Lentera Keluarga – Awal Dosa

0
1,250 views

Tahun C-1. Minggu Biasa V.
Jumat, 15 Februari 2019.
Bacaan: Kej 3:1-6; Mzm 32:1-2.5.6.7; Mrk 7:31-37.

Renungan:

ULAR begitu cerdik untuk membengkokkan keyakinan Hawa atas satu satunya larangan Allah. Setan menyapa dan membawa Hawa untuk mempertanyakan larangan itu. Jika dibandingkan antara larangan Allah  dalam ayat sebelumnya dan penangkapan Hawa yang dinyatakan di hadapan Ular, isinya sama tetapi detail larangan Allah dan penangkapan Hawa itu berbeda. Peluang itu tidak disia-siakan oleh Ular dengan “seakan-akan”  berbicara atas nama Allah dan memberikan harapan-harapan yang membangkitkan keinginan. Tipu daya Ukar ini membuat Hawa jatuh dalam dosa dan kemudian juga melibatkan Adam.  Walaupun Kejadian menunjuk Hawa yang membawa manusia jatuh dalam dosa, tetapi itu tidak bisa dipukul rata bahwa wanita mempunyai pola seperti itu. Hawa itu adalah “sisi lemah” kita sebagai manusia sebagai pria maupun wanita.

Belajar dari kisah kejadian ini, kita harus hati-hati menjaga pikiran kita yang kadang mudah kabur dan mempertanyakan perintah Tuhan. Pikiran yang goyah dan salah akan membawa kita pada tindakan yang salah dan bahkan membawa orang lain pada perbuatan yang salah. Kitab Mazmur 139 mengatakan :”Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!”

Hal kedua yang perlu kita pelajari adalah: jangan sendirian seperti Hawa yang tidak melibatkan Adam ketika berhadapan dengan Ular. Hawa seharusnya mendengarkan dan percaya kepada Adam yang juga mendengar perintah Allah yang sama. Kehadiran orang lain itu penting dalam hidup kita.

Dalam hidup perkawinan, pengaruh ular ini muncul dalam banyak aspek: kedekatan kita dengan orang yang lebih cocok, godaan pekerjaan atau hoby, godaan keuangan, dll. Ada batas-batas yang harus kita taati. Hati-hati ketika kita sudah mulai tidak melibatkan pasangan kita dalam banyak aspek kehidupan kita dan dalam mengambil keputusan-keputusan. Ular sudah mengintai kita dengan tipu dayanya.

Hidup kita sebagai imam dan religius juga tidak luput dari pengaruh tipu daya Ular. Karena aneka alasan “yang nampaknya baik”, kita menggeser batas-batas kelayakan kita dalam pelayanan, hidup berkaul maupun berelasi. Nampaknya tidak apa-apa tetapi sikap itu telah membuka celah yang dapat digunakan ular untuk membelokkan kita dari panggilan hidup kita.

Cegah masuknya dosa dengan mendalami firman Tuhan dengan tepat dan benar, dan libatkan pasangan dalam hidup dan pengambilan keputusan.

Kontemplasi:

Gambarkan bagaimana Hawa bisa masuk dalam tipu daya Ular.

Refleksi:

Bagaimana aku mengantisipasi diri supaya tidak jatuh ke dalam dosa dalam hidup perkawinanku dan panggilanku?

Doa:

Ya Bapa, selidikilah aku dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!

Perutusan:

Cermati dan ujilah pikiran anda;  libatkanlah juga orang yang baik dalam mengambil keputusan ataupun tindakan.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here