Orang “Kaya” Katolik: Dimaki Saat Khotbah, Dicari Saat Gereja Butuh Dana?

13
13,790 views

“Dalam khotbah di Gereja kami sering menjadi bahan kritik dan caci maki. Namun saat Gereja butuh dana dan bantuan, mereka mencari kami!” demikian curhat seorang umat, yang termasuk dalam kategori “orang kaya”, sebagaimana diceritakan oleh Romo Deshi Ramadhani, SJ.  Romo Deshi melanjutkan,”Yesuit yang hidup dan bekerja bagi orang miskin dianggap sebagai orang suci. Namun Yesuit yang mempunyai akses dengan orang kaya baru dibutuhkan saat pencarian dana.” Pembicaraan tentang “miskin” dan “kaya” menjadi salah satu topik hangat dalam seminar terbuka Latihan Rohani yang berlangsung Sabtu, 23 Juni 2012 di Kolese Kanisius, Jakarta.

 

Kisah bagaimana berhubungan dengan orang kaya selalu mewarnai sejarah Gereja. Dalam kitab suci Yesus pernah mengecam orang-orang kaya. Yesus mengatakan bahwa orang miskinlah yang berbahagia. “Berbahagialah orang miskin di hadapan Allah, karena merekalah empunya Kerajaan Sorga.” Namun sebenarnya Yesus tidak “alergi” dengan orang kaya. Yesus mendatangi orang kaya pemungut cukai. Yesus juga dikelilingi oleh wanita-wanita yang berada. Yesus pernah diminyaki dengan minyak mahal.

 

Pengalaman Ignatius Loyola

Ignatius mengalami hal yang kurang lebih serupa.  Karya dan keberadaan Ignatius bagi orang miskin dan sakit sudah tidak terbantahkan lagi. Ignatius membagi derma bagi orang miskin, bekerja di rumah sakit, dan melakukan pekerjaan lain bagi orang miskin.

 

Dalam Latihan Rohani Ignatius menyebutkan bahwa kekayaan adalah pintu utama yang mengarah pada keberdosaan. Ignatius menulis dalam Latihan Rohani tentang Panji Setan, yang menempatkan kekayaan sebagai pintu masuk ke dalam kedosaan. Latihan Rohani Nomer 142 menulis,”…bagaimana ia (setan) mengajak mereka supaya memasang jerat-jeratserta rantai-rantai: mula-mula harus membujuk dengan kelobaan akan kekayaan begitulah yang paling sering dilakukannya agar orang lebih mudah jatuh dalam kehormatan dunia yang hampa, dan akhirnya jatuh ke dalam keangkuhan yang besar. Jadi sebagai langkah pertama (yang mengarah pada dosa) ialah kekayaan, kedua: kehormatan, ketiga: keangkuhan, dan melalui tiga langkah ini, dia mengiring ke semua kedurhakaan lainnya.”

 

Kendati demikian, Ignatius juga bergaul erat dengan orang-orang kaya. Kebanyakan dari mereka memberikan dukungan karya-karya Ignatius dan para Yesuit. Berbagai karya pendidikan, pelayanan bagi orang miskin, rumah sakit, dsb dapat berjalan atas dukungan derma dari orang-orang kaya di sekitar hidup Ignatius Loyola.

 

Keterpecahan?

Romo Deshi menceritakan pengalamannya tentang bagaimana bersikap atas orang kaya yang korup, yang secara sosial dibenci oleh masyarakat sekitar. Saat berada di suatu tempat di Philiphina, Romo Deshi diminta untuk misa untuk seorang kepala desa yang selama hidupnya terkenal korup, dan banyak melakukan kejahatan. Masyarakat sekitar tidak menyukai orang tersebut. Ada keraguan bagaimana menyikapi semuanya itu. Dalam situasi seperti ini, Uskup yang membawahi wilayah itu memberikan nasihat pada Deshi,”Setiap orang perlu didoakan!” Jadilah orang kaya yang korup dan dibenci itu tetap dilayani.

 

Atas berbagai polemik dan keterpecahan Kaya-Miskin, Romo Deshi berkomentar,”Jangan-jangan cara-cara kita memandang orang kaya dan miskin sudah pincang!”

 

Seminar terbuka Latihan Rohani berlangsung di Kolese Kanisius, 23 Juni 2012. Seminar yang dihadiri sekitar 80 peserta dari berbagai kalangan umat ini  diadakan atas inisiatif PERHATI (Perkumpulan Harapan Tunas Indonesia) dan menghadirkan Romo Prof. Dr. Franz Magnis Suseno, SJ dan Dr. Deshi Ramadhani, SJ, sebagai pembicara. Keduanya dosen STF Driyarkara Jakarta. Sumber ketiga dari kalangan awam, yakni Boen Kosasih, yang pernah retret Latihan Rohani selama sebulan. Acara ini dimoderatori oleh Romo In Nugroho, SJ.

