Menumpas Penyakit Chagas

0
1,721 views
Ilustrasi: Penyakit chagas. (Ist)

PADA hari Jumat, 16 November 2018, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan hal baru untuk menumpas penyakit chagas. Anjurannya adalah mengalihkan fokus ke arah skrining aktif pada anak perempuan dan wanita usia subur, untuk mendeteksi keberadaan trypanosoma cruzi, parasit penyebab penyakit Chagas.

Bukti ilmiah terbaru menunjukkan bahwa mendiagnosis dan mengobati wanita sebelum kehamilan, dapat secara efektif mencegah penularan kepada janin dalam kandungan.

Apa yang perlu dipahami?

Penyakit Chagas disebarkan melalui gigitan serangga triatomine (kissing bugs). Gejala penyakit chagas sangat bervariasi, mulai dari yang mendadak (akut) atau bersifat menahun (kronis).

Beberapa gejala yang sudah termasuk dalam kategori kronis adalah detak jantung yang tidak beraturan, kesulitan menelan akibat kerongkongan membengkak, rasa sakit pada perut atau sembelit akibat pelebaran pada usus besar, dan gagal jantung.

Penyakit ini juga dapat mengakibatkan kematian mendadak akibat kerusakan pada sistem saraf dan otot jantung.

Selama berabad-abad, penyakit chagas ini benar-benar hanya terdapat di wilayah Amerika Latin pada populasi di pedesaan saja.

Penyakit Chagas ditemukan terutama di daerah endemik dari 21 negara Amerika Latin di mana infeksi ditularkan sebagian besar oleh vektor ke manusia melalui kontak dengan faeces atau urin triatomine.

Penyakit chagas. (Ist)

Namun demikian, pergerakan orang dari pedesaan ke perkotaan dan bahkan ke benua lain, telah memperluas jangkauan penularan penyakit melalui rute non-vektor, misalnya melalui transfusi darah, penularan dari ibu ke anak dan transplantasi organ.

 

Saat ini, penyakit Chagas telah terdeteksi di Amerika Serikat, Kanada, banyak negara Eropa, dan beberapa negara Pasifik Barat, terutama karena migrasi. Namun demikian, kasus infeksi juga telah dilaporkan di antara para pelancong yang kembali berlibur dari Amerika Latin dan bahkan pada anak-anak yang diadopsi.

Sekitar 6 hingga 7 juta orang di seluruh dunia diperkirakan terinfeksi trypanosoma cruzi, parasit yang menyebabkan penyakit Chagas. Sampai saat ini tidak ada vaksin yang tersedia untuk melawan penyakit Chagas, sehingga kontrol vektor dan transfusi darah, merupakan metode yang paling efektif untuk mencegah penularan di Amerika Latin.

Penyakit Chagas diberi nama setelah Carlos Ribeiro Justiniano Chagas, seorang dokter dan peneliti Brasil, menemukan penyakit ini pada tahun 1909. Hingga kini, strategi pengendalian dan pencegahan penyakit Chagas sangat bergantung pada deteksi dini, juga pengobatan bayi baru lahir yang terinfeksi dan saudara kandung dari wanita hamil.

Namun demikian, pergeseran pendekatan untuk mencegah penularan secara global, termasuk di negara non-endemik, adalah melalui skrining yang aktif dan sistematis terhadap perempuan yang berisiko terinfeksi. “Deteksi dini sebaiknya dilakukan dan dilengkapi dengan strategi biomedis dan psikososial,” kata Dr. Manuel Segovia, Direktur Kedokteran Tropis, Rumah Sakit Clínico Universitario Virgen de la Arrixaca, Murcia, Spanyol.

Setelah infeksi dikonfirmasi pada pasien, pemeriksaan fisik dan komplementer diperlukan untuk menentukan gambaran klinis penyakit secara lengkap.

Secara umum, diperkirakan bahwa diagnosis penyakit Chagas yang tidak benar (under-diagnosis) dapat setinggi 90%, dengan diagnosis yang kurang tepat (under-diagnosis) tentang penularan selama kehamilan atau transmisi bawaan diyakini lebih tinggi. Pada hal, penularan selama kehamilan (mother-to-child transmission) ini merupakan cara penularan yang paling sering, terutama di daerah di mana infeksi melalui vektor serangga tidak lagi ditularkan, dan di mana penularan melalui transfusi darah telah dapat dicegah. 

Untuk mempercepat penghapusan penularan selama kehamilan, diperlukan strategi dan metode untuk mendeteksi, menyaring dan mendiagnosis semua wanita hamil, bayi baru lahir dan saudara mereka yang terinfeksi. Selanjutnya  memberikan terapi kepada mereka semua yang terbukti terinfeksi sesegera mungkin.

 

Hal ini juga berarti perlunya menerapkan strategi yang sama untuk semua wanita usia subur, idealnya pada anak perempuan usia di bawah 19 tahun. Selain itu, ternyata efektivitas pengobatan antiparasit terbukti jauh lebih baik dan cepat pada kelompok usia tersebut, daripada pada orang dewasa dan dengan lebih sedikit reaksi yang merugikan.

 

Untuk penderita yang masih mengalami gejala awal, obat untuk meredakan dan membunuh parasit T. Cruzi adalah benznidazole dan nifurtimox. Obat Nifurtimox, yang disumbangkan oleh industri farmasi Bayer, telah didistribusikan secara gratis untuk pasien dari segala usia sejak 2008. Benznidazole, yang disumbangkan oleh Insud Pharma, akan didistribusikan secara bebas untuk mengobati pasien yang berusia di bawah 19 tahun.

Kedua obat ini sangat efektif untuk melawan parasit T. Cruzi bagi penderita dengan gejala akut. Lebih lama parasit tersebut mengendap di tubuh, lebih sulit pengobatannya, bahkan ketika sudah masuk tahap kronis, penyakit Chagas tidak dapat diobati seluruhnya.

Bagi penderita yang masih berusia di bawah lima puluh tahun, pengobatan bisa diberikan dengan tujuan untuk memperlambat tingkat keparahan penyakit dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi yang sangat serius.

Rekomendasi baru untuk menumpas penyakit chagas, adalah dengan mengalihkan fokus ke arah skrining aktif pada anak perempuan dan wanita usia subur.

 

Sudahkah kita terlibat membantu?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here