Kilas Balik Sejarah: 20 Th STT Pastor Bonus dan Seminari Tinggi Interdiosesan Regio Kalimantan (2)

0
1,209 views
Ki-ka: Vikjen Keuskupan Ketapang Romo Laurensius Sutadi, Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap, Mgr. Agustinus Agus, Mgr. AM Sutrisnaatmaka MSF, Mgr. Yustinus Harjasusanto MSF, dan Sekretaris Eksekutif Komisi Seminari KWI Romo Joseph Kristanto Suratman. (Sr.Maria Seba SFIC)

DEKRIT pembinaan calon imam (Optatam Totius Art.5, 28 Oktober 1965) yang dicetuskan oleh paus  bersama para uskup sedunia menegaskan  sebagai berikut: “Seminari adalah jantung Keuskupan”.

Pernyataan itu menegaskan, pendidikan para calon imam sangat penting. “Tanpa imam atau hirarki, Gereja akan kehilangan unsur pemersatu, penggembala, pengajar dan pengudusnya,” begitu rumusan Dekrit tersebut.

Sekolah Tinggi Teologi (STT) Pastor Bonus dan Seminari Tinggi Interdiosesan Antonio Ventimiglia Regio Kalimantan  ini berlokasi di Siantan, Pontianak.

Pembinaan calon imam

Keduanya melayani kebutuhan ‘produksi’ calon imam untuk 8 keuskupan yang ada di Bumi Borneo.

  • Ada empat keuskupan di wilayah Provinsi Kalbar (Keuskupan Agung Pontianak, Keuskupan Ketapang, Keuskupan Sanggau, dan Keuskupan Sintang).
  • Satu di Provinsi Kalteng: Keuskupan Palangka Raya.
  • Satu di Provinsi Kaltim: Keuskupan Agung Samarinda.
  • Satu di Provinsi Kalsel: Keuskupan Banjarmasin.
  • Satu di Provinsi Kaltara: Keuskupan Tanjung Selor.

Sekedar tambah pengetahuan umum, sebelum menjadi mandiri seperti sekarang ini, Keuskupan Palangka Raya dulunya masuk wilayah reksa pastoral Keuskupan Banjarmasin. Demikian pula, Keuskupan Agung Samarinda juga merupakan wilayah gerejani Keuskupan Banjarmasin.

Keuskupan Tanjung Selor di Kaltara dulunya masuk wilayah reksa pastoral Keuskupan Agung Samarinda.

Kisah sejarah

Pada tanggal 18 Oktober 2018, kedua lembaga pendidikan calon imam ini  genap berusia 20 tahun.

Keduanya  eksis  dalam kiprahnya  membina para calon imam yang diharapkan bisa menjadi pribadi andal dan kontekstual sebagai “urat nadi” Gereja Katolik.

Berikut kami sajikan kilas balik  sejarah berdirinya STT Pastor Bonus dan Seminari Tinggi Interdiosesan Antonio Ventimiglia.

Pada pertengahan tahun 1990-an, satu-satunya Provinsi Gerejawi di Indonesia  yang tidak memiliki Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) adalah Provinsi Gerejawi Pontianak . Waktu itu, Provinsi Gerejawi Pontianak meliputi seluruh keuskupan di Kalimantan.

Sekedar info tambahan, sekarang ini Kalimantan terbagi menjadi dua Provinsi Gerejawi.

Padahal, jumlah umat Katolik di Bumi Borneo ini  semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, Duta Besar Vatikan untuk RI saat itu, yakni Mgr. Pietro Sambi (kini sudah almarhum), sangat mendorong para uskup se-Kalimantan mendirikan Seminari Tinggi.

Dalam kesempatan jamuan makan dengan para uskup se-Regio Kalimantan dan di sela-sela Sidang KWI pertengahan November 1996 di Wisma Samadi Klender, Nuntius Mgr. Pietro Sambi  kembali menanyakan rencana konkret pendirian Seminari Tinggi itu.

Sekolah Tinggi Teologi (STT) yang akan dibangun itu, kata beliau saat itu, berguna  untuk menampung para mahasiswa calon imam yang telah menyelesaikan jenjang S1 Filsafat dan Teologi di Jawa dan Sumatera.

Tindak lanjut dari rencana yang telah disepakati tersebut kemudian disampaikan kembali dalam rapat para uskup se-Regio Kalimantan pada tanggal 25 Januari 1997 di Palangka Raya, Ibukota Provinsi Kalimantang Tengah.  Maka segera dibentuklah panitia persiapan pendirian STT yang diketuai oleh Uskup Sanggau Mgr. Giulio Mencuccini CP.

