Mencari Perkara di Atas

0
433 views

“Kalian telah dibangkitkan bersama Kristus. Maka carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada, duduk di sisi kanan Allah.” (Kol 3,1)

BEBERAPA waktu yang lalu, sebuah media menulis judul berita, “Menteri Jonan: Freeport Mau Berbisnis atau Cari Perkara.” Berita ini rupanya berkaitan dengan ancaman PT Freeport Indonesia yang akan memperkarakan pemerintah Indonesia di arbitrase internasional. Ancaman itu membuat Jonan nampak tidak senang. Dia menegaskan bahwa kedatangan Freeport ke Indonesia adalah untuk berbisnis dan bukan untuk berperkara, yakni memperkarakan pemerintah Indonesia lantaran sebuah atura yang harus dipatuhi.

Mencari perkara adalah mencari sesuatu yang bisa diperkarakan atau dipersoalkan. Sebuah perusahaan bisa mencari perkara, yakni mencari sesuatu yang bisa diperkarakan, karena hal tersebut merugikan perusahaan. Mencari perkara nampaknya tidak hanya terbatas pada sebuah perusahaan, tetapi sering dilakukan oleh organisasi, partai politik, lembaga lain atau sementara orang. Sebuah UU bisa diperkarakan oleh partai politik, karena dirasa membatasi dan merugikan mereka; anak pejabat diperkarakan oleh sebuah organisasi, karena ucapannya yang menyinggung mereka; seorang pejabat diperkarakan di pengadilan, karena pidatonya yang menyinggung perasaan banyak orang. Banyak hal dan banyak orang sering diperkarakan oleh orang lain atau sekelompok orang.

Mencari perkara nampaknya juga menjadi hobi, minat dan kebiasaan banyak orang. Ada sementara orang yang senangnya mencari-cari perkara dengan saudaranya, tetangganya atau rekan kerjanya. Mereka senang kalau menemukan sesuatu yang bisa dipersoalkan dan menjadi perbantahan. Banyak orang sering mengamati dengan teliti sikap, perilaku dan tindakan orang lain, dengan maksud untuk menemukan salahnya, kekeliruannya, kegagalannya dan selanjutnya memperkarakannya. Hal-hal kecil dan sepele sering dibesar-besarkan agar menjadi perkara yang menarik perhatian banyak orang.

St. Paulus mengajak umat beriman untuk mencari perkara, tetapi bukan sembarang perkara. Mereka diajak untuk mencari perkara yang di atas. Mencari perkara yang di atas tentu bukan sesuatu yang berada di lantai dua dan lantai lain di atasnya; juga bukan hal-hal yang ada di langit atau awang-awang. Mencari perkara yang di atas artinya mencari sesuatu atau hal-hal yang berkenan kepada Dia yang bersemayam di atas, yakni Allah. Umat beriman diajak untuk mencari hal-hal yang membuat Allah berkenan; untuk berbuat atau melakukan sesuatu yang selaras dengan kehendak Allah.

Allah ingin agar alam semesta dengan isinya baik adanya; Allah ingin agar manusia hidup benar seturut kehendak-Nya. Allah ingin agar segala sesuatunya menjadi indah, utuh, sempurna, damai sejahtera, selamat dan bahagia. Perkara-perkara inilah yang harus dicari oleh umat beriman, dan bukan perkara lain yang tidak berkenan kepada Allah, yakni berbagai macam keinginan duniawi, seperti: percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan, dan penyembahan berhala.

Perkara-perkara apa saja yang selama ini aku cari di dalam hidup, karya dan pelayananku: apakah perkara duniawi atau perkara yang di atas? Berkah dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here