Melayani dengan Penuh Syukur

1
263 views

PEMBIMBING retret Romo Kristoforus Ukat, Pr, di hari terakhir menghadirkan satu aksi menarik, berupa petikan gitar di Aula Emaus, Jumat, (11/11/2016) mengantar peserta untuk mensyukuri karya pastoral yang dilayani sebagai rahmat istimewa dari Tuhan.

Tarikan suara dan iringan gitar memecah keheningan panjang di hari kelima permenungan bersama. Bagi Romo Ukat, kehadiran para agen pastoral terlebih para imam tentu mengalami suka dukanya. Ada kecemasan  tersembur kekecewaan.

Retret rohaniwan di AtambuaPutus harapan dan sukacita dalam pelayanan, tentu semua harus dilayani dengan penuh syukur. “Suka duka yang kita hadapi dalam karya pastoral hendaknya disyukuri selalu. Persoalan yang dihadapi bukan sebuah halangan yang harus ditakuti tapi perlu diatasi. Berdoalah kepada Tuhan agar setia selalu menjagamu.  Dengan ketabahan hati serta kerja keras sambil mengandalkan Tuhan segala perjuangan akan berakhir pasti. Yakinlah sebagai laskar pastoral kasih Tuhan tetap menyertai kita,” katanya pada sesi terakhir renungan.

Tidak seperti biasanya, renungan hari terakhir disisipi dengan sharing dari beberapa imam sebagai pembuka kegiatan. Ada Romo Edmundus Nahak, Pr, sekaligus sesepuh imam Keuskupan Atambua,  manyadari bahwa suka duka sebagai seorang imam dalam pelayanan pasti ada. Namun ia menyadari jika Tuhan selalu menjaganya hingga di usia senjanya.

“Saya selalu bersyukur kepada Tuhan karena  di usia senja pun umat masih ada kepedulian besar sekali. Segala kebutuhan masih tercukupi hingga sekarang. Sebenarnya menjadi imam satu berkat istimewa dari Tuhan. Mari kita syukuri selalu,” kata hatinya bagi para peserta rertret.

Kegiatan retret untuk para imam, diakon, frater dan suster akan dirangkai dengan upacara tobat dan misa penutupan. Suasana hening dibangun secara apik dalam nuansa spiritual selama kegiatan berlangsung.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here