NAMANYA saja sudah “komando”. Maka, begitu diperintahkan berangkat untuk sebuah operasi militer, tak ada kata lagi untuk bilang “tidak”. Yang ada adalah “siap”.
Ini pula yang dialami sejumlah pasukan komando Inggris dan seorang mayor marinir AS, ketika dinas intelijen Inggris dan Amerika memutuskan harus menyelamatkan seorang ilmuwan Polandia. Tentu saja Fabian –nama sandi ilmuwan Polandia ini—bukan sembarang ilmuwan.
Ia adalah ahli nuklir. Karena itu, nyawanya diincar oleh tiga kekuatan: Nazi, Sekutu, dan Rusia. Siapa yang cepat dapat, maka Fabian layak menjadi miliknya.
Karena keluarga Fabian kini ada dalam pengawasan Nazi Jerman, maka tugas penting itu datang menyapa pasukan komando Inggris-AS plus Rusia.
Mereka berburu mendapatkan lokasi Fabian dan kemudian berusaha membawanya ke lokasi yang lebih aman.
Film Enemy Line (2020) berkisah tentang perjuangan pasukan komando ini dalam konteks suasana Perang Dunia II.
Latar belakang hutan belantara di tengah hamparan musin dingin, Enemy Line sesungguhnya bukan hanya soal dar-der-dor saja, tapi juga soal “masa depan” umat manusia.
Terutama ketika nuklir ini berada di tangan yang salah.