 

Seminar ini menjadi salah satu mata rantai gerakan Yesuit provinsi Indonesia untuk membentuk jaringan, yang diharapkan ikut memikirkan dukungan bagi karya-karya Serikat Yesus di Indonesia. Selanjutnya, PERHATI akan mengadakan acara retret/rekoleksi dengan tema “Memberikan diri untuk Misi Rekonsiliasi” pada hari Sabtu, 28 Juli 2012 dan “Fund Raising is about restoring the web of relationships” pada hari Sabtu 17 November 2012 di Jakarta. Sedangkan di Yogyakarta juga akan diadakan acara yang sama masing-masing pada hari Minggu, 29 Juli dan Sabtu, 24 November.

13 COMMENTS

  1. Yang lebih umum terjadi sesuai pengalaman saya :
    1.Imam hanya bicara yang lunak 2 saja (tidak seperti Yesus); yang sesuai dng kehendak orang kaya karena kuatir kehilangan dana (terlebih bila ada proyek )dan kuatir menyinggung perasaan ; malahan akan lebih banyak imam yang ikut larut dalam keduniawian atau bisa jadi tidak lagi mampu menyalakan api ( apinya sendiri juga sudah padam ).
    2. Rohaniwan tidak memahami orang kaya; manusia yang paling celaka ,bingung,kuatir , kecewa,takut dst, Paling banter rohaniwan hanya mau mendoakan .Yang sedikit sadar akan dicerca jadi manusia aneh ,
    3. Apakah orang 2 kaya zaman sekarang mau mendengarkan Yesus dan melakukan kehendak Nya?(bisakah dibandingkan dengan murid 2 wanita tsb)
    4. Keadaan sekarang dan sejarah mestinya tidak boleh dilupakan .
    5. Lihatlah Gereja di dunia Barat ; lebih banyak yang rontok , bukankah mereka termasuk yang kaya dan pintar ? Apakah Gereja mampu mengembalikan mereka ?
    6. Saya sendiri lebih tertarik kepada sisi spiritual dan latihan rohani Yesuit, cukuplah untuk diri sendiri ; kalau kita jadi lebih sadar semoga semua jadi lebih baik . Saya rasa untuk bisa ikut ini sudah sangatlah sulit.

  2. Bagaimana sikap gereja atas orang kaya yang korupsi, yang secara sosial dibenci oleh masyarakat sekitar , dan mereka meyumbangkan dana mereka untuk gereja .
    Tetap menerima atau menolak ?

    Trimakasih

  3. Manusia kaya miskin, cacat sempurna, pintar bodoh,pelit dermawan dst…dst semuanya harus dipahami sebagai permata di alam duni.Semuanya mempunyai peranya sendiri. Rahmat dan berkat bisa dinikmati dermawan karena ada yang berkekurangan. Begitu pula kita yang miskin dapat mendoaakan sang dermawan dan mengalirlah rahmat tuhan pula. Jadi mempertentangkannya akan sia-sia saja. Bayangkan bila komuntas gereja hanya terdiri orang miskin, cacat saja bagaimana bisa berkembang. Sebaliknya bila gereja dihuni orang berkecukupan saja apa yang bisa dibuat dengn kecukupannya. Kaya miskin dll harusnya bersinergi meluaskan kerajaan Allah saja dan bersyukurlah dengan segala yang kita punyai dalam segala kelebihn dan kekurangannya.

  4. Itu fakta yang tidak bisa kita pungkiri, akhir-akhirnya ini…. Hal ini terjadi sebenarnya tergantung siapa pastor parokinya.

  5. Cobalah kita merenungkan hal ini. Sudah menjadi kenyataan keinginan kita apalagi yang kaya adalah hidup nyaman , penuh dengan penghiburan , tidak ada yang mengganggu , semua orang hormat dan memuji , kekuasaan , kekayaan dan kehormatan adalah keinginan utama kita semua . Namun cobalah kita dengarkan Yesus ; kehendaknya adalah jalan salib : Kamu harus menyangkal dirimu , menanggalkan segala milikmu dan memanggul salib mu mengikuti Aku . Bahkan untuk orang kaya Tuhan berkata lebih keras celakalah engkau orang kaya karena engkau telah menikmati penghiburanmu . Nah sudah jelas keinginan kita bertabrakan dengan kehendak Allah . Manakah yang benar ? Menurut banyak Pastor yang benar adalah kita dan bukan Tuhan . Menurut Uskup Jakarta ; Umat sudah lebih memuja Tritunggal Yang Maha Tidak Kudus , maksudnya adalah tadi Power, Uang dan gengsi ; tetapi apakah umat Jakarta dan pasturnya mau mendengarkan ini dan prihatin karena ini kan sangat serius , jawabannya Umat dan para Pasturnya mayoritas akan lebih mendengarkan si Mamon yang ada di kepala mereka . Gereja katolik ini sudah sangat memprihatinkan , tidak heran sudah ditinggalkan umatnya di dunia barat .

