Eksegese Hidup Orang Pedalaman: Menspiritualitaskan Puasa, Luk 5: 33-39

0
303 views
Ilustrasi: Puasa.

APA itu puasa? Umumnya dunia kesehatan mengatakan puasa adalah menahan diri dari makanan dan minuman dengan batas waktu tertentu.

Tujuannya untuk mengontrol kesehatan tubuh manusia secara keseluruhan. Selain itu, di tingkat rohani, puasa tidak hanya berkutat pada soal menahan diri dari makan dan minum, tetapi menahan diri dari setiap gejolak keinginan manusiawi yang bisa membatalkan puasa.

Dari pengertian itu, kita mendengar istilah puasa hati, pikiran, bicara yang negatif. Pada level rohani tujuannya supaya lebih menyatu dengan hidup rohani. Hampir di setiap agama menganjurkan semua pemeluknya untuk berpuasa.

Cuma yang menjadi pertanyaan adalah apakah tujuan dari setiap puasa yang dijalankan oleh setiap pemeluk agama itu, tujuannya semata-mata terarah pada hidup rohani atau menggunakan kepentingan rohani dengan motivasi yang lain?

Ini yang perlu kita kritisi.

Mengapa? Karena ada begitu banyak orang yang menyebut dirinya sebagai orang beragama mempolitisir puasa demi kepentingan duniawi. Puasa yang mereka jalankan semata-mata sebagai tameng untuk mengelabuhi tujuan dari puasa yang sesungguhnya.

Yang terlihat di bagian luar alim dan saleh, penuh dengan simbol agamis, tetapi dalam hati, jiwa dan pikirannya penuh dengan obsesi, kebencian, iri hati, sombong, dan serakah.

Di publik mereka berteriak bersamaan dengan nama Allah, sambil mulut berteriak mengkafirkan orang lain dan tangan pun mengepal sebagai simbol kekerasan. Dan anehnya, mereka dengan bangga menyebut diri sebagai orang beragama. Itukah yang dimaksud dengan puasa?

Entahlah…

Renungan Injil hari ini, Tuhan Yesus merespon kritikkan ulama Farisi soal murid-murid-Nya yang tidak berpuasa. Dengan santai Yesus menjawab, murid-muridnya tidak perlu puasa selagi mereka masih ada bersama dengan Aku.

Sebab ada waktunya mereka berpuasa yaitu, saat Aku diambil dari tengah-tengah mereka oleh karena kebencianmu. Ketika kamu merampok Kebenaran Allah, saat itulah mereka berpuasa.

Dengan argumentasi itu, sebetulnya Yesus mau mengungkapkan bahwa puasa yang mereka gembar-gemborkan ke publik adalah “puasa-puasaan”.

Itu semua untuk mengelabuhi publik. Sejatinya, mereka tidak lebih dari gerombolan munafik yang menggunakan fasilitas agama untuk kepentingan duniawi.

Apabila diseret kesini, apakah fakta seperti ini, sungguh terjadi dalam hidup kita hari-hari ini? Entahlah….hanya kita yang bisa menilai soal itu. Apakah Aku menjadi bagian yang dimaksud?

“Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.” (Yes 58:4)

Renungan: Apakah puasaku sudah mengarah pada tujuan hidup rohani yang sesungguhnya?

Tuhan memberkati.

Apau Kayan, 6.09.2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here