HUT ke-91 Uskup Emeritus Keuskupan Atambua: Mgr. Anton Pain Ratu SVD

0
1,222 views

MONSINYUR Anton Pain Ratu SVD, walaupun dalam kondisi yang sudah sangat tua, beliau masih aktif memimpin Perayaan Ekaristi setiap hari Minggu, baik di gereja pusat paroki maupun di gereja stasi.

Beliau memiliki ritme atau pola hidup yang luar biasa.

“Saya sudah hidup bersama beliau 12 tahun, sejak pensiun sebagai Uskup Keuskupan Atambua,” tutur Romo Vincent Pr.

Setiap hari, pagi setelah bangun tidur selalu olahraga ala yoga mulai dari olah napas sampai sit up, waktunya 15-30 menit.  Sesudah itu, minum air putih lima gelas,  lalu mandi,  doa Brevir,  misa pagi, dan sarapan.

Sarapan tepat waktu.

“Beliau bangun pagi biasanya pukul 04.30 WITA setiap hari, dan setelah usai dengan semua kegiatan di atas, lalu datang sarapan bersama komunitas pada pukul 06.30 WITA. Usai sarapan beliau kembali ke biliknya, sedangkan kami anggota Komunitas Pastoran SMK lainnya ke sekolah untuk mulai dengan pelajaran pada pukul 07.30 WITA,” tambahnya.

“Sementara beliau di kamarnya selalu membaca, dan menulis. Agenda harian selalu ia tulis dari hari ke hari. Setiap Perayaan Ekaristi hari Minggu atau pun Perayaan Ekaristi lainnya selalu ia tulis tangan. Dan beliau juga mengisi masa pensiun dengan terus menulis buku. Kurang lebih 4-5 buku yang sudah diterbitkan. Beliau sering berkisah bahwa dengan membaca terus, dan menulis setiap hari pikiran kita terus bekerja, dan kita tetap awet,” tegasnya.

Lima hal

Ada lima hal yang membuat beliau awet dan sehat sampai sekarang: olahraga setiap hari, doa dan misa, pola makan teratur, istirahat pada waktunya, selalu membaca dan menulis untuk membuat pikiran awet dan segar, dan disiplin waktu.

Masih mampu memimpin Perayaan Ekaristi mingguan di Paroki.

Meskipun sudah berumur hampir 91 tahun, beliau masih hidup dalam disiplin waktu. Semua kegiatannya selalu terjadi tepat pada waktunya. Kalau ada umat yang datang berkunjung sering menyangka Mgr. Anton istirahat, sebab pintu kamarnya selalu ditutup.

Tetapi beliau tidak bisa istirahat (tidur) di luar jam tidur. Makan siang biasanya paling lambat pukul 13.30 WITA. Istirahat siang pukul 14.30-16.30 WITA. Istirahat malam pukul 22.30 WITA.

Gigi utuh dan tak diet

Sampai sekarang, Mgr. Anton masih punya gigi utuh, belum satu pun giginya rusak. Beliau masih bisa makan jagung rebus, bahkan jagung goreng.

Dalam hal makan, beliau belum menjalani diet sampai hari ini. Salah satu faktor yang juga membuatnya bisa hidup panjang adalah merasa senang tinggal di komunitas.

Setelah pensiun sebagai Uskup Keuskupan Atambua, Mgr. Anton pindah dari Komunitas Keuskupan di Laliantolu ke Komunitas Pastoran SMK Bitauni. Itu terjadi sejak 7 Oktober 2007.

Komunitas pastoran ini berada di Kompleks SMK Katolik St. Plus X Insana atau sering disebut Pastoran SMK Bitauni. Ini karena SMK ini berdiri di Kelurahan Bitauni, bersebelahan jalan dengan Gua Maria Siti Bitauni.

SMK Bitauni merupakan peralihan dari SPG.

Merayakan HUT ke-91 secara sederhana.

Waktu itu, Mgr. Anton menghendaki agar SPG Santo Pius X Kefamenanu dialihfungsi menjadi SMTP (Sekolah Menengah Teknik Pertanian).

SMK ini berbasis pertanian dan peternakan. Setelah pensiun, beliau memilih tinggal di kompleks SMK ini, karena ia ingin memotivasi generasi muda agar mencintai dunia pertanian dan peternakan.

Belliau juga memberi kesibukan dirinya dengan menulis beberapa buku.

Beberapa judul buku, yang telah beliau tulis sampai saat ini adalah Menuju Gereja Umat, Pastoral 3 BER, Spiritualitas Mgr. Anton untuk Tarekat Puteri Manatha, Dialog Rumah Adat, Rumah Adat dan Apa Itu Derma?, Mutiara Pastoral Gereja Umat, Gerak Langkah Sang Gembala.

Sumber: Romo Vincent Manek Mau Pr, Pemimpin Komunitas dan Kepala Sekolah SMK Santo Pius X Insana.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here