  6. Tetapi, siapakah yang dimaksud dengan orang kaya? Dan siapa yang miskin? Serringkali kita mereduksi arti kaya dan miskin itu dalam konteks kepemilikan atas aset2 material. Dan, karena itu kita sering menjustifikasi definisi orang kaya hanya disematkan pada mereka yang berkelimpahan hartanya dan orang miskin yang adalah yang tak berpunya harta?

    Saya termasuk orang yang tidak mau terjebak pada kedangkalan berpikir soal kaya-miskin. Bagi saya, tidak ada satu orang pun di dunia ini yang benar-benar miskin? Kenapa? MANUSIA TIDAK HIDUP DARI ROTI SAJA. Perkataan Tuhan ini yg saya jadikan jujukan. Karenaa manusia tidak hidup dari roti saja, itu berarti ada hal lain yang bersama dengan roti turut menunjang kehidupan seorang manusia. Dan, tibalah kita pada kenyataan bahwa sesungguhnya manusia itu terdiri atas dua aspek sekaligus, dua aspek yg tidak saling bertolak belakang melainkan saling menunjang, hubungan mereka adalah hubungan yang saling mengandaikan yakni jaasmani dan rohani.

    Demi menyadari ini, satu hal yg sepatutnya menjadi peringatan buat kita sekalian untuk jangan sekali-kali terjebak pada penggolongan orang sebagai atau kaya atau miskin hanya pada standar kepemilikan harta. Tadi, aku bilang ga ada orang yg benar2 miskin di dunia ini. Pernyataan ini jadi bisa dipertanggungjawabkan jika kita memahami kesadaran tadi bahwa kaya miskin jangan sampai dinilai hanya sebatas karena punya harta atau tidak. Orang yang tak punya harta, tapi sehat wal’afiat, hidup damai dengan tetangga, dll., haruslah dilihat sebagai orang kaya juga yakni kekayaan secara rohani.

    Maka, naif di mata saya jika masih ada Romo yang menerjemahkan lurus2 kritikan Yesus atas seorang pemuda kaya di injil. Si pemuda dikritik di mata saya, itu karena sikapnya yg tak mau total mengikuti Yesus yang salah satu syaratnya adalah menjual hartanya. Ya, bagaimana mungkin jika masih sibuk dgn urusan hartanya jika mau total mengikuti Yesus?

    Orang kaya yang Yesus kritik dalam pemahaman saya adalah orang yg merasa segala sesuatunya sudah tercukupi dan karena itu tidak membutuhkan Tuhan lagi. Maka, itu bisa saja menjadi sikap seseorang yg dari segi materi hartanya tak sebanyak Bill Gates tapi memiliki kesombongan rohani yang gede. Sebaliknya, orang miskin saja menjadi sikap seseorang yg ddari segi harta sangat melimpah tapi menyadari dirinya tidak akan berarti apa-apa tanpa ada campur tangan Tuhan dalam hidupnya seperti nyata juga dalam sikap hidup seorang milyunerbernama Bill Gates tadi yang mana mengungkapkan rasa tak berartinya di mata Tuhan lewat aksi sosial nyata dengan sumbangan2nya melalui Yayasan sosial yg didirikannya bersama sang istri.

    Demikian sumbangan tanggapan saya…
    Credo ut Inttellegam, Intellego ut Credam.

    • Saya rasa uraian mas Aven kurang pas dengan apa yang disabdakan ; justru Yesus menyatakan Kerajaan Sorga itu miliknya orang miskin dan orang kaya akan sangat sulit untuk mendapatkannya , bukan karena kekayaannya , namun justru karena sikap hidup orang kaya yang mengutamakan nikmat dunia .

  7. Selama ini kita sering mengkonotasikan kaya dan miskin hanya dilihat secara materi, sehingga dalam menangkap esensi ajaran Kitab Suci tentang kaya dan miskin menjadi tereduksi. Mereduksi makna kaya dan msikin hanya dalam konteks materi tersebut, kadang juga didukung oleh sikap dan tutur kata para pastor yang membawakan kotbah. Walaupun seringkali makna kaya dan miskin yang selalu dilihat secara materi juga dipengaruhi oleh pandangan lingkungan sekitar kita.

    Salam

  8. KERENDAHAN HATI,
    orang kaya aja masih membutuhkannya; kenapa yang miskin mengabaikannya?
    orang pandai masih saