Lentera Keluarga – Pelatihan Pendewasaan Hidup

0
469 views

Tahun C-1. Masa Biasa. PW. S. Paulus Miki dan teman-temannya.
Rabu, 6 Februari 2019.
Bacaan:   Ibr 12:4-7.11-15; Mzm 103:1-2.13-14.17-18a; Mrk 6:1-6.

Renungan

SALAH satu cara Allah mengasihi kita adalah dengan mendidik dan melatih kita. Latihan itu digambarkan oleh surat kepada orang Ibrani dengan frase: ” Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak.”. Ini bukan bicara soal kekerasan tetapi pelatihan untuk ketahanan iman dan mental.

Orang tua over protective membuat anak bergantung dan tidak mampu mandiri dan lembek dalam semangat juang kehidupannya. Sebaliknya orang tua yang over liberal akan membuat anak bertumbuh mandiri tanpa orientasi dan batas-batas kewajaran. Peran orang tua di satu sisi tegas, di lain sisi harus lembut. Ia melatih tetapi juga mereleksasi, membuat anak tahan uji sampai pada batasnya tetapi juga memotivasi anak ketika tidak mampu; melatih anak jadi leader tetapi juga mendidik anak menjadi helper. Kadang kita perlu “tega” melihat anak menderita, dan pada waktunya “perlu intervensi” demi proses pendewasaan hidup. Jika kedua hal ini tidak seimbang, anak-anak dapat mengalami luka batin mendalam dan memusuhi orang tua. Tujuan utama pendidikan adalah melatih tanggungjawab dan fight dalam hidup.

Konflik antara ortu dan anak adalah hal yang wajar dalam proses pelatihan ini. Namun hendaknya konflik itu tidak disertai dengan kata-kata keras yang menusuk hati, emosi yang tak terkendali, niat mementingkan prinsip diri dan menyalahkan anak. Kita sebagai orang tua harus latihan mengedalikan diri. Kita harus lebih bijak karena kita lebih dewasa.

Kontemplasi

Gambarkan apa maksud Allah dengan didikan yang “keras” itu.

Refleksi

Apakah aku tekun menerima didikan Tuhan dan tidak menyalahkanNya ketika tantangan menerpa hidup kita?

Doa

Ya Bapa, terima kasih karena melalui pengalaman hidup yang tidak menyenangkan, Engkau melatihku untuk menjadi pejuang iman dan kehidupan. Amin.

Perutusan

Jangan mudah mengeluh dan menyerah ketika mengalami kesulitan dan tantangan. Jadikan saat seperti itu sebagai latihan yang diberikan Tuhan pada anda

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here