Tahun C-1. Rabu Minggu Paska III
Rabu, 8 Mei 2019.
Bacaan: Kis 8:1b-8; Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; Yoh 6:35-40.
Renungan:
KEMARTIRAN Stefanus dan sweeping yang dilakukan oleh Saulus tidak menggetarkan para rasul dan hidup para jemaat lainnya: “mereka yang tersebar menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil”. Dan salah satu dari mereka adalah Filipus. Kisah Yesus dan seruanNya untuk mewartakan Injil menggema dan menjadi sumber kekuatan batin di tengah pengejaran dan penganiayaan.
Menjadi pengikuti Kristus, dari jaman ke jaman, juga tidak dapat dilepaskan dari peristiwa tersebut. Pelarangan pendirian rumah ibadat, pelarangan berdoa di gereja, ancaman bom bunuh diri, perusakan tempat ibadat, penolakan terhadap kehadiran orang kristen di tengah masyarakat tidak perlu membuat kita bertanya mengapa dan membuat kita enggan menyatakan diri sebagai orang kristen. Mereka yang memusuhi bukanlah karena agamanya tetapi karena hatinya diliputi ketidaksenangan dan kebencian. Dan kitapun tidak boleh tinggal dalam sikap yang sama yaitu membenci, memusuhi dan membalas walaupun kita juga harus berani menuntut apa yang menjadi hak kita sebagai warga negara yang sama. Situasi ini justru menjadi semangat bagi kita untuk terus mewartakan Sabda dengan lebih semangat dan kreatif, serta semakin bekerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik. Roh Kudus selalu membangkitkan pewarta-pewarta hebat dalam gereja sehingga gereja dapat bertumbuh sampai sekarang ini.
Kontemplasi:
Gambarkan bagaimana semangat jemaat perdana dalam mewartakan Injil di tengah situasi pengejaran dan penganiayaan.
Refleksi:
Apakah imanku akan Yesus tetap kokoh dalam menghadapi ancaman dan penolakan?
Doa
Ya Bapa, semoga Roh KudusMu menjadi sumber kekuatan utama dalam pewartaan Injil.
Perutusan:
Wartakanlah kisah Kristus dengan tanpa takut dan justru semakin bersemangat ketika menghadapi tantangan.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