Di Pontianak lalu disusun panitia persiapan lengkap dan anggota itu terdiri:

  • Mgr. Giulio Mencuccini CP (ketua).
  • Pastor William Chang OFMCap (sekretaris).
  • Pastor Willy Wagemakers (bendahara).
  • Pastor Bartolomeus (anggota).
  • Pastor Priyo Utomo (anggota).
  • Pastor Linus Alinus (anggota).
  • Pastor Petrus Rostandy (alm.) juga sebagai anggota.

Pada 17 Februari 1997, panitia mengadakan pertemuan di Sanggau.

Pada 23 April 1997 diselenggarakan pertemuan para uskup se-Kalimantan dan para pemimpin tarekat yang berkarya di Kalimantan.

Pendirian dan program pendidikan

Dalam pertemuan di Jakarta tersebut lalu diputuskan, perkuliahan akan dimulai pada tahun ajaran 1998/1999 dengan program pendidikan selama dua tahun bagi para mahasiswa yang telah menyelesaikan studi S1 dan telah menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP).

Bertempat di Paroki Maria Ratu Pencinta Damai (MRPD) Pontianak, pada 15 September 1998 dilangsungkan Misa Pembukaan Tahun Kuliah yang dipimpin oleh Mgr. Hieronimus Bumbun OFMCap.

Para Uskup Kalimantan Hadiri Pesta 20 Th STT Pastor Bonus di Siantan, Pontianak (1)

Pada 4 Oktober 1998 dilangsungkan Misa Promulgatio Pendirian Seminari Tinggi Teologi Interdiosesan Regio Kalimantan Antonino Ventimiglia.

Pada tahun pertama hanya ada tiga frater di Antonino Ventimiglia. Mereka tinggal di sebuah rumah sewaan di Jalan Dr. Wahidin, Gang Sylva Jaya 3.

Kemudian pada tahun 1999/2000 disewa lagi sebuah rumah lain, karena jumlah calon imam bertambah menjadi 10 orang. Ketika itu yang menjabat  Rektor adalah Pastor JTC Wismapranata Pr, imam diosesan Keuskupan Agung Semarang.

Memasuki Tahun Ajaran Baru 2000/2001, tepatnya  bulan Agustus 2000, para calon imam mulai menempati gedung baru seminari di Jalan 28 Oktober No. 5 (dulunya bernama Jalan Kebangkitan Nasional No. 5), Siantan Hulu, Pontianak.

Sementara itu, juga  terjadi pergantian rektor dari Pastor JTC Wismapranata diganti oleh Pastor Stefanus Koko Pudji Wahyu Sulistyono, juga imam diosesan hasil “impor” dari Keuskupan Agung Semarang.

Pada hari Rabu pagi, 25 Oktober 2000 gedung baru tersebut diberkati dalam prosesi Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Mgr. Hieronymus Bumbun OFMCap sebagai selebran utama didampingi oleh Mgr. Pradjasoeta MSF (Uskup Keuskupan Banjarmasin), Mgr. Agustinus Agus (Uskup Keuskupan Sintang) dan Mgr. Blasius Pujaraharja (Uskup Keuskupan Ketapang) serta 13 imam dari berbagai Ordo dan Kongregasi yang berkarya di Kalimantan.

Hadir dalam misa pemberkatan ini Dirjen Bimas Katolik Departemen Agama Stefanus Agus, para utusan dari Keuskupan Samarinda, Banjarmasin, Palangkaraya, Ketapang, Pontianak, Sanggau, dan Sintang.

Nama lembaga

Seminari Tinggi Interdiosesan ini kemudian diberi nama “Antonino Ventimiglia”. Pemberian nama ini diambil dari nama seorang imam misionaris pertama yang mewartakan iman Katolik di Kalimantan yaitu Pastor Antonino Ventimiglia.

Ia adalah anggota ordo rohaniwan regulir Penyelenggaraan Ilahi atau yang lebih dikenal dengan nama “Pater-Pater Theatin”. Imam ini tiba pertama kali di Banjarmasin pada tanggal  2 Februari 1688. Ia diperkirakan wafat di kawasa pedalaman, entah karena dibunuh atau sebab lainnya pada tahun 1690.

Sedangkan tujuan khas pendirian seminari adalah untuk kontekstualisasi pendidikan calon imam. Tentu saja konteks yang dimaksud adalah situasi Kalimantan.

Pada tahun 2002, Pastor Stefanus Koko Pudji Wahyu Sulistyono Pr mendapat tugas baru dan pos jabatannya kemudian diisi oleh Pastor Dionisius Meligun, imam diosesan Keuskupan Sanggau. Ia menjabat rektor sampai tahun 2005.

Para rektor selanjutnya adalah Pastor Leonardus Miau (imam diosesan Keuskupan  Sintang, 2005-2007), Pastor Laurensius Sutadi (imam diosesan Keuskupan Ketapang, 2007-2010), dan kini Pastor Edmund C. Nantes OP (2010-sekarang) yang didampingi Pastor Robert Ambrosius Dhai Mosa (imam diosesan Keuskupan Sintang). (Berlanjut)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here