendidikan berasrama

Pada tanggal 20 Febuari 1952, Sr. Clementina OSA mulai membuka kursus menyulam, menjahit, dan merajut. Karya ini dibuka untuk kaum perempuan di Ketapang.

Barulah beberapa waktu kemudian dan atas izin pemimpin OSA di Negeri Belanda, sebuah karya baru di bidang pendidikan berasrama mulai dirintis.

Awal mulanya para suster OSA berkarya di Indonesia melalui kehadiran mereka pertama kali di Ketapang, Kalbar, di tahun 1949. (Dok. Biara Induk OSA)
Rumah biara pertama yang merupakan tempat tinggal sewaan.
Biara OSA dan SKKP. (Dok. Biara Induk OSA/Repro MH)

Para suster OSA dari Belanda ini mengawali karya bidang ini dengan menbuka asrama khusus remaja puteri.

Lebih spesifik lagi, asrama pendidikan khusus anak-anak puteri ini diprioritaskan untuk mereka yang datang dari kawasan udik di pedalaman Ketapang. Dengan demikian, gadis-gadis remaja kecil ini boleh sekolah sekaligus wajib tinggal di asrama pendidikan para suster OSA.

Mereka belajar menjahit, menyulam, membuat kue, mengatur rumah tangga, dan lainnya.

Suster Pendekar OSA Ketapang: Jubahan, Kaul Pertama dan Kekal, Hidup Membiara dan Mengukur Jalan

Juga lebih hebat lagi adalah bahwa sejumlah alumni hasil didikan asrama ini di kemudian hari juga menjadi suster biarawati OSA.

Mereka itu datang dari sekolah yang waktu itu disebut SKKP atau Sekolah Kepandaian Keterampilan Puteri. Sekarang ini, lembaga pendidikan khusus remaja puteri semacam ini sudah tidak ada lagi.

Pada tanggal13 Oktober 1957, Adminstrator Apostolik Ketapang Mgr. Gabriel Sillekens CP memberkati bangunan sekolah dan asrama SKKP Ketapang.

SMP St. Augustinus Ketapang

Dengan tuntutan zaman yang makin hari makin berkembang, tahun-tahun berikutnya SKKP itu lalu “bermetamorfosa” menjadi SMP.

Awalnya dikenal dengan nama SMPK USABA II, namun sekarang ini resmi menjadi SMP  Santo Augustinus Ketapang.

Mgr. Pius Riana Prapdi: Suster OSA, Guru Sejati di Wilayah Pastoral Keuskupan Ketapang (4)

Catatan kenangan historis pada masa lampau itulah yang beberapa hari lalu kami peringati dengan acara sederhana di Biara Induk Kongregasi Suster OSA di Kota Ketapang.

Perayaan HUT ke-69 tahun karya OSA di Indonesia itu kami peringati dengan misa bersama para pastor OSA Filipina yang kini resmi berkarya di Keuskupan Ketapang. Juga hadir sejumlah imam OSA dari Regio Papua.

Usai misa, acara sukacita berlanjut dengan rekreasi bersama.

Sukacita bersama para suster Augustinisen atau OSA bersama imam OSA merayakan pesta peringatan 69 tahun kehadiran Kongregasi Suster St. Augustinus dari Kerahiman Allah di Indonesia. (Sr. M. Ludovika OSA)
Sukacita bersama dalam komunitas OSA.
Perhatian kepada senior dan yunior.

Di mana bisa menemukan OSA?

Sejarah panjang itu sudah tergelar dalam kurun waktu yang  begitu lama sepanjang sejarah perjalanan karya Kongregasi OSA di Indonesia, khususnya di Ketapang.

100 Tahun Misi Katolik di Serengkah: Tan A Hak, Misionaris Awam Tiongkok Peletak Dasar Kekatolikan Ketapang (2)

Kini, di usianya yang ke-69 tahun telah berkarya di Indonesia, kehadiran para suster OSA bisa ditemukan di wilayah administrasi gerejani di bawah ini:

  • Keuskupan Ketapang: ada biara induk dan sejumlah rumah karya.
  • Keuskupan Agung Semarang: rumah studi untuk para suster OSA yang mendapat tugas belajar di Semarang dan sekitarnya.
  • Keuskupan Surabaya: karya pendidikan.
  • Keuskupan Malang: karya kesehatan di Tumpang.
  • Keuskupan Agung Pontianak: karya pembinaan untuk para calon suster OSA dan karya pendidikan.
  • Keuskupan Sintang, Kalbar.
  • Keuskupan Sanggau, Kalbar.
  • Keuskupan Palangka Raya, Kalteng.
  • Keuskupan Manokwari-Sorong, Papua Barat.

Mengenal Kongregasi Suster St. Augustinus (OSA) Ketapang: Misi Pendidikan Anak Dayak Pedalaman (1)

Yang ingin mengenal lebih jauh tentang Kongregasi Suster OSA, silakan datang berkunjung di biara susteran kami atau menghubungi alamat berikut ini:

Biara Induk Kongregasi Suster OSA
Jl.Jenderal Sudirman 31
Ketapang 78813, Kalbar

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here