Klinik Suaka Insan di Magalau: Kisah Rahmat Membawa Berkah

0
2,191 views
Klinik Suaka Insan di Magalau Kota Baru, sekitar 10 jam perjalanan darat dari Ibukota Banjarmasin, Kalsel. (Sr. Domingga SPC)

DARI sebuah bangunan rumah tinggal yang semula sangat sederhana kini telah berubah berkembang menjadi bangunan yang cukup megah.

Tentu saja, proses bisa memiliki bangunan megah ini telah melalui banyak tantangan dan aneka macam kesulitan. Namun, dengan keyakinan bahwa karya ini adalah demi kemuliaan Allah, maka semua kesulitan dilalui dengan hati tenang berkat iman.

Gedung baru Klinik Suaka Insan Magalau kini telah berdiri megah. Bangunan ini telah diberkati pada tanggal 3 Oktober 2018 oleh Bapak Uskup Keuskupan Banjarmasin Mgr. Petrus Boddeng Timang bersama tujuh imam lainnya.

Magalau masuk wilayah Kecamatan Kelumpang Barat Bunga, Kabupaten Kota Baru. Dengan jarak lokasi sekitar 350 km, perjalanan dari Banjarmasin menuju Magalau bisa terjadi dalam waktu tempuh selama 10 jam.

Kebaikan umat

Berdirinya Klinik Suaka Insan Magalau itu terjadi berkat kemurahan hati beberapa umat Keuskupan Banjarmasin dan beberapa sahabat dari Jakarta.

Acara pemberkatan ini dihadiri oleh Mother Maria Goretti Lee, Pemimpin Umum Kongregasi Suster SPC dan Sekretaris Umum. Sr. Remedios Sandal.

Dalam homilinya, Mgr. Petrus Boddeng Timang mengatakan beberapa hal ini.

“Pelayanan kepada sesama membutuhkan pengorbanan luar biasa, korban waktu, tenaga, perasaan dan dana. Dalam semua kesulitan itu, kita harus tetap percaya bahwa semuanya akan dicukupkan oleh Yang Kuasa. Gedung ini memang megah,  tapi di dalamnya masih kosong. Dan ini kita masih harus berusaha terus untuk mengisinya,” paparnya.

Rahmat datang membawa berkah

Rahmat adalah nama seorang anak yang menjadi pesien pertama pada tanggal 8 Sepetember 2016. Pada saat itu, tengah terjadi  kegiatan menyiapkan  ruangan-ruangan untuk menyambut kedatangan petugas  Dinas Kesehatan Kota Baru.

Mereka datang untuk menentukan apakah akan dikeluarkan izin atau tidak. Ketika itu, tiba-tiba saja datanglah seorang ibu yang membawa anaknya bernama Rahmat dan minta kepada kami agar anak  itu bisa dirawat.

Petugas kesehatan menolak, karena waktu itu belum ada izin, akan tetapi naluri keperawaatan mereka mendorong mereka untuk mengobati Rahmat.

Beberapa jam kemudian setelah Rahmaat dan ibunya pulang, maka datanglah para petugas Dinas Kesehatan. Melihat gedung –antara lain Rumah Susteran yang dipakai untuk klinik– mereka kagum dan bertanya sudah berapa pasien yang dirawat.

Tentu saja dijawab belum ada, karena belum keluar  izin operasional.

Para petugas itu mengatakan seharusnya ini sudah bisa menerima pasien, sekalipun rawat nginap karena layak saja sebagai klinik.

Hati para pegawai klinik yang sudah siap berbunga-bunga, ternyata mereka tidak sia-sia dan mulailah pelayanan di Klinik Suaka Insan Magalau.

Tanggal 8 September menjadi hari lahirnya Klinik Suaka Insan Magalau. Dan hari itu telah menjadi hari  indah karena pada hari yang sama Gereja merayakan Hari Kelahiran Santa Perawan Maria.

Semula,  kami hanya merencanakan membangun sebuah ruangan klinik kecil yang hanya menggunakan sebagian dari Susteran dengan 2-3 petugas kesehatan. Ternyata,  rencana Tuhan dan Pemerintah Kota Baru lain.

Oleh Dinas Kesehatan, kami malah  didorong membuka Klinik Rawat Inap dengan kapasitas tempat tidur paling sedikit 5-10. Rasanya sayang, kalau kesempatan emas ini disia-siakan.

Maka dengan segala daya upaya, para Suster SPC Provinsi Indonesia berusaha mewujudkan keinginan pemerintah.

Kami percaya bahwa Rahmat yang menjadi pasien pertama itu bukan kebetulan,  tetapi adalah anugerah Tuhan.

Tuhan telah memberi kami rahmat kekuatan, keberanian dan semangat yang berkobar untuk melayani orang sakit di daerah Magalau dan sekitarnya.

Tuhan pasti mengirim pertolongan melalui orang-orang yang berbaik hati tepat pada waktunya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here