Eksegese Hidup Orang Pedalaman Luk 5:27-32: Kritik Asbun

0
205 views
Mengritik by Faith Network

DULU, publik mengecam GT. Ia adalah mantan PNS Direktorat Jenderal  Pajak  golongan 3A yang menjadi oknum penggelap pembayaran pajak.

Ia menilep uang pajak puluhan miliaran rupiah milik rakyat untuk kekayaan pribadi.

Apakah Gayus bekerja seorang diri? Atau jangan-jangan dia hanya menjadi bagian dari mafia pajak di negeri ini dan di situ ia cuma menjadi bagian dari sebuah sistem yang sudah terbentuk lama dan  terstruktur rapi?

Ini yang kita tidak tahu.

Dari perilaku ini, sudah cukup bagi kita untuk melukiskan seperti apa opini publik soal menilep uang pajak?

Dan dalam Injil hari ini, seorang Lewi ditampilkan pada publik dan model pekerjaannya sama seperti yang dikerjakan oknum mantan karyawan Direktorat Jenderal Pajak tersebut yakni mengumpulkan pajak rakyat.

Perilaku menilep atau korupsi uang pajak yang dilakukan oleh Lewi ini, rupanya telah melucuti dan menggoyangkan moralitas keagamaan yang dianut oleh orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.

Mereka menilai bahwa perilaku korup yang dilakukan oleh Lewi tidak hanya menciderai kebenaran dan keadilan publik, tetapi perilaku korup adalah musuh utama dan tirani terhadap bonum commune.

Namun, sayangnya pembelaan mereka terhadap moralitas keagamaan, hanya menyentuh pada bagian respon berupa kritik yang menyerupai kebencian.

Mereka tidak bisa menawarkan apa solusi mereka sebagai upaya untuk mengobati perilaku korup.

Mereka hanya menebarkan kebencian terhadap perilaku korupnya Lewi. Kritik mereka ini bisa diibaratkan seorang dokter yang bekerja sampai ke titik diagnosa terhadap suatu penyakit dan selanjutnya dia tidak mampu memberikan resep apa pun untuk mengobati penyakit tersebut.

Adalah Tuhan Yesus yang menjadi bagian dari publik menyapa Lewi yang korup itu dengan pendekatan kemanusiaan. Dia tidak tergesa-gesa mengumbar kritik, apa lagi menyemburkan kebencian dan penghakiman.

Dia lewat di sana dan menyapa Lewi “Mari Ikutlah Aku”. Di sana pula Yesus tidak memperlakukan Lewi sebagai musuh yang harus disikapi sinis dan dimusuhi.

Kemanusiaan Lewi dirangkul dan Dia mengarahkannya ke tempat yang bersifat pribadi yakni di dalam rumah.

Dia tidak mau membeberkan kelemahan Lewi di depan umum. Mengapa?

  • Karena ruang publik adalah media online yang sering dipakai orang untuk mengumbarkan gosip.
  • Karena ruang publik kerapkali dipakai orang sebagai tempat “pembunuhan” karakter manusia.
  • Karena ruang publik seringkali digunakan orang sebagai “Tuhan” untuk menghukum orang berdosa secara bersama².

Di sinilah kemampuan Yesus dalam membaca gelagat ruang publik. Dia mengubah cara dalam upaya untuk membetulkan perilaku Lewi yang korup secara pribadi.

Dan efeknya sangat terasa yaitu: Lewi meninggalkan pekerjaannya di kantor pajak lalu hidup sejalan dengan Yesus. Sebetulnya, pendekatan model Yesus ini, sudah banyak dipahami oleh banyak orang, tetapi fakta di lapangan  masih banyak pelaku yang berminat menggunakan pendekatan model-model Farisian.

Renungan: Dalam menghadapi “musuh” selama ini, pendekatan seperti apa yang sering saya gunakan?

Apau Kayan, 9-3-2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here