Canis Choir Seminari Mertoyudan: Catatan Refleksi Usai Sukses Naik Pentas (2)

0
931 views
Penampilan Canis Choir dari Seminari Mertoyudan. (Dok. Panitia

ADALAH Jay “Jagger” Wijayanto, orang penting di balik suksesnya kiprah 51 orang seminaris dari Seminari Menengah Mertoyudan di Magelang, Jateng, yang telah naik pentas dengan memasang label “Canis Choir”.

Canis Choir —male choir-– beranggotakan 51 seminaris berhasil sukses membetot perhatian umat Katolik di Magelang dan Yogyakarta. Setelah manggung di Gereja St. Antonius Padua Kotabaru di Yogyakarta, Canis Choir menggebrak pentas di Auditorium Universitas Sanata Dharma (USD), juga di Kota Gudeg.

Kemudian, selama berturut-turut Canis Choir memukau umat Katolik di Gereja St. Thomas Rasul Bojong Indah, Gereja St. Stephanus Cilandak, Gereja St. Yohanes Penginjil Blok B, Gereja Katedral Jakarta.

Rencana tampil di Gereja St. Fransiskus Assisi Tebet batal, lantaran masalah administrasi harus membawa surat izin tertulis dari KAJ –hal yang sebenarnya tidak terlalu penting harus ada karena orang-orang yang tampil sudah sangat jelas: para seminaris calon imam dari Seminari Mertoyudan di Magelang.

Sukses berlimpah terjadi di gedung Usmar Ismail Concert Hall di Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jaksel di mana Canis Choir tampil dua kali. Pagi hari bersama kelompok misdinar dan sore hari dengan kelompok lain.

Sukses itu membawa Jay Wiyanto, alumnus Seminari Mertoyudan tahun 1981, menulis catatan refleksinya untuk Sesawi.Net berikut ini.

Demi Promosi Panggilan, Canis Choir Seminari Mertoyudan Pentas Bernyanyi 8-11 Juni 2018 (1)

————

Catatan Post Concert #1: Menciptakan Kancah Refleksi

Kata tidak pernah tumbuh dari ruang hampa. Kata adalah kode-kode atas realitas. Maka ketika refleksi menggunakan kata-kata sebagai medianya, hendaklah ia bertolak dari realitas, bukan mengembang dari bayang-bayang yang kabur.

Dan senyata-nyatanya realitas adalah kancah berbagai bentuk relasi antar manusia dalam berbagai level. Kata-kata yang tidak menyampaikan realitas adalah gelembung buih-buih yang segera akan meletup di udara tanpa menyisakan bekas. Bukankah wacana memang harus tunduk kepada realitas?

Kehidupan asrama menciptakan pola relasi yang khas.

Pertama karena sepanjang hari bertemu dengan usia sebaya, guru, staf asrama dan pamong saja. Sementara di dunia luar bentuk komunikasi bisa sedemikian kompleks karena lawan bicara yang berbeda usia, level sosial, atau konteks komunikasi yang menuntut kepekaan dan penggunaan register bahasa yang berbeda.

Kancah seperti ini tidak ditemukan di asrama.

Padahal dalam penugasan sebagai pastor sangat dituntut kepekaan berkomunikasi dan bersikap dengan berbagai level dan konteks. Tanpa pengasahan kepekaan dalam relasi sosial, seorang pastor tidak akan bisa menjalankan tugas pastoralnya dengan maksimal, sebaliknya malah menjadi pribadi yang belum selesai, yang menuntut untuk dipahami dan gagal memahami umatnya.

Pelatihan Canis Choir dengan menyiapkan konser dan melibatkan berbagai kelompok yang berbeda iman maupun usia, diharapkan mampu menciptakan arena relasi yang kaya sebagai proses pembentukan kepribadian.

Kenyataan bahwa pelaksanaan konser juga didukung oleh banyak pihak juga menjadi ajang pembelajaran untuk belajar berterima kasih dan menyadari bahwa hanya dengan kolaborasi karya-karya besar akan tercipta.

Proses latihan yang panjang menantang pelatihan kedisiplinan, ketrampilan pengelolaan waktu dan belajar bertanggungjawab untuk hal yang nyata, bukan hanya dalam simulasi sidang akademi.

Kancah interaksi dengan menyiapkan projek yang nyata diharapkan akan banyak memunculkan temuan-temuan sebagai titik pijak refleksi hidup, mutiara-mutiara yang harus dikumpulkan satu per satu.

Belajar dengan menggunakan pedang baja dan dengan pedang kayu menciptakan kesadaran berbeda. Dan tantangan hidup tidak selalu cukup diselesaikan dengan pedang kayu.

Karena sewa kamar hotel, sewa bus, dan ongkos menjahit kostum harus dibayar dengan uang asli, tidak bisa diselesaikan dengan adu argumen dan hebat-hebatan berwacana. Life is real, Bro!

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here