Lentera Keluarga – Sunat

0
531 views

Selasa,  16 Oktober 2018
Bacaan: Gal 4:31b-5:6; Mzm 119:41.43.44.45.47.48
Injil : Luk 11:3-41

Renungan

SUNAT masih menjadi persoalan awal di antara orang kristen yahudi dan yunani di Galatia. Apakah sunat itu wajib atau tidak bagi orang non yahudi untuk jadi kristen?

Sunat bagi tradisi Yahudi adalah sebuah perjanjian yang pertama yang diberikan Allah kepada Abraham. (Kej 17:1). Sunat menjadi Tanda  Perjanjian (Brit) yang kelihatan sekali dan selamanya  dan dilakukan pada hari ke 8 setelah kelahiran. (Kej 17:4-8) dan mewajibkan orang Yahudi untuk hidup secara yahudi. Sunat menjadi tradisi turun temurun. Yesus pun disunat. Sunat ini bukan hanya ritus tetapi sebuah perjanjian rohani yang mendasar dan tidak dapat dicabut kembali.

Bagi kita orang kristen, nilai perjanjian lebih penting daripada sunat fisik. Sunat batin-rohani itulah yang terus digemakan oleh Paulus (Rm 2:29). Bukan badan yang menjadi tanda, tetapi hidup yang benar itulah yang menjadi tanda dari sebuah perjanjian. Sunat rohaniah itu adalah baptis yang kita terima, dimana kita menanggalkan cara hidup lama, untuk hidup secara baru dalam Kristus. Jadi bagi kita “… bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah.” (1 Kor 7:19)

Kontemplasi

Gambarkan bagaimana Paulus memberikan pencerahan mengenai iman kristen bagi mereka yang masih melihat tradisi sunat secara “harafiah”.

Refleksi

Apakah aku masih bimbang akan sunat rohaniah yang digemakan oleh para rasul?

Doa

Ya Bapa, semoga kami menyunat diri kami, meninggalkan dosa dan hidup baru dalam Kristus.

Perutusan 

Yakinlah bahwa “bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah.”

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here