Manusia Melihat Penampilan, Tuhan Melihat Hati

0
8,902 views

“Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel, ‘Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.’”  (1 Sam 16, 7)

SAYA baru saja melihat sebuah film singkat yang mengisahkan tentang seorang gelandangan, yang memakai pakaian kumal dan bau. Gelandangan itu masuk ke sebuah rumah makan dan ingin menikmati makanan yang disajikan. Gelandangan itu diterima oleh karyawan di depan rumah makan dan tidak diperbolehkan masuk ke dalam. Akhirnya gelandangan itu pun pergi.

Tidak lama kemudian, sebuah sedan bagus masuk juga ke sana. Dari mobil bagus itu keluar seorang muda dengan pakaian rapi. Orang itu segera disambut oleh karyawan dan dipersilahkan masuk. Kepadanya juga ditunjukkan daftar menu makanan yang bisa dipesan. Namun demikian, orang itu tidak mau masuk. Orang itu malahan bertanya, “Mengapa dia dipersilahkan masuk, sedangkan seorang gelandangan tidak diperbolehkan?” Gelandangan itu ternyata dirinya, orang kaya yang punya mobil bagus.

Betul bahwa orang melihat sesamanya berdasarkan penampilannya. Orang mudah mengagumi yang perawakannya gagah, wajahnya cakep atau cantik, dadanya bidang. Orang mudah menilai orang lain berdasarkan apa yTang dilihat di depan mata, namun tidak mau memahami apa konteksnya dan bagaimana sikap batinnya yang sesungguhnya. Banyak orang akhirnya salah duga dan salah mengambil keputusan karena tidak mau mengenal atau memahami orang lain secara utuh.

Samuel pun hampir salah dalam hal ini, kalau Tuhan tidak mengingatkannya. Bagaimana saya melihat sesama sampai saat ini: apakah hanya dengan mataku saja atau juga dengan mata Tuhan, yang memahami hati setiap orang? Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here