Laporan dari Manila: Mendoakan Indonesia, Gerakan Iman dan Nasionalisme dari Filipina

0
411 views
Ilustrasi - Komunitas Katolik di Manila. (Ist)


SEKITAR
50-an masyarakat Indonesia yang sebagian besar adalah para imam, suster, frater, dan bersama beberapa awam Katolik yang tinggal di wilayah Manila, menggelar doa Jalan Salib dan Perayaan Ekaristi.

Acara ini digelar rumah komunitas para suster Ursulin tanggal 5 April 2019.

Tujuannya untuk mendoakan bangsa Indonesia yang akan menghadapi pemilihan presiden dan legislatif RI pada tanggal 17 April yang akan datang.

Penggagas gerakan doa dan misa bersama ini adalah Komunitas Pastor Bonus yaitu komunitas para pastor MSF (penulis, Romo Vincent MSF dan Romo Soni MSF). Kami semua tengah berkarya di Manila dan kami jalin kerjasama dengan para suster Ursulin dan beberapa suster tarekat lain dan awam.

Kebersamaan di antara Umat Katolik di Manila.

Tujuan utama dari doa dan misa ini adalah memohon kedamaian dan persatuan bagi bangsa Indonesia menjelang pemungutan suara dan penetapan pemenang pilpres 2019.

Selain itu, juga untuk mendoakan para korban bencana alam: tanah longsor dan banjir badang di beberapa wilayah di Indonesia dan umat Katolik di beberapa negara yang mengalami kekerasan dan diskriminasi.

Tema Perayaan ekaristi ini adalah “Doakan Indonesia, kita 100% Katolik, peduli Indonesia, kita 100% Indonesia”.

Gerakan doa bersama ini diawali dengan Doa Jalan Salib yang dibuka oleh Sr. Annas PMY selaku pembawa acara.

Mendoakan bangsa dan negara Indonesia.

Setelah doa Jalan Salib yang ditutup dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara selanjutnya adalah Perayaan Ekaristi.

Selebran Perayaaan Ekaristi adalah penulis, Romo Yohanes Kopong Tuan MSF, didampingi oleh beberapa imam perwakilan keuskupan dan Kongregasi yang berada di Indonesia.

100 persen Katolik, 100 persen Indonesia

Dalam kotbahnya, penulis menegaskan bahwa doa dan misa kita malam hari ini merupakan penegasan 100% Katolik, 100% Indonesia yang dalam Sabda Yesus dikatakan dalam teks perikop ini: “Berikanlah kepada kaisar, yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Tuhan yang wajib kamu berikan kepada Tuhan.” (Mat 22:15-21).

Penulis juga menegaskan bahwa saatnya kita sebagai umat Katolik menegaskan kepeduliaan kita, di samping doa, kita juga wajib bersuara melawan segala bentuk tindakan yang hendak merusak dan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia serta yang hendak mengguncang Pancasila.

Hendaknya kita bekerjasama dan berdialog dengan semua orang yang berkehendak baik untuk menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila.

Perayaan Ekaristi untuk mendoakan bangsa dan negara Indonesia.

Lebih lanjut, penulis mengajak semua untuk menjadikan media sosial seperti Facebook sebagai sarana untuk mengkampanyekan perdamaian dan melawan segala bentuk hoaks dengan mewartakan kebenaran, dialog dan persatuan sebagai perwujudan iman 100% Katolik, 100% Indonesia.

Perayaan Ekaristi malam hari ini menjadi awal untuk kegiatan selanjutnya berupa diskusi dan misa bulanan. Juga untuk mendiskusikan berbagai macam persoalan sosial politik bangsa Indonesia dan juga berbagai isu yang dihadapi oleh Gereja Katolik, terutama di Indonesia sebagai wujud cinta pada bangsa Indonesia dan Gereja Katolik.

Setelah Perayaan Ekaristi, acara berlanjut denga santap malam bersama dalam semangat kekeluargaan dan persatuan bahwa kita Katolik, kita Indonesia, kita Pancasila.

RP. Yohanes Kopong Tuan MSF

Misionaris MSF Provinsi Kalimantan, berkarya di Pilipina

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here