Anak yang Pernah Hilang

0
219 views
Ilustrasi (ist)

DI salah satu Stasi Paroki Majenang, jika akan perayaan ekaristi, terdengar suara remaja-remaja. Mereka hadir, mempersiapkan alat-alat misa. Suatu saat, suara-suara itu tidak terdengar. Sesudah ditanyakan sana, tanyakan sini, ternyata tiga remaja pergi meninggalkan desa. Itu terjadi ketika masa tahun ajaran baru. Beberapa lulus dari sekolahnya.

Satu kerja di salon. Satu kerja di warung-makan. Satu kerja di warung-bakso. Itulah salah satu hal-soal di paroki pedesaan, orang pergi ke kota, untuk cari kerja.Salah satu remaja yang belum lulus, malah baru dua hari masuk sekolah, juga pergi ke kota. Ia meninggalkan desa dan sekolahnya secara tiba-tiba.

Mengapa tiba-tiba kepergiannya, karena ada alasan kuatnya. Alasannya, adalah kekurangkuatan ekonomi. Si remaja yang satu ini, sudah mendaftar ke SMK Yos Sudarso. Hari pertama masuk. Hari kedua, juga masuk. Namun hari ketiga dia tidak bisa datang ke sekolah. Ketika berangkat sekolah, motor yang dikendarainya ditilang polisi. Motor ini peninggalan Ibunya yang sudah pergi, dan menikah dengan pria lain. Kena denda macam-macam, SIM, helm. Denda harus ditebus. Dan uang lalu tiada. Kosong di kas orangtuanya. Tagihan kegiatan sebagai siswa baru yang sebesar 50 ribu pun tak terbayar.

Dalam kondisi putus asa untuk sekolah, Si Remaja ini nekat pergi ke Jakarta. Nyusul kakaknya yang kerja di rumah makan. Via Facebook, diungkapkan rasa hatinya, bahwa sebenarnya ia masih ingin bersekolah.

Info terketahui dari kawan-kawan remajanya. Pengoedoed 76 menginfokan ke tingkat Gereja Paroki. Dilihat kas-kas karya kasih, rupanya bisa dimungkinkan bantu pendidikan Remaja yang sudah di kota itu. Dikontaklah Si Remaja, agar pulang kembali ke Desa. Dana bantu bisa diusahakan oleh Gereja.

Kini Si Remaja bersekolah kembali. Ketinggalan pelajaran 3 bulan, dikejar dengan bantuan guru warga paroki yang bersedia mendampinginya. Tunggakan bea sekolah ditutup dengan dana kas Beasiswa Paroki. Masih kurang, ditutup lagi dengan dana fakir miskin. Satu juta tigaratus ribu lebih, kurang lebih totalnya.

Dan itu kini bisa terjadi, remaja bisa sekolah lagi. Berkat karya paroki, yang ringan hati menyisahkan dananya 20 persen untuk kaum miskin. Dan peduli juga mengadakan pos bea-siswa untuk anak tak mampu. Dan terlebih kesediaan mencairkannya dalam kegiatan nyata.

Seorang pastor senior mengatakan, dana kaum miskin selalu habis tak apa. Itu artinya ada kegiatan, membantu orang yang sungguh membutuhkan. Mari kita giat.

Wasalam.

-peng-oedoed 76-

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here