GOTAUS, 16 Tahun Tetap Setia Menjaga Jantung Keuskupan (1)

0
1,254 views
Ketua Komisi Seminari KWI Mgr. Ludovicus Simanullang OFMCap (tengah), Sekretaris Eksekutif KWI Romo Siprianus Hormat (kanan) dan Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan Yogyakarta Romo Josep Kristanto Suratman bersama jajaran pengurus GOTAUS. (Ist)

SEMINARI adalah jantung keuskupan. Demikian menurut Dekrit Optatam Totius hasil Konsili Vatikan II yang dirilis pada 28 Oktober 1965.  Kepedulian kaum awam atas ‘jantung keuskupan’ itulah yang kemudian melahirkan Komunitas GOTAUS (Gerakan Orangtua Asuh untuk Seminari) 16 tahun silam.

Hal ini diungkapkan kembali oleh Ketua Komisi Seminari KWI Mgr. Ludovicus Simanullang OFMCap dalam pelantikan pengurus GOTAUS baru masa bhakti periode 2017-2020 di Aula KWI, Jl. Cut Meutia (17/7).

Misa syukur ini dipersembahkan dengan selebran utama Bapak Uskup Keuskupan Sibolga Mgr. Simanullang OFMCap selaku Ketua Komisi Seminari.

Dalam perayaan ekaristi sederhana ini, uskup kelahiran Sogar di Sumatera Utara tanggal 23 April 1955 ini didampingi Sekretaris Eksekutif Komisi Seminari Romo Siprianus Hormat Pr yang juga Sekretaris Eksekutif KWI. Ikut masuk dalam barisan di altar juga Romo Joseph Kristanto Suratman Pr yang kini menjabat Rektor Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan. namun sebentar lagi akan memangku jabatan baru sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Seminari KWI.

Dari paroki ke paroki

Dalam homilinya, Mgr. Ludovicus menyatakan penghargaannya terhadap para pengurus dan aktivis GOTAUS. Mereka ini adalah sebagian kecil dari jumlah besar umat katolik yang secara sukarela bersedia dan mau memperhatikan pendidikan calon imam, terutama di seminari-seminari menengah di Indonesia.

“Pelayanan dari paroki ke paroki ini membutuhkan ketekunan, kejujuran, disiplin, dan mau bekerja serta memberikan waktunya bagi GOTAUS,” ungkap uskup yang tahun 2017 ini baru saja merayakan 10 tahun peringatan tahbisan episkopalnya.

Mitra kerja Komisi Seminari KWI

GOTAUS sejak lama sudah resmi menjadi mitra kerja Komisi Seminari KWI.

Komunitas-komuntas lain yang juga punya perhatian besar terhadap pendidikan calon imam melalui kerjasamanya dengan  Komisi Seminari KWI adalah Kelompok Semangat, Yayasan Gembala Utama (PGU), dan Kelompok Peduli Seminari (KPS), Yayasan Sahabat Seminari (YASS) besutan PUKAT KAJ, dan Program DuPang (Dukung Panggilan).

Yang terakhir disebut ini adalah sebuah prakarsa baru hasil besutan sejumlah mantan Jesuit Indonesia. Melalui Program DuPang ini, para mantan Jesuit Indonesia  melalui Yayasan Sesawi (Sesama Sahabat Warga Ignatian) dan Sesawi.Net ingin membantu para orangtua seminaris (siswa di seminari menengah) yang kesulitan menyelesaikan kewajiban bayar kepada seminari (baca: uang sekolah dan uang asrama.)

Semua komunitas di atas itu, demikian Mgr. Ludovicus, diharapkan tetap meneruskan karya nyatanya untuk menguatkan pendidikan para calon imam.

“Tugas mulia yang telah dijalankan para pengurus lama dan sekarang ini akan diteruskan oleh pengurus baru ini patut kita banggakan. Mari bersama kita bekerja demi kemuliaan Tuhan dan Gereja,” ajak uskup yang memiliki motto Crux Spes Unica (Salib Harapan Satu-satunya) ini.

Sejarah GOTAUS
GOTAUS bermula dari Kelompok Semangat yang beranggotakan sekumpulan kecil para bankir katolik yang peduli terhadap kebutuhan perbaikan infrastruktur seminari di seluruh Indonesia. Kelompok Semangat ini hingga sekarang digawangi oleh Paul Soetopo Tjokronegoro, mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia.

Baca juga:

Munculnya Kelompok Semangat ini  hadir secara kebetulan, ketika ada surat permintaan bantuan dari Seminari Menengah Mertoyudan.

“Kala itu Romo Rektor Seminari Mertoyudan Romo Maryono SJ telah mengirim surat kepada beberapa pribadi dan menceritakan kesulitan seminari untuk melakukan projek renovasi atap beberapa gedung yang hampir ambruk,” kenang Paul Soetopo kepada Sesawi.Net dalam kilas balik GOTAUS.

Bermula dari program memberi bantuan pengadaan genteng untuk Seminari Menengah Petrus Kanisius Mertoyudan itulah Kelompok Semangat lalu meneruskan pelayanan ini untuk seminari-seminari menengah lainnya di seluruh Indonesia dan hal ini masih berjalan sampai sekarang.

Keprihatinan terhadap masalah-masalah yang dihadapi seminari-seminari menengah di seluruh Indonesia ini  bukan hanya  menyangkut masalah infrastruktur. Melainkan juga masalah krusial seperti menjaga kualitas tenaga pengajar, kualitas peralatan hidup asrama dan perlengkapan belajar para seminaris. Termasuk mengenai  kualitas menu makanan dan minuman yang setiap hari disantap para seminaris.

Hal-hal inilah yang akhirnya melahirkan gagasan pembentukan GOTAUS.

Gerakan kaum awam
Visi GOTAUS adalah menjadi gerakan kaum awam yang terorganisasi sebagai wujud partisipasi umat katolik secara keseluruhan lintas parokial dan keuskupan dalam mempersiapkan para imam yang andal dan konstektual.

Sedangkan misinya adalah menanamkan tanggung jawab umat berlandasakan kesadaran diri, suara hati, dan kehendak bebas dalam pengembangan pendidikan seminari.

GOTAUS sekarang telah menjadi mitra resmi  bagi 37 seminari menengah di seluruh Indonesia.

Susunan pengurus baru

Berikut ini kami sampaikan jajaran pengurus GOTAUS periode masa bhakti tahun 2017-2020.

  • Ketua Umum: A. Tjiptoutojo Windoe.
  • Wakil Ketua I: Yosephine E. Onie.
  • Wakil Ketua II : Arnold Darmanto.
  • Wakil Ketua III: Aryadi.
  • Sekretaris: Sjenny Handoyo.
  • Bendahara: Diany Noor Salim.
  • Sekretariat: Dyah Kurniawati.

Proficiat dan selamat bekerja kepada seluruh pengurus GOTAUS.

Ad maiorem Dei gloriam. (Bersambung: Darimana Asal Mula Komunitas Semangat)

PS: Materi dasar artikel ini disediakan oleh Romo Joseph Kristanto Suratman Pr, Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, Yogyakarta yang dalam waktu dekat akan menjabat Sekretaris Eksekutif Komisi Seminari KWI menggantikan pejabat lama Romo Siprianus Hormat Pr.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here