Lentera Keluarga – Kesaksian Dan Pembuktian

0
1,109 views

Selasa, 3 Juli 2018. Pesta St Tomas, Rasul.

Bacaan: Ef 2:19-22; Mzm 117:1.2; Yoh 20:24-29

Renungan:

ST TOMAS tidak berada bersama dengan para murid ketika pertama kali Tuhan Yesus menampakkan diri. Dan ia mengatakan “Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukan tanganku ke dalam lambungNya aku sama sekali tidak akan percaya.” Percaya tidak cukup hanya dengan mendengarkan, tetapi Tomas ingin membuktikan secara fisik. Namun ketidakpercayaan itu juga membawa “keuntungan” karena ia adalah satu-satunya murid yang dapat bersentuhan dengan Yesus yang bangkit. Yesus yang bangkit adalah Yesus yang pernah menderita dan kebangkitan Yesus itu bukan hanya rohani tetapi juga badani. Sabda Tuhan Yesus kepada Tomas dan semua muridNya  “berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya” mau mengatakan kepada kita bukan hanya begitu saja percaya pada kesaksian orang lain saja tetapi mau mengatakan “jangan hanya berpangkal pada bukti fisik saja sebagai dasar iman “.

Iman bukan muncul dari pembuktian, tetapi iman itu adalah anugerah Tuhan yang kita dapatkan melalui pengajaran dan pendalaman serta perjumpaan dengan Yesus secara rohani. Beberapa anak muda mempertanyakan keberadaan Tuhan dan kebenaran iman karena berpikir berpangkal dari pengetahuan fisik / badaniah. Dan akhirnya mereka ragu dan mulai meninggalkan gereja dan iman. Kita tidak dapat beriman hanya berpangkal pada pengetahuan fisik kita saja (Intellegem ut credo).

Namun sebaliknya kita juga tidak boleh hanya beriman cukup “mendengarkan dan percaya”. Beriman memerlukan kecerdasan dan akal budi yang baik. St Anselmus mengatakan : Credo ut intellegem (imam memerlukan penalaran). Iman membutuhkan pemahaman, pengalaman, pemaknaan  dan penalaran. Kebenaran Kitab Suci dan ajaran iman perlu terus direnungkan dan ditangkap kebenarannya. Jika tidak maka kita bisa “salah” dalam beriman, terutama menjadi beriman tanpa logika dan tidak manusiawi serta “keras kepala” dalam pendirian.

Tugas kita sebagai imam, religius dan orang tua untuk terus memberikan katekese iman yang “up to date” kepada umat dan anggota keluarga kita. Tugas kita bukan hanya mengajarkan doktrin tetapi  terutama adalah membawa mereka mengalami Allah yang hidup, Yesus yang bangkit.

Kontemplasi

Gambarkan bagaimana pengalaman Tomas ketika mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus yang bangkit.

Refleksi

Bagaimana aku bertumbuh dalam iman dan meneruskan iman kepada anggota keluargaku?

Doa

Ya Bapa, anugerahkanlah iman kepada kami.

Perutusan

Alamilah Tuhan dan belajar dan diskusikanlah dengan baik kebenaran-kebenaran iman.

https://www.youtube.com/watch?v=4kQVGZfePDA

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here