70 Th Misi Kongregasi Suster St. Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA): Berani Ambil Risiko (3)

0
398 views
Perayaan Ekaristi meriah penutup kegiatan parade keliling kota bersama empat imam OSA. (Mathias Hariyadi)

PERAYAAN Ekaristi meriah di Kapel Biara Induk Kongregasi Suster St. Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA) menutup rangkaian prosesi parade keliling kota sembari mendaraskan Doa Rosario. Empat orang imam Ordo OSA memimpin Perayaan Ekaristi.

Mestinya lima orang pastor OSA ikut serta. Namun, betapa tidak disangka-sangka bahwa Pastor Melchior Mirador OSA –mantan Provinsial OSA Provinsi Filipina—urung ambil bagian dalam misa penutup prosesi parade ini.

Pastor ahli Hukum Gereja ini “terkurung” di Biara OSA Santa Rita, lantaran kunci biara terlanjur dibawa suster keluar sehingga Pastor Mirador OSA tak bisa keluar rumah.

Umat hadir memenuhi Kapel Biara Induk Suster OSA di Ketapang.

Ambil risiko

Perayaan Ekaristi meriah bersama ratusan peserta parade keliling ini berlangsung sederhana, namun tetap saja meriah. Murid-murid sekolah asuhan para suster OSA mengisi program liturgi sebagai anggota koor.

Pastor Jose Seidel OSA dari Filipina yang sebentar lagi akan berkarya sebagai Pastor Rekan di Paroki Sukadana –setelah serah terima dari Kongregasi Imam Passionis—memimpin Perayaan Ekaristi ini. Ikut bersamanya di altar misa adalah tiga imam Ordo OSA lain yakni Pastor Victor Fernandez Gonzaga OSA, Pastor Jan Pieter Fatem OSA, dan Pastor John Richard Yempormase OSA.

Meski baru beberapa bulan saja berada di Indonesia, tepatnya di Ketapang, Pastor Jose sudah sangat lancar berbahasa Indonesia. Bahkan homilinya pun terjadi dalam bahasa Indonesia.

Perayaan Ekaristi bersama semua peserta parade.
Para suster dan ratusan murid anak-anak didik mereka di SMP St. Augustinus Ketapang, SMA-SMK St. Paulus Ketapang.

Sesuai tema besar perayaan 70 tahun Karya Misi OSA di Indonesia yakni “Duc in Altum”, Pastor Jose menyitir spirit para perintis misi OSA ke Indonesia yang dia sebut sebagai tindakan berani yang penuh risiko. “Namun toh, mereka itu berani ambil risiko dengan tetap bersemangat pergi ke Indonesia,” papar pastor.

Sekali lagi, hawa panas oleh terik matahari di musim kemarau khas Ketapang yang amat menyiksa tidak sampai menyurutkan semangat ratusan peserta parade keliling kota yang kali ini harus “duduk manis” selama Perayaan Ekaristi.

Kapel sudah penuh, maka umat rela diri duduk di bangku luar.
Kapel Biara Induk Kongregasi Suster St. Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA) tampak dari depan.

Saking membludaknya umat mengikuti misa, mereka sampai rela duduk di tikar di depan kapel. Sebagian lagi berdiri selama kurang lebih dua jam kurang sedikit dalam Perayaan Ekaristi.

Tak apalah, ini toh terjadi tidak setiap hari.

Akhir misa, semua peserta parade dan misa diundang makan malam di Biara Induk dengan menu utama bakso kuah yang panas dan enak. (Berlanjut)

Setia mengikuti Perayaan Ekaristi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here