Juru Racik Anggur

0
224 views
Kehabisan Anggur

MEMBAYANGKAN ikut hadir di perjamuan nikah di Kana (Yoh 2:1-11), aku berjumpa dengan Avram, si juru racik anggur atau dikenal sebagai pemimpin pesta.

Wajahnya yang riang, tiba-tiba murung. Yang ceria berubah menjadi mendung. Yang tertawa dan tersenyum lucu, tiba-tiba, berganti mecucu.

“Mengapa, sobat?” tanyaku.

“Anggurnya hampir habis. Semua persediaan, termasuk yang terburuk, pun, sudah hampir tandas. Malu kita. Mau ditaruh di mana muka kita? Keponakanku yang empunya pesta pasti jadi buah bibir sepanjang keturunan,” jawabnya.

Tiba-tiba menyeruak saudara jauh, Maria. “Ada apa? Kamu cemas sekali,” kata janda dari Nazaret.

Segera Avram bercerita tentang apa yang dirasakan.

“Nanti, lakukan saja apa yang diminta Anakku,” jawab Maria.

Semua yang diminta Anak Muda dari Nazaret mereka lakukan. Cuma Avram bertanya dalam hati, “Untuk apa Dia meminta mengisi tempayan bekas anggur dengan air? Mungkin, kalau sudah terlalu mabok, lidah tak membedakan mana air mana anggur. Tapi, ini aneh.”

Setelah semua selesai, Ia bilang, “Haurite nunc, et ferte architriclinio.” Sekarang cedoklah dan bawalah pada pemimpin pesta  (Yoh 2:8).

Segera wajah Avram berubah. “Belum pernah aku merasakan anggur seenak ini! Ayo, kita pesta! Trims, Anak Muda.”

Begitulah, Avram membagi anggur suka cita. Mari berbagi suka cita, karena kemurahan hatiNya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here