Tahun C-1. Pekan Biasa X
Rabu, 12 Juni 2019.
Bacaan: 2 Kor 3:4-11; Mzm 99: 5.6.7.8.9; Mat 5:17-19.
Renungan:
BERBEDA dengan para pewarta-pewarta lain yang mencari hormat dan menunjukkan kredibilitas kaulitasnya, Paulus mengungkapkan bahwa “Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah”. Pewartaan iman bukan pekerjaan dan keinginan dan maksud pribadi Paulus.
Perutusan kadang terasa menjadi mudah, indah, nyaman dan enak jika perutusan itu sesuai dengan minat, bakat, maksud dan cita-cita kita. Ungkapan yang sering kita gunakan adalah “saya ingin meleyani di…., tetapi jangan…” Di satu sisi, kita memahami bahwa setiap pribadi itu unik dengan kemampuan dan ketrampilannya masing-masing; namun di lain sisi kita tidak bisa mengedepankan cita-cita dan keinginan kita sehingga gereja, tarekat, atau kongregasi “melayani” keinginan kita. Kita dipanggil sebagai gereja untuk melayani kepentingan umat. Kita dipanggil menjadi religius-imam untuk melayani bersama dalam pelayanan bersama. Pelayanan-perutusan adalah perutusan karena bukan berasal dari diri sendiri. Kadang perutusan berbeda dengan yang kita cita-citakan. Tuhan, dan juga melalui para orang yang dipimpinnya, selalu berpikir dan mengutamakan umat yang dilayani dan para pelayannya. Maka janganlah memilih pelayanan apa yang dapat anda berikan kepada gereja tetapi biarkanlah gereja memilih anda untuk menjadi pelayanannya. Setiap orang yang mengatakan “ya” dalam hati, dan melaksanakannya dengan sukacita akan memperoleh berkat luar biasa.
Kontemplasi:
Rasakanlah setiap kata yang diungkapkan oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Koristus berkaitan dengan pelayanannya.
Refleksi:
Apakah aku mencari pekerjaanku sendiri ataukah aku melayani kepentingan gereja dan tarekat?
Doa
Ya Bapa, semoga aku semakin mampu merelakan keinginan dan kehendakku pribadi untuk melayani kepentingan gereja.
Perutusan:
Jadilah pelayan yang setia bagi umat, dan bukan umat/tarekat melayani kepentingan anda.
(Morist MSF – www.misafajava.org)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
