Film  “A United Kingdom”, Cinta Kalahkan Politik Perbedaan Warna Kulit

0
1,577 views
Film "A United Kingdom" dengan bintang utama Rosamund Pike dan David Oyelowo.

PEREMPUAN kadang bisa jatuh cinta pada saat yang tidak disangka-sangka. Tidak kenal waktu, tidak kenal lokasi, tapi sosok pria cerdas dan bermartabat itulah yang membuat seorang perempuan bisa mengalami cinlok. Dan itulah yang terjadi pada Ruth Williams (Rosamund Pike), perempuan Inggris dengan wajah cantik berkelas.

Di sebuah pesta, Ruth tiba-tiba saja mengalami gejolak hatinya terpikat pada sosok Sir Seretse Khama, pria berkulit hitam asal ‘negeri antah berantah’ di kawasan Afrika Selatan. Pria asal Bechuanaland –sebelah barat daya Afsel- ini mendadak telah menawan hati dan perasaan Ruth, lantaran lontaran kata-katanya sangat intelek. Maklumlah, Sir Seretse adalah mahasiswa hukum di London plus calon raja Bechuanaland.

Namun, hari-hari ketika ia mesti segera pulang ke ‘kampung halamannya’ usai menyelesaikan studinya di London, hati Sir Seretse malah tertambat manis pada Ruth Williams.

Dua anak manusia beda warna kulit dan etnik jatuh cinta dan berencana menikah, namun keluarga dan masyarakat menolaknya dengan keras.

Politik Apartheid di ruang privat

Pucuk dicinta ulam tiba. Keduanya tidak bertepuk tangan sebelah. Keduanya sepakat berniat menikah, meski mereka beda warna kulit –sesuatu yang amat ‘haram’ dan sensitif di Inggris maupun di Bechuanaland di tahun 1940-an ketika Politik Apartheid masih meranggas ganas di Afsel.

Itu di panggung politik. Di ruang privat di rumah tangga pun, ‘politik beda kulit’ itu masih kental terasa. Puncaknya terjadi di London, ketika ayah Ruth menolak anaknya dipersunting pria kulit hitam. Pun pula di Bechuanaland, ketika Sang Raja Tshekedi Khama (Vusi Kunene) –paman Seretse—juga menolak mengakui Ruth sebagai isteri keponakannya.

Ketegangan meretas di mana-mana; juga di Kerajaan Bangwatho di mana dua kelompok masyarakat menjadi terbelah dua: satu pihak pro Seretse boleh menikahi gadis kulit putih Ruth dan lainnya menentang keras.

Film produksi tahun 2016 dengan citarasa apik dan berkelas.

Yang menolak merasa punya alasan masuk akal. Secara politis, perkawinan interracial (beda etnik) itu hanya  akan memancing suhu politik yang memanas di Afsel dan negeri tetangganya Bechuanaland yang belakangan berubah menjadi Botswana. Lainnya, perkawinan itu telah ‘memecah belah’ masyarakat Bangwatho darimana Seretse Khama lahir dan berasal.

Di London, isu Apartheid dan perkawinan beda etnik juga telah memicu polemik di bangku parlemen dan pemerintahan. Ujung-ujungnya, Seretse ‘dipanggil’ ke London dan harus meninggalkan isterinya yang tengah mengandung agar bisa ‘diasingkan’ di luar negeri.

Permainan berkelas

Film A United Kingdom produksi tahun 2016 ini luar biasa. Bukan hanya karena didukung oleh penampilan aktris rupawan dengan citarasa kecantikan aristokrat sekelas Rosamund Pike dan totalitas permainan David Oyelowo sebagai Sir Seretse Khama. Lebih dari itu, film ini juga menampilkan wajah ‘kejam’ Politik Apartheid.

Kebijakan sosial berdasarkan warna kulit ini pernah membuat Afsel ‘terpecah belah’ menjadi dua kelas warga negara: kulit putih bisa mendapat banyak privilese, sedangkan warga kulit hitam dianggap ‘kelas dua’ dengan hak-hak sipil yang sangat terbatas.

