Doa Bersama untuk NKRI dan Merajut Persaudaraan Sejati

0
1,168 views

 

SEMARANG (Jumat, 21/8/2015). Menandai HUT ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia, Paroki St. Fransiskus Xaverius Kebon Dalem Semarang – selain menyelenggarakan Misa Suci Kebangsaan pada tanggal 17 Agustus yang lalu – menyelenggarakan pula Doa Bersama untuk NKRI dan Dialog Merajut Persaudaraan Sejati Lintas Iman. Peristiwa itu dilaksanakan di Pastoran, dan dihadiri ratusan umat dan warga masyarakat sekitar Gereja Kebon Dalem.

Kegiatan ini yang diprogramkan dan dilaksanakan oleh Timja Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Paroki di bawah naungan Bidang Diakonia (bersinergi dengan Koinonia dan Korwil) yang diketuai Komala Dewi itu diselenggarakan juga dalam rangka tindak lanjut Kongres Persaudaraan Sejati Lintas Iman di Muntilan pada Oktober 2014. Pola itu tampak dengan komitmen, masing-masing dari dua puluh lingkungan menghadirkan lima sahabat lintasiman untuk hadir menjadi peserta acara tersebut.

Bertindak sebagai narasumber adalah Syarif Hidayatullah, PNS Kemenag dan pengurus FKUB Kota Semarang. Dalam paparannya, Syarif menegaskan pentingnya merajut persaudaraan sejati di tengah kehidupan yang sering ditandai kekerasan. Kita bersyukur hidup di negeri yang ditandai keberagaman dan boleh mengembangkan sikap saling menghargai perbedaan. Itulah pula yang ditegaskan oleh Fachri yang juga Ketua LPMK Semarang Utara, warga Kulitan, tetangga yang bersahabat Pastoran dan Gereja Kebon Dalem.

Dalam sambutan pengantarnya, Romo Aloys Budi Purnomo Pr sebagai Pastor Paroki dan Ketua Komisi HAK Keuskupan Agung Semarang, menayangkan cuplikan-cuplikan video Kongres Persaudaraan Sejati Lintasiman di Muntilan tahun lalu yang menampilkan Buya Syafi’i Maarif, Bante Pannyavaro, KH. Abu Hapsin – Ketua PWNU Jawa Tengah – dan Ibu Shinta Nuriyah Wahid. Begitu asyiknya para peserta kegiatan itu, hingga meski hanya menonton cuplikan video, namun mereka juga ikut bertepuk tangan dan bergembira atas apa yang mereka saksikan itu.

20150821_194501

Kegiatan ini lalu ditutup dengan doa bersama yang dilangitkan oleh Kamidi – Modin Jagalan, Bante Nyanakaruna (Buddha Teravada), Vera (Konghucu), Pendeta Gatot (Protestan) dan Romo Budi sendiri (Katolik). Acara yang juga dimeriahkan dengan tarian Nusantara Cinta Indonesia oleh empat penari (Rere, Lala, Vania dan Hanna) itu diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan ditutup dengan menyanyikan lagu Indonesia Merdeka.

Suasana akrab dan penuh persaudaraan terbangun tak hanya melalui dialog tetapi juga kehadiran para peserta. Hendri yang bertindak sebagai pembawa acara menutup rangkaian petistiwa itu dengan kalimat: Silahkan mewartakan momen ini agar semakin banyak orang mau merajut persaudaraan sejati lintas Iman.

20150821_194702

»̶•̵̭̌•̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊•̵̭̌•̵̭̌«̶
Sent from my heart of abudhenkpr
“abdi Dalem palawija”
Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan
Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here