Membungkam Kebenaran

0
1,088 views

“Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata, ‘Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.’” (Mat 28, 12-13)

DALAM sebuah aksi demonstrasi sering terjadi kisah-kisah lucu. Salah satunya demikian, “Udah gocap, gini doang. Udah enggak ketemu Ahok, sembayang juga kagak. Rugi dua kali lipet nih gua.” Ini merupakan ungkapan seorang demonstran. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa dirinya ikut demonstrasi karena mendapatkan bayaran sejumlah uang.

Hal seperti ini rupanya selalu terjadi dalam banyak kasus atau peristiwa. Ada banyak orang yang ikut sebuah aksi atau demonstrasi karena mendapatkan bayaran sejumlah uang atau mendapatkan pemberian lain. Tugas mereka hanyalah meneriakkan suatu tuntutan sesuai dengan pesanan pihak yang membayarnya.

Di sekitar peristiwa kebangkitan Yesus rupanya juga terjadi kenyataan seperti ini, yakni ada sekelompok orang yang mendapatkan upah atau bayaran uang untuk menyebarkan informasi tentang jenazah Yesus yang dicuri para murid. Mereka diminta memberikan informasi yang berbeda dengan kesaksian para murid.

Iman akan kebangkitan Yesus dibayang-bayangi atau dirintangi oleh orang-orang yang bisa dibeli atau dibayar dengan sejumlah uang. Ada saja orang yang lebih memilih untuk menerima sejumlah uang dari pada percaya pada kebenaran iman atau percaya bahwa Yesus telah bangkit. Ada saja orang yang mengingkari kenyataan yang terjadi atau mengubah fakta-fakta yang ada demi suatu keuntungan material. Keberpihakan terhadap hal-hal yang material bisa menjadi hambatan bagi seseorang untuk menumbuhkan iman yang benar atau iman akan kebangkitan Tuhan.

Sejauh mana sikap seperti ini aku alami atau terjadi di sekitarku? Teman-teman selamat siang dan selamat berkarya. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here