Layanan TBC, Belajar dari Moskwa

0
395 views
Ilustrasi: Courtesy of The Guardian Nigeria. (

LAYANAN tuberkulosis (TBC) di Moskwa, Rusia, dapat menjadi contoh dalam pencapaian kesehatan untuk semua (Health for All) di Indonesia. TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Apa yang dapat dipelajari?

Alkisah tentang Karam, lelaki berusia 23 tahun dari wilayah Khatlon di Tajikistan, Asia Tengah. Khatlon adalah sebuah provinsi di Tajikistan yang terletak di bagian selatan di negara itu. Ibu kotanya ialah Qurghonteppa.

Provinsi ini memiliki luas wilayah 24.600 km² dengan jumlah penduduk 2.150.000 jiwa. Dia merantau ke Moskwa, Rusia pada tahun 2015 untuk bekerja di sektor konstruksi. Sekitar dua tahun kemudian jatuh sakit demam tinggi dan nyeri kepala. Dia merasa seolah-olah tidak memiliki kekuatan dan ketika kondisinya menjadi sangat parah sampai hampir tidak sadar, sebuah keadaan yang digambarkan oleh dokternya sebagai ujung kehidupan dan kematian, maka paman Karam, dengan siapa dia tinggal, memanggil ambulans RS.

Di rumah sakit, Karam didiagnosis telah menderita meningitis TB atau radang selaput otak karena bakteri TBC. Sampai saat itu, dia tidak tahu apa-apa tentang TBC, bahkan dia merasa takut tentang bagaimana dia akan membayar biaya untuk perawatan di RS sampai sembuh.

Untunglah bahwa biaya perawatannya gratis, yang disediakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengendalian TBC (Research and Clinical Center for Tuberculosis Control) di Moskwa, Rusia.

Ini adalah bagian dari inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah kota Moskwa, untuk memastikan bahwa semua orang, termasuk para migran seperti Karam, memiliki akses ke layanan TBC yang mereka butuhkan.

Pemerintah Kota Moskwa meluncurkan inisiatif TBC pada tahun 2012, meskipun pada saat itu tingkat TBC di Moskwa sudah menurun.

Menurut Gobal Tuberculosis Report 2016, jumlah kasus TBC di Indonesia sebanyak 351.893 kasus, meningkat dari tahun 2015 yang sebesar 330.729 kasus. Jumlah kasus tertinggi di Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah, mencapai sebesar 44% dari jumlah seluruh kasus baru di Indonesia.

Sebaliknya di Moskwa, oleh karena terjadi peningkatan jumlah migran, yang sering lebih rentan terhadap penyakit TBC ini, menjadikannya perlu untuk mengubah pendekatan tradisional terhadap upaya pengendalian TBC.

Pemerintah Kota Moskwa menciptakan model organisasi baru dalam semangat memberikan layanan kesehatan untuk semua orang (Health for All), tanpa menyebabkan kesulitan keuangan. Program ini didasarkan pada model dengan komponen kunci yang meliputi memberikan perawatan yang berpusat pada pasien, memperkuat kapasitas sumber daya manusia untuk pembasmian TBC, dan memantau data epidemiologi serial.

Dalam lima tahun terakhir ini, model baru ini telah menghasilkan perubahan yang signifikan terhadap luaran layanan TBC di Moskwa.

Yang paling penting, program ini memungkinkan pemerintah kota untuk menyediakan layanan berkualitas bagi semua populasi rentan, termasuk migran dan tunawisma. Kerja intensif untuk mengatasi infeksi TBC laten dan kontak TBC telah membantu mengurangi tingkat pelaporan atau notifikasi TBC di antara penduduk tetap di Moskwa sebesar 11,7%, yaitu menjadi 12,8 per 100.000 penduduk, dan pada anak sebesar 23,8%.

Angka notifikasi kasus (CNR) adalah jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di antara 100.000 penduduk yang ada di suatu wilayah tertentu.

Di Indonesia, provinsi dengan CNR semua kasus TBC tertinggi yaitu DKI Jakarta (269), Papua (260), Maluku (209), dan Papua (223). Sedangkan CNR semua kasus tuberkulosis terendah yaitu Provinsi Bali (73), DI Yogyakarta (83) dan Riau (95).

Pendekatan baru untuk mengobati pasien TBC yang resistan terhadap berbagai obat (MDR-TB) dan TBC yang resistan terhadap obat secara ekstensif (XDR-TB) juga telah diterapkan di Moskwa, dengan hasil yang positif.

Data di Indonesia, angka keberhasilan pengobatan tuberkulosis semua tipe per provinsi tertinggi adalah Kalimantan Selatan (94,2%) dan terendah Papua Barat (56,9%).

Ada tujuh  provinsi yang sudah mencapai angka keberhasilan pengobatan semua jenis TBC diatas 90% yaitu Provinsi Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Sulawesi Barat, Nusa Tenggaran Barat,  Nusa Tenggara Timur dan Banten.

Pada tahun 2016, peningkatan fokus pada pencegahan di antara populasi migran di Moskwa berkontribusi pada deteksi tambahan 1.605 kasus TBC. Sejak 2012, jumlah kematian TB di ibukota Rusia telah menurun 22%, dan jumlah pasien MDR-TB telah menurun 44%, menjadi 3,4 per 100.000 penduduk, menjadikannya kota yang terendah di Rusia.

Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016 tidak mencantumkan laporan tentang jumlah pasien MDR-TB, apalagi  XDR-TB di Indonesia.

Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang PMK menegaskan bahwa Indonesia bangga dan berkomitmen penuh untuk memperkuat kemandirian dan keberlanjutan eliminasi TBC.

Layanan TBC di Indonesia ada enam langkah menurut Menko PMK, saat menjadi Panelis Diskusi Panel dalam ‘First Global Ministerial Conference Ending TB’ yang diselenggarakan di Moskwa, Rusia pada 16-17 November 2017.

  1. Strategi bantuan eksternal untuk pengendalian TBC.
  2. Melaksanakan skema Jaminan Kesehatan Nasional dan perlindungan sosial.
  3. Melakukan pendekatan kesehatan keluarga dan masyarakat.
  4. Membangun strategi gabungan layanan publik dan swasta berbasis kabupaten.
  5. Mempraktikkan penemuan dan kemitraan aktif.
  6. Melibatkan kebijakan inovatif dalam pengendalian TBC.

Manfaat pendekatan baru layanan TB oleh pemerintah kota Moskwa mungkin sangat terasa pada tingkat individu.

Bagi Karam, informasi bahwa perawatannya dalam dua bulan terapi intensif adalah gratis terdengar sebagai bantuan besar.  Dia dirawat dan ditangani oleh beberapa dokter spesialis selama 11 bulan.

Bagaimana di Indonesia?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here