Interracial marriage belum biasa di Barat maupun di Afrika di tahun 1940-an. Tapi itulah yang terjadi antara Ruth Williams (Rosamund Pike) dan Sir Seretse Khama (David Oyelowo)

A United Kingdom menampilkan sisi-sisi dramatik ‘konflik sosial’ tersebut secara subtil. Tanpa mengumbar adegan kekerasan, film besutan sutrada Emma Assante ini dengan amat manis menyuguhkan panorama politik di mana terjadi ‘separasi sosial’ dalam keseharian di Botswana yang dulu mengadopsi nama lama sebagai Bechuanaland.

Sesuai namanya Apartheit yang dalam bahasa Afrikaans, itu berarti ‘pemisahan’ warga berdasarkan perbedaan warna kulit. Rasialisme adalah istilah modern masa kini.

Romansa dengan latar belakang Politik Apartheit itulah nafas film A United Kingdom ini. Rasanya memang itulah hebatnya film lawas dengan bintang berkelas ini.

Konflik batin antara Seretse dengan pamannya lantaran pernikahan interracial ini juga tampil secara intens, meski tanpa perlu menyentuh pelatuk senjata api dan pedang. Konflik sosial di antara masyarakat juga tampil secara halus, ketika Dewan Adat ‘pecah kongsi’ karena beda pendapat dalam menyikapi perkawinan beda kulit ini.

Melawan tradisi baik di Barat maupun di masyarakat suku di Botswana yang dulu bernama Bechuanaland.

Apa menariknya A United Kingdom?

Pertanyaannya, lalu di mana ‘kekuatan’ film ini?

Tentu saja, A United Kingdom layak disebut film berkelas atas berbagai alasan.

  • Flm ini diangkat dari kisah nyata.
  • A United Kingdom ini bicara tentang ‘Politik Apartheid’ sebagai kebijakan yang tidak menjunjung tinggi persamaan hak sipil antara warga kulit hitam dan putih dengan dasar keseharian masyarakat di Botswana dan di London –sebuah wajah ‘budaya politik’ yang sangat berbeda.
  • Permainan watak para pemain kunci yakni Rosamund Pike dan David Oyelowo yang sangat ciamik dalam menjiwai sosok peran Ruth Williams dan Sir Seretse Khama.

    Rosamund Pike dengan ciri khasnya rambut pirang, gigi rapi, dan bening di wajahnya. (Ist)
  • Rosamund Pike –selain wajahnya yang sangat rupawan— juga mampu bermain cantik ketika mengemas emosi batinnya dalam beberapa setting peristiwa ‘konflik batin’ yang mendera hatinya. Taruhlah itu, ketika hatinya kepincut sama Sir Serese di tengah protes keras ayahnya dan penolakan masyarakat London yang kemudian sampai hati menyebutnya ‘pelacur jalanan murahan’ karena mau-maunya berpacaran dengan pria kulit hitam.

Sejarah mencatat demikian. Ketika akhirnya Sir Seretse berhasil ‘mendamaikan’ konflik batin baik di London, Afsel, dan ‘tanahairnya sendiri” Bechuanaland, ia kemudian tampil sebagai pemimpin nasional yang membawa semangat demokrasi dan persamaan hak-hak sipil warga negara.

Imbas Politik Apartheid di Bechuanaland dia kebaskan. Ketika negeri Bechuanaland kemudian ‘bermetamorfose’ menjadi Botswana, maka negeri itu menjadi contoh nyata di Benua Afrika di mana Apartheit semestinya tidak layak dipraktikkan.

Botswana akhirya menjadi negeri kaya raya, karena di situ terdapat banyak tambang permata dan intan. Itulah sebabnya ketika Sir Seretse akhirnya menjadi pemimpin nasional dan mempraktikkan demokrasi dan pemerataan kemakmuran, kisah hidupnya lalu menjadi inspirasi yang mencerahkan dunia modern.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here