Lentera Keluarga – Kahadiran Nabi

0
414 views

Minggu, 8 Juli 2018.

Bacaan: Yeh 2:2-5; Mzm 123:1-2a.2bcd.3-4; 2Kor 12:7-10; Mrk 6:1-6

Renungan:

PADA usia 30 tahun, Yehezkiel (artinya adalah Allah menguatkan) menerima perutusan ketika ia beserta keluarga dan beberapa orang israel mengalami masa sulit pembuangan di Babilonia.  Situasi pembuangan adalah situasi sulit dan berat, karena secara iman mereka merasa bahwa Allah menghukum atas dosa-dosa nenek moyang mereka. Babel juga menawarkan cara hidup yang menjauhkan mereka dari tradisi hidup yahudi. Yehezkiel  berhadapan dengan umat yang digambarkan oleh Allah sebagai kaum pemberotak, keras kepala dan tegar hati.  Bahkan Allah mengungkapkan “entah mereka mendengarkan atau tidak …mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka.”. Yehezkiel melaksanakan tanggungjawab itu selama 22 tahun memberikan peneguhan bagi umat yang sulit sekaligus yang mengharapkan kembali ke Yerusalem. Demikian halnya dengan Tuhan Yesus, Ia yang begitu luar biasa dalam banyak halpun, juga mengalami penolakan. Walaupun demikian, suara Allah ini penting “Tetapi setidak-tidaknya mereka mengetahui bahwa ada seorang nabi di tengah-tengah mereka”

Panggilan menjadi pelayan Tuhan dapat terjadi dimanapun bahkan datang secara fak terduga dimana kita tidak siap.  Seorang pelayan tidak memikirkan tempat dan bentuk pelayanan yang paling nyaman untuknya atau mungkin yang sesuai dengan keinginannya. Kadang medan tugas berat, penuh persoalan, berhadapan dengan karakter yang orang-orang yang sulit dan bahkan diwarnai dengan penolakan. Penolakan itu muncul dari rekan-rekan kita sendiri, juga dari orang-orang yang kita layani. Keadaan seperti Ini adalah tantangan dan resiko dari sebuah pelayanan. Tidak ada yang perlu disalahkan atas kesulitan-kesulitan yang akan kita hadapi. Kita tidak dituntut untuk sukses,, tetapi dituntut untuk setia dan sunguh-sungguh dalam melaksanakan tanggungjawab itu semaksimal kita. Arau setidak-tidaknya kehadiran kita menjadi tanda kehadiran Tuhan yang afa dan menyertai umatNya.

Kontemplasi

Gambarkan bagaimana sikap Yehezkiel dalam menerima panggilan Tuhan.

Refleksi

Bagaimana aku menerima dan menjalankan tugas perutusanku?

Doa

Ya Bapa, jadilkanlah kami tanda kehadiranMu dan penyertaanNya di dalam  kelurga, komunitas dan karya pelayanan kami.

Perutusan

Terimalah panggilan dan tugas pelayanan dengan keberanian untuk meninggalkan zona nyaman pribadi.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here