Lentera Keluarga – Keputusan Bebas Bertobat

0
393 views

Selasa, 10 Oktober  2017.
Bacaan:  Yun 3:1-10; Mzm 130:1-4ab.7-8; Luk 10:38-42.

Renungan

KETAATAN Yunus kepada kehendak Allah membawa pertobatan bagi seluruh penduduk kota Ninive. Pertobatan itu diungkapkan dengan kain kabung, puasa, berdoa dan perubahan perilaku hidup. Pertobatan itu diluar perkiraan, sampai Allahpun digambarkan “menyesal” atas  malapetaka yang dirancangkan kepada mereka.  Di hadapan Allah, manusia bebas untuk mengambil keputusan: untuk tetap bertahan dalam dosa atau mengambil keputusan untuk bertobat.

Kita tidak bisa menduga kapan dan bagaimana pertobatan hidup seseorang karena pertobatan itu adalah sebuah keputusan bebas. Mengenai pertobatan orang, kadang kita jatuh dalam sebuah pengandaian  “pasti dia akan bertobat” atau “kayaknya dia tidak bisa bertobat”. Yang dapat kita pastikan adalah bahwa kita memberikan undangan terus menerus untuk bertobat. Berhenti memberikan undangan pertobatan justru akan membuat proses dan kemungkinan pertobatan menjadi lebih panjang dan sulit.

Sebagai orang tua, kitapun tidak bisa memastikan kapan anak-anak kita akan mendengarkan nasihat bijak kita untuk tekun dan bertanggungjawab dalam hidup, studi ataupun pekerjaan mereka; terutama menegur mereka ketika mereka menjauh dari hidup baik dan benar.  Mengingatkan terus menerus memang kadang akan membawa penolakan dari pihak anak dan membuat kita sendiri lelah karena tidak ada hasil; namun demi kebaikan anak-anak, kita tidak boleh berhenti untuk mengingatkan apa yang baik dan benar. Kita perlu menumbuhkan harapan bahwa pada suatu saat, mereka akan menangkap yang kita maksudkan.

Kontemplasi

Gambarkan bagaimana pertobatan Ninive itu terjadi.

Refleksi

Apakah aku tanpa bosan mengajarkan dan mengingatkan anggota keluargaku untuk berjalan dalam kebenaran dan kebaikan?

Doa 

Ya Bapa, semoga aku dapat melaksanakan pewartaan pertobatan terus menerus tanpa bosan dan putus asa. Amin.

Perutusan

Aku tidak henti-hentinya mewartakan pertobatan dan mengingatkan saudara-saudaraku untuk berpegang pada cara hidup yang baik dan benar di mata Tuhan.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here