Est 4:10a,10c-12, 17-19 dan Mat 7:7-12
DALAM kesendirian dan dalam keadaan bahaya, Ratu Ester berdoa kepada Tuhan, Allah Israel. Dalam sejarah Israel, dialami bagaimana Allah menyertai bangsa ini.
Allah yang memilih Abraham dari tanah kelahirannya, dan membentuk dia menjadi sebuah bangsa. Allah sejarah itulah, yang diharapkan Ester sebagai Allah yang selalu setia pada janji-Nya.
Dalam setiap kesusahan dan kesulitan hidup, Allah selalu hadir memberikan bantuan, sukacita dan keselamatan.
Ratu Ester mengandalkan Tuhan dalam hidupnya dan terutama dalam kesulitan hidup ini. Tuhan satu-satunya harapan dan andalannya.
Pengalaman akan Allah yang dilukiskan ratu Ester, mendapat penegasan dari Yesus, sebagai Allah yang selalu memberikan yang terbaik kepada setiap orang yang meminta kepada-Nya.
Karena itu, Yesus mengingatkan bagaimana pentingnya intensitas doa dari para murid dan doa kita. Kita diajak untuk hidup dalam doa yang berkanjang: “Mintalah maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.”
Allah yang Maharahim, Mahakuasa dan Mahapengasih akan mengabulkan setiap doa kita, dan akan memberikan yang terbaik dari apa yang kita perlukan. Tuhan tidak pernah mengabulkan permohonan yang keliru, yang jahat dan mencelakakan.
Dia selalu mengabulkan yang terbaik: cinta, kehidupan, belas kasih dan pengampunan. Dengan ini juga sebenarnya, Yesus mengajak kita juga untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan dalam menyalurkan kasih dan kebaikan kepada sesama.
Kita juga harus memberi yang terbaik kepada sesama, dar luapan hati kita yang penuh kasih, sebagai lukisan kasih Allah kepada manusia.
Bagaimana sikap doa kita dan bagaimana kita mewujudkan kasih dalam hidup?
Masa Prapaskah adalah masa hidup berkanjang dalam doa dan amal kasih. Semoga.
