Jubah untuk Para Frater Keuskupan Surabaya dan Belajar ke Spanyol

0
2,223 views
Para Frater TOR-1 dan TOR-2 usai prosesi penerimaan jubah. (Laurensiisus Suryono)

USKUP Keuskupan Surabaya  Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono mengajak semua yang hadir untuk menghindar jauh-jauh dari tujuh pokok dosa, terlebih dosa sombong. Itu karena, dengan kesombongan manusia akan merasa bahwa dirinya tidak memerlukan Allah.

Sebaliknya, beliau mengajak semua yang hadir pada Misa Sabtu sore di Rumah Pembinaan TOR Keuskupan Surabaya untuk menyadari sebagai ciptaan yang harus menjadi abdi dan mau menjadi hamba serta terbuka pada kehadiran Allah.

Harapan itu terlebih ditujukan kepada 22 frater yang akan menerima jubah pada sore hari ini Sabtu 9 Juni 2018 di Aula Rumah Pembinaan Sasana Krida Jatijejer.

Lebih lanjut Mgr. Sutikno menambahkan bahwa pada sore hari itu bukan acara kelulusan, bukan acara wisuda. Kita hadir untuk mendukung para frater mengalami sendiri kebaikan Allah, dan para frater hendaknya rela merendahkan hati untuk masuk dalam pembinaan.

Pada bagian lain,  Mgr. menyampaikan bahwa para frater siap untuk melaksanakan kehendak Tuhan dan siap untuk dibina. Siap menghayati hidup imamat dalam pelayanan dan pengabdian.

Misa penerimaan jubah bersama Uskup Keuskupan Surabaya Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono Pr.

Belajar ke Spanyol

Dua puluh dua frater itu terdiri delapan frater Tahun Orientasi Rohani (TOR) tahun kedua, dan 14 frater dari TOR tahun pertama.

Selanjutnya dua orang frater TOR tahun kedua akan ditugaskan belajar ke Pamplona Spanyol dan 6 lainnya belajar pada Seminari Tinggi Providentia Dei Surabaya. Sedangkan mereka dari TOR tahun pertama tetap melanjutkan pembinaan di Rumah Pembinaan Sasana Krina Jatijejer.

Demikian disampaikan oleh Romo Jatmiko Pr,  pastor pembina yang mengumumkan dari mimbar sebelum Misa berakhir.

Para frater TOR tahun pertama yang akan menerima jubah dari Uskup Surabaya ini kebanyakan berasal dari paroki-paroki dari Keuskupan Surabaya  seperti  Tuban (1 orang), Surabaya (1), Madiun (1), Rembang (1), Ngawi (3), Sidoarjo (2), Tulungagung (1), Bojonegoro (1), Ponorogo (1) dan Kediri (1). Serta satu lagi dari Jakarta.

Sedangkan frater TOR tahun kedua  8 orang berasal berasal dari Paroki Madiun (1 orang), Pare (1), Ngawi (1), Tulungagung (1), Surabaya (3) dan satu dari Kalimantan Barat.

Yang unik, semula 22 frater semua berpakaian kemeja putih dan bercelana panjang warna gelap serta duduk pada deretan depan pada saatnya satu per satu mereka menerima jubah yang sudah diberkati sebelumnya oleh Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono PR. Jubah itu putih baru dan bersih terlipat dengan rapi langsung dari Bapak Uskup Keuskupan Surabaya.

Kemudian mereka menuju ke ruang belakang dan mengenakan sendiri jubah itu tanpa bantuan orangtua masing-masing dan terselip pada dada kiri mereka korsase. Sejenak kemudian dengan langkah mantap beriring dan mata tertuju ke depan altar delapan frater TOR tahun kedua keluar menuju depan altar sambil bernyanyi  dan dalam jarak beberapa meter di belakangnya menyusul 14 frater TOR tahun pertama juga dengan bernyanyi. Terlihat tatapan para hadirin termasuk para orangtua mereka yang melihat dengan berkaca-kaca penuh haru.

Prosesi pemberian jubah kepada para frater diosesan Keuskupan Surabaya. (Laurensius Suryono)

 

Ya berkaca-kaca karena mereka orangtua dengan bahagia dan penuh keterbukaan hati berkenan mempersembahkan putera-puteranya yang kelak bekerja di ladang penggembalaan Keuskupan Surabaya. Kebahagiaan itu terwujud salah satu diantaranya dari kehadiran para orangtua yang telah datang dari jauh ke Jatijejer sejak pagi.

Dalam sambutannya,  Romo Dwijoko Pr selaku Direktur Pembinaan juga mengharapkan agar para orangtua tetap menemani para frater dengan doa, dan tidak perlu khawatir dengan gizi para frater, rumah pembinanan akan berusaha mencukupi gizi mereka.

Sesudah misa selesai para frater dipersilakan menuju dan mencari orangtua masing-masing untuk kemudian memberikan setangkai bunga mawar kepada ibu masing-masing sambal memeluknya dengan penuh hormat dan gembira.

Frater Elang dari Paroki Ponorogo ketika ditanya kesannya pada tahap orientasi ini menyampaikan bahwa ia krasan dan tetap akan melanjutkan studi pembinaannya dengan tekun. Sedangkan Frater Mikha dari Tuban ketika ditanya cita-citanya, ia menjawab dengan singkat “ingin menjadi pastor yang baik”

Misa penjubahan ini juga dihadiri oleh para Romo Kuria Keuskupan Surabaya, Romo Pembimbing Seminari TOR, para pengajar Seminari TOR, beberapa Suster Alma, Suster Ursulin dari rumah Komunitas Pacet, Suster Darmaningsih, para orangtua para frater yang akan menerima jubah dan umat katolik yang tinggal di Stasi Trawas, Pacet, Mojosari dan Jatijejer.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here