Mgr. Ambrogio Spreafico: Laudato Si, Cinta Kasih untuk Rumah Bersama, Dengarkan Jeritan Bumi dan Orang Miskin

0
363 views
Mgr. Ambrigio, Valeri, Yolanda dan anak-anak. (Ist)

DI hadapan ratusan orang yang tergabung dalam Komunitas Sant’Egidio Jakarta, Mgr. Ambrogio Spreafico dari Roma membawakan materi pembicaraan dengan tema: “Laudato Si, Cinta Kasih untuk Rumah Bersama, Mendengar Jeritan Bumi dan Orang Miskin”, hari Minggu (7/7/2019) di Jakarta.

Kegiatan yang diwarnai dengan sukacita persaudaraan kristiani tersebut diawali dengan tarian penjemputan oleh para pemuda damai Komunitas Sant’Egidio Jakarta.

Turut hadir pula dalam pertemuan persaudaraan tersebut, beberapa anggota komunitas Sant’Egidio dari Bandung dan Yogyakarta.

Selain itu, ada juga beberapa peserta yang baru bergabung oleh karena memiliki keprihatinan yang sama terhadap persoalan keselamatan alam dan lingkungan serta keberpihakan kepada kaum miskin.

Didampingi Dr. Valeria Martano, Penanggungjawab Komunitas Sant’Egidio wilayah Asia, Mgr. Ambrogio datang ke Indonesia dalam rangka mengadakan pertemuan persaudaraan Komunitas Sant’Egidio bersama para rohaniwan dan biarawan-biarawati di Bandung, 4-6 Juli lalu.

Pertemuan persaudaraan Komunitas Sant’Egidio.

Namun di sela-sela agenda utama itu, beliau menyempatkan diri untuk bertatap muka dengan Komunitas Sant’Egidio Jakarta.

Sebelum Mgr. Ambrogio dipersilahkan membawakan materinya, Teguh Budiono selaku penanggung jawab Komunitas Sant’Egidio Indonesia mengungkapkan sukacita  dan kegembiraannya bersama teman-teman se-komunitas atas kesediaan Mgr. Ambrogio untuk datang bertatap muka secara langsung dengan mereka.

Ia juga mengajak para peserta kegiatan yang hadir untuk memaknai pertemuan persaudaran tersebut dengan melibatkan diri secara aktif.

Narasumber utama

Tampil sebagai pembicara tunggal, Mgr. Ambrogio dalam arahannya mengajak para peserta untuk memaknai Ensiklik kedua Paus Fransiskus Laudato Si. Ia minta para peserta bisa menunjukkan cinta kasih yang total dengan peduli pada kelestarian alam dan lingkungan (bumi), juga keberpihakan kepada orang-orang miskin.

Dengan menggunakan dasar biblis dari Kitab Nabi Yunus, Mgr. Ambrogio secara lebih spesifik mengajak para peserta untuk berani ‘keluar dari diri sendiri’ dan berjuang untuk membangun kepedulian terhadap alam dan juga orang-orang yang dipercayakan oleh Tuhan kepada mereka (orang-orang miskin, red).

Suasana di Rumah Mensa Kedoya, Jakbar.

Walau pun penjelasan yang diberikan oleh Mgr. Ambrogio menggunakan bahasa Italia, namun para peserta dapat menangkap inti pembicaraannya. Erlip salah satu anggota Komunitas Sant’Egidio Jakarta dengan sangat baik menerjemahkan setiap perkataan yang dilontarkan oleh Mgr. Ambrogio tersebut.

Seusai pemaparan materi dan diskusi, kegiatan dilanjutkan dengan perayaan ekaristi bersama. Turut menjadi konselebran dalam misa tersebut adalah Pastor Bernardus Boli Udjan SVD.

Sesuai rencana, setelah misa bersama para peserta, Mgr. Ambrogio dan Valeria akan bertatap muka dengan Uskup Mgr. Ignatius Suharyo dan juga mengunjungi Rumah Mensa Komunitas di daerah Kedoya – Jakarta Barat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here