“Kecantikan” dari Dalam

0
1,807 views

LISA umur 2 tahun bersama ibunya sedang berjalan menuju rumah mereka.  Tidak lama kemudian, dua ibu yang sudah tua dengan seksama memperhatikan Lisa.

Sambil melemparkan senyum mereka menyapa kepada Lisa, “Apakah kamu tahu bahwa kamu sangat cantik.”

Dengan suara agak dipaksakan dan terkesan sedikit sombong Lisa menjawab, “Ya saya tahu bahwa saya cantik.”

Ibunya yang mendengar jawaban ini merasa malu. Ia meminta maaf kepada kedua wanita tersebut.

Sesampai di rumah dengan penuh bijaksana si ibu mengatakan kepada Lisa, “Kedua wanita tadi mengatakan bahwa kamu cantik, itu maksudnya bahwa kamu cantik dari luar. Tetapi yang paling utama ialah kecantikan dari dalam. Itu makanya Allah menciptakan kita.”

Lisa yang polos menyeritkan dahinya pertanda bingung.

“Apakah kamu mengerti apa itu kecantikan dari dalam?” tanya sang ibu.

Ibunya melanjutkan bahwa kecantikan dari dalam maksudnya, lemah lembut, peka dan peduli, mengasihi orang lain terutama yang miskin, papa dan menderita. Kecantikan dari dalam juga berarti mentaati orang tua, melaksanakan pekerjaan rumah dan sekolah dengan baik. Kecantikan dari dalam juga maksudnya kamu murah hati kepada teman-temanmu, mampu membawa kegembiraan bagi mereka. Kecantikan dari dalam berarti tidak sombong, tidak egois dan tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

“Kalau kamu melakukan ini berarti kencantikanmu sungguh lengkap. Apakah kamu sudah mengerti?”

Sambil memeluk ibunya, Lisa berkata, “Saya mengerti,  mom dan saya akan berjanji melakukannya,” jawabnya polos.

Beberapa tahun kemudian mereka pindah ke kota lain yang lebih kecil. Lisa mempunyai teman akrab, namanya Jeanna yang telah kehilangan ibu tercintanya beberapa tahun. Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang baik, pengertian, hangat dan mengasihi Jeanna. Lisa sering mengunjungi Jeanna dan sebaliknya juga Jeanna juga sering datang ke rumahnya.

Pada suatu hari, Jeanna meminta kesediaan Lisa melihat makam ibunya. Lisa dengan senang hati menyanggupi. Mereka berangkat ketika ibu tirinya pergi bekerja. Saat mereka sampai di makam, suasana hening menyelimuti mereka berdua. Jeanna masih sangat merasa kehilangan ibunya. Tak terasa air matanya mengalir.

Dengan suara “berat” Jeanna mengatakan, “Saya sangat mencintai ibuku dan saya juga mengasihi ibu tiriku.”

Sambil memegang tangan Jeanna sahabatnya, Lisa memberi “nasehat,” “Itulah kasih dan kasih itu sangat luar biasa. Jangan biarkan kasih itu berhenti dalam diri kita tetapi kita harus membagikannya kepada orang lain. Ibumu pasti senang dan bangga karena engkau tetap mendapatkan cinta dan kasih itu dari ibu tirimu.”

Jeanna sangat senang dengan “nasehat” Lisa, sahabat karibnya. Ia memeluk Lisa dan bergumam, “Lisa saya bangga mempunyai sahabat seperti dirimu”.

Setelah kembali ke rumah, Lisa berteriak kepada ibunya, “Mommy, saya juga cantik dari dalam kok!”

Sambil memeluk Lisa, ibunya mengatakan, “Lisa, saya bangga mempunyai puteri seperti dirimu.

****

Saudara-saudari terkasih dan teman-teman sekalian? Apakah kamu cantik dari luar (fisik)? Saya berani mengatakan ya? Tetapi apakah kamu sudah cantik dari dalam (spiritual)? Barangkali kita sendiri yang tahu bagaimana diri kita. Kecantikan dalam konteks ini bukan hanya untuk kaum wanita tetapi juga kaum pria. Kecantikan di sini bukan terutama soal fisik tetapi lebih pada sikap.

Saya tidak akan mengulangi apa muatan kecantikan dari dalam, sebagaimana ibu Lisa telah paparkan di atas. Saya lebih tergerak mengajak kita memupuk dan memelihara kecantikan dari dalam. Kalau kecantikan dari luar kita poles dengan berbagai macam assessori (penampilan) maka kecantikan dari dalam kita tata dengan ketulusan. Semoga.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here