Jelang Imlek, Cokelat “Makanan dari Tuhan” Laris Manis

0
1,649 views

Perayaan tahun baru Imlek yang selama ini lekat dengan kue keranjang, sekarang ini sebagian masyarakat juga banyak yang meminati cokelat sebagai penganan yang dikirim ke saudara.

Salah satu pengusaha cokelat, Leni Arjani di Semarang, Jumat, mengatakan saat ini sudah banyak pesanan yang ia terima termasuk pesanan dari luar negeri.

“Ada pesanan dari Singapura sebanyak lima paket dan minta dikirimkan ke anak
dan saudaranya yang ada di Medan,” kata Leni.

Selain itu ada juga mereka yang berada di Sumatera kemudian memesan cokelat untuk dikirimkan ke rekan kerjanya yang ada di Semarang dan di Purbalingga.

Bukan hanya mereka yang berada di luar Semarang, tetapi Leni juga mengaku banyak pelanggan yang meminta pesanan cokelat dengan berbagai bentuk seperti bentuk lampion, kipas, uang, dan bentuk ikan.

“Ada dari mereka yang mengaku sekarang ini kue keranjang mahal, sehingga beralih ke cokelat untuk diberikan ke ’family’ pada tahun ini,” katanya.

Untuk pesanan cokelat yang dikirim ke luar daerah biasanya berupa cokelat kemasan karena risiko lelehnya tidak tinggi.

“Jika leleh, untuk cokelat kemasan akan kembali ke bentuk aslinya. Berbeda dengan cokelat yang sudah dibentuk menjadi kipas setelah leleh tidak akan kembali ke bentuk asal,” katanya.

Untuk mempercantik cokelat yang ia buat, Leni juga mengemasnya dengan cantik. Bungkus cokelat hingga kardus mayoritas berwarna merah dan kuning serta ada beberapa tulisan di antaranya, “Get your lucky angpao here, May good fortune abound and wealth increase in your New Yaear, Happy chinese New Year, serta Gong Xi Fa Cai”.

Mengenai harga, Leni mematok harga mulai dari Rp12.500 hingga Rp100 ribuan dan rata-rata pemesan banyak yang memilih harga di atas Rp100 ribuan.

Makanan dari Tuhan
Pohon cokelat disebut “makanan dari Tuhan”. Dongeng di berbagai budaya menyebutkan konsumsi cokelat berkaitan dengan kesehatan, kekuatan, dan peningkat gairah.

Pohon cokelat, yang buahnya mengandung biji yang bisa diproses menjadi cokelat, ditemukan sekitar 2.000 tahun lalu di hutan hujan tropis Amerika. Bangsa yang pertama kali tercacat mengonsumsi cokelat adalah bangsa Maya (250-900 SM). Mereka mencampur biji kokoa dengan bumbu tertentu untuk mengimbangi rasa pahit dan pedas sebelum menjadikannya minuman.

Bagi bangsa Maya, buah cokelat merupakan simbol kehidupan dan kesuburan. Buah ini juga sering dihadirkan dalam ritual religius, termasuk upacara pernikahan. Di Meksiko, bangsa Aztec percaya orang yang mengonsumsi buah cokelat akan dilimpahi kebijaksanaan dan kekuatan.

Pada tahun 1519, orang Eropa baru mengenal cokelat ketika buah ini dibawa pelaut Spanyol yang membawa tanaman ini. Dari minuman kesukaan raja, cokelat kemudian menyebar ke seluruh Eropa dan selama berabad-abad hanya dikenal sebagai minuman bangsawan.

Reputasi cokelat sebagai afrosidiak atau makanan peningkat gairah berawal dari kalangan bangsawan Perancis. Casanova, penakluk wanita ternama, dikenal punya kebiasaan minum cokelat sebelum petualangan erotisnya dengan banyak wanita.

Meski lebih dikenal sebagai afrosidiak, ternyata kandungan phenylethylamine dalam cokelat hanya sedikit. Phenylethylamine (PEA) atau disebut juga “obat cinta” berhubungan dengan pengaturan energi fisik, mood dan atensi. Tubuh akan mengeluarkan PEA ketika terjadi eforia emosional sehingga tekanan darah dan detak jantung meningkat. Namun para ilmuwan tidak menemukan bukti bahwa PEA dalam makanan bisa meningkatkan PEA dalam otak.

Cokelat juga dipercaya dapat memengaruhi psikologis seseorang dengan membangkitkan perasaan senang dan positif. Hal ini disinyalir oleh seorang peneliti dari Universitas Cambridge bahwa aroma cokelat yang khas dengan tekstur dan rasanya yang “menghanyutkan” memberikan sensasi tersendiri.

Kandungan PEA yang dimiliki cokelat juga menjadi salah satu kemungkinan penyebab pembangkit perasaan ini. Hal ini disebabkan karena kandungan tersebut merupakan suatu substansi mirip amphetanine yang meningkatkan serapan triptofan ke otak dan akhirnya menghasilkan dopamine. Dampak dopamine inilah yang memunculkan perasaan senang dan perbaikan suasana hati.

Yang pasti, penelitian belakangan ini menemukan bahwa cokelat hitam murni mengandung flavonoid yang kaya, serupa seperti yang ditemukan dalam teh, red wine, buah dan sayuran. Riset juga menemukan seporsi kecil cokelat hitam akan meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi risiko diabetes.

Tapi berhati-hatilah, permen cokelat dan cokelat kemasan yang dijual biasanya mengandung lemak jenuh dan gula yang tinggi. Untuk mendapatkan efek menyehatkan, cokelat hitam murni yang dianjurkan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here