Laporan dari Roma: Usai Tahbisan Diakonat di Vatikan, Langsung Tumpengan

0
1,348 views
Kardinal Filoni menjadi Uskup Penahbis tunggal dalam misa tahbisan diakonat untuk 26 frater dari berbagai negara di Roma. (Ist)

ATMOSFIR sukacita usai Tahbisan Diakon di Basilika Santo Petrus Vatikan diwarnai potong tumpeng, Sabtu, 4 Mei 2019. Tumpeng ini dipersembahkan oleh Ny. Antonia Astuti Retno Widiati, isteri Duta Besar Indonesia untuk Tahta Suci Vatikan.

Tumpeng dipotong oleh Diakon Pius Novrin Arimurthi, lalu diberikan kepada kedua orangtuanya. Para hadirin pun dipersilakan menikmati tumpeng tersebut.

26 Diakon baru

Ada 26 frater yang ditahbiskan menjadi diakon oleh Kardinal Fernando Filoni. Salah satunya diakon tersebut adalah Diakon Pius Novrin Arimurthi.

Kardinal Filoni saat ini menjabat sebagai Prefek Kongregasi Propaganda Fide atau Evangelisasi Bangsa-Bangsa.

Diakon Novrin berasal dari Paroki Santo Nikodemus Ciputat, Tangsel. Anak kedua dari tiga bersaudara ini merupakan calon imam diosesan untuk Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia.

Diakon Novrin.

Bersama ke-25 diakon yang lain, Diakon Novrin mendapat beasiswa studi dari Kongregasi Proganda Fide.

Para frater diakon ini berasal dari berbagai negara, antara lain Nigeria, Tanzania, Kamerun, Kenya, Uganda, Afrika Selatan, Kongo, Haiti, Kosta D’Avorio, India, Cina, Korea Selatan, Myanmar, dan Indonesia.

Mereka sedang menjalani tugas pengutusan belajar di Universitas Kepausan Urbaniana dan formatio calon imam di Collegio Urbano, Roma.

Melihat Tuhan

Di hadapan para hadirin, Diakon Novrin mensharingkan pengalamannya selama retret menjelang Tahbisan Diakon. Ia semakin siap dan mantap melangkah menyongsong tahbisan setelah merenungkan kisah kebangkitan.

Injil Yohanes memberikan inspirasi dan peneguhan kepadanya.

“Saya semakin diteguhkan dengan pengalaman para murid yang melihat Tuhan yang bangkit. Maka, saya memilih motto tahbisan ini: Kami telah melihat Tuhan,” tutur Diakon yang hobi main musik dan sering menjadi dirigen di Collegio Urbano ini.

Para frater calon Diakon berjumlah 26 orang dan berasal dari berbagai negara.
Diakon Novrin memotong tumpeng.

Sebagai cinderamata, para tamu mendapat suvenir wayang dan kartu motto tahbisan Diakon Novrin yang bertuliskan “Abbiamo visto il Signore” (Kami telah Melihat Tuhan,Yoh 20:25).

Turut hadir dalam Tahbisan Diakon tersebut kedua orangtuanya: Bapak Yohanes Margono Soeprantoko dan Ny. Lucia Chatharina Kadarilah.

Selain kedua orangtua Diakon Novrin, hadir pula dari Tanahair Pastor Purbo Tamtomo Pr, Rektor Seminari Tinggi Santo Yohanes Paulus II, Jakarta.

Puluhan imam, suster, dan frater dari Indonesia yang di Roma pun juga menghadiri acara Tahbisan tersebut. Tak terkecuali Duta Besar Indonesia untuk Tahta Suci Vatikan, Bapak Antonius Agus Sriyono, beserta isteri Ny. Antonia Astuti Retno Widiati, dan juga hadir Duta Besar Timor Leste untuk Tahta Suci Vatikan.

Rektor Seminari Tinggi Yohanes Paulus II KAJ Romo Y. Purbo Tamtomo Pr.

Mewakili Uskup Agung Jakarta, Pastor Purbo Tamtomo, dalam sambutannya mengungkapkan kegembiraannya atas tahbisan Diakon Novrin. Ia juga tetap terus memohon dukungan doa dari umat.

“Doa dari umat terus diharapkan agar pada saatnya nanti Diakon Novrin bisa menerima Tahbisan Imam bersama para diakon lain di Jakarta,” tutur imam ahli Hukum Gereja ini.

Pada hari Rabu tanggal 8 Mei 2019 petang ini dan bertempat di Gereja Katedral Jakarta juga berlangsung misa tahbisan diakonat untuk tiga frater calon Diakon KAJ.

Tahbisan Diakon di Gereja Katedral Jakarta.

Mencintai Tuhan

Dalam homilinya, Kardinal Fernando Filoni mengajak para Diakon untuk semakin mencintai Tuhan. Hidup panggilan dalam Gereja adalah anugerah Allah, di mana perlu ada dialog dan kerjasama antara Allah dan manusia.

Cinta menjadi hal yang utama. Yesus bertanya kepada Petrus sampai tiga kali, “Apakah engkau mencintai Aku?”

Seperti dialog antara Yesus dengan Petrus dalam bacaan Injil, Kardinal Filoni mengungkapkan bahwa para Diakon harus mempunyai kesiapsediaan untuk mencintai Tuhan, Gereja, dan umat yang dipercayakan kepadanya, sampai kapan pun.

Para biarawan/wati Indonesia secara khusus diberi kesempatan untuk menyanyikan lagu komuni. Mereka menyanyikan lagu Balas Cinta bagi Sesama.

Lagu ini diciptakan oleh Pius Novrin Arimurthi dan Hendy Kiawan.

Frater Petrik Yoga Sasongko, calon imam diosesan Keuskupan Purwokerto ini. menjadi dirigen. Sedangkan Pastor Hermas Asumbi MSC menjadi organisnya.

Tahbisan diakon KAJ di Roma yang dihadiri segenap imam, frater dan suster dari Indonesia. Tak terkecuali juga oleh Pastor Riki Baruwarsa Pr, imam diosesan KAJ yang tengah studi di Jerman.

Disadari Diakon Novrin bahwa menjadi imam adalah menjadi pelayan Tuhan. Seorang (calon) imam dipanggil untuk menjadi alat pewarta kabar sukacita. Pesan itu tertuang dalam refren lagu tersebut: “Sejak Kau sertaku/ ku mengenal Cinta/ kurasa bahagia di dalam Kasih-Mu/ kusiap Tuhanku/ menjadi pelayan-Mu/ balas cinta bagi sesama”.

Senada dengan pesan Kardinal Filoni dalam homili, seorang (calon) imam harus memiliki kesiapsediaan untuk diutus Tuhan ke mana pun.

Dalam bait ketiga lagu itu, dinyatakan kesiapsediaan diutus Tuhan sebagaimana para nabi dan Santo Petrus sendiri: “Kudengar bisikan-Mu/ sembuhkan hati luka/ nama-Mu kan kuukir dalam kalbu/ jadikan aku alat/ pewarta sukacita/ “Ini aku, utuslah aku!”//.

Kredit foto: Viktor Bani SVD, Y. Gunawan, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here