Laporan dari Roma: Kaktus Nopales dan Santuario Madre delle Grazie di Puncak “Gunung” Kota Abadi (2)

0
660 views
Para peserta Rehat di puncak Monterella

UNTUK menjaga kesehatan, para suster Misionaris Claris menjamu para peserta dengan makan siang yang sehat. Para suster MC dari Meksiko ini memasakkan bagi para peserta REHAT dengan sajian menu istimewa yakni  sayur Nopal sebagai suguhan makan unggulan. Sayur ini sangat enak dan menyehatkan.

Bahan dasarnya adalah daun Kaktus Nopales atau Kaktus Pir berduri. Hidangan Kaktus Nopales ini sangat terkenal di Meksiko. Selain menu khas Meksiko, juga ada aneka masakan Indonesia yang sehat dan bisa mengobati rasa kangen dengan masakan Tanahair.

Menu daun kaktus.
menu masakan khas Meksiko di Roma.

Ternyata manfaat kaktus untuk kesehatan sudah terkenal sejak zaman dulu. Kaktus Nopales ini bisa menurunkan kolesterol, menjadi sumber makanan untuk antioksidan, meremajakan kulit, mencegah terjadinya sembelit atau ganguan pencernaan, mengobati panas dalam, kaya dengan Vitamin C, menguatkan sistem imun tubuh, mencegak kegemukan (obesitas), mencegah kanker, dsb.

Baca juga:  Laporan dari Roma: REHAT, Cara Lain Menikmati Kesejukan di Puncak “Gunung” Kota Abadi (1)

Para peserta forum REHAT di Roma.

Dua tempat ziarah

Seusai makan siang, peserta REHAT berziarah ke dua tempat di puncak Gunung Roma di dekat biara itu, yaitu di Santuario Madre delle Grazie della Mentorella dan Gereja Kuno Santo Yakobus Rasul.

Apa keunikan dua tempat ziarah itu?

Perjalanan menuju lokasi diwarnai suasana jalan yang berkelok-kelok. Pemandangan kiri-kanan sangat memanjakan mata. Ada perkebunan pohon zaitun, pohon ara, dan padang penggembalaan sapi.

“Tempat ini sungguh sejuk, tenang, dan damai. Dari puncaknya kita bisa menikmati keindahan pemandangan alam pegunungan. Sangat cocok untuk meditasi alam,” tutur Bruder Yuwono, SCJ.

Di bawah pohon ara.

Santuario Madre delle Grazie della Mentorella (Tempat Suci Ibu Maria Penuh Rahmat di Gunung Mentorella) berlokasi di Via della Mentorella No. 1, Capranica Prenestina, Roma. Tempat ini merupakan tempat ziarah yang dibuka untuk umum pada pukul 08.00-19.00. Lokasinya berada pada ketinggian 1.018 meter di atas permukaan laut dan berdiri di atas tebing sebelah timur Gunung Guadagnolo (Gunung Prenestini).

Menurut sejarahnya, empat hari setelah dipilih menjadi paus, Bapa Suci Yohanes Paulus II secara resmi mengunjungi Gereja Mentorella pada 29 Oktober 1978.

Di dalam gua Santo Benedictus.

Ia mengatakan, “Saya datang untuk menyanyikan Magnificat. Selama saya tinggal di Roma, saya sering mengunjungi Santuario Bunda Maria di Mentorella. Tempat ini telah banyak membantu saya untuk berdoa, maka saya masih ingin datang ke sini hari ini. Doa, yang dalam banyak hal mengekspresikan hubungan manusia dengan Tuhan yang hidup, juga merupakan tugas pertama dan utama saya sebagai paus.”

Mengimani kebangkitan

Di depan Gereja Mentorella itu ada patung besar Paus Yohanes Paulus II yang tersenyum manis dengan membawa tongkat di tangannya. Di belakang gereja ada gua Santo Benediktus Pertapa dan beberapa tongkorak di dalam almari kaca di samping pintu gua.

Penulis berpose di depan patung Bapa Suci Yohannes Paulus II.
Prasasti kebangkitan.

Di sebelahnya ada tulisan yang sangat inspiratif dalam bahasa Italia “Io Sono La Resurrezione e La Vita. Ricordati: Quello Che Voi Siete Noi Eravamo, Quello Che Noi Siamo Voi Sarete, Qui Attendono la Resurrezione. Le Ossa Dei Benedittini” (Akulah Kebangkitan dan Kehidupan. Ingatlah: Kalian yang Sekarang Ini, Kami Dulu Juga Begitu; Kami yang Sekarang Ini, Kalian Nanti Juga akan Demikian. Di sini, Tulang-tulang para Pertapa Benediktin menantikan kebangkitan).

Di bawahnya ada lembah yang membentang, yakni lembah Giovenzano Valley, antara Tivoli dan Palestrina, tenggara dari kota Roma. Saat ini tempat ziarah ini dikelola oleh para imam dari Kongregasi Kebangkitan Tuhan Kita Yesus Kristus (Congregazione della Resurrezione di Nostro Signore Gesù Cristo).

Lonceng di puncak gunung.

Di dalam kompleks itu juga ada patung kayu Bunda Maria Penuh Rahmat, Kapel Salib Suci, Kapel Santo Silvester, Kapel Santo Eustachius, Scala Santa (Tangga Suci), makam para rahib atau pertapa, lonceng besar, dan salib besar yang berdiri di atas bukit.

Sedangkan Gereja Kuno Santo Yakobus Rasul (Antica Chiesa di San Giacomo Apostolo) berada di atas puncak Gunung Guadagnolo.

Juga ada patung Tuhan Yesus Sang Penebus yang sangat besar. Kedua tangan-Nya terbuka dan ingin merangkul siapa saya yang ingin datang kepada-Nya. Monumen karya seni sejarah ini diusulkan oleh Monsignor Giuseppe Cascioli dan dibuat oleh pematung Raffaele Zaccagnini pada tahun 1903.

Makam para rahib Benediktin.

Pada tahun  1921, kepala patung tersambar petir. Pada tahun 1976 patung secara definitif diganti dengan perunggu oleh pematung Elverio. Dari situlah para pengunjung bisa berdoa dan menikmati keindahan alam pegunungan dan lembah di sekitarnya. (Selesai).

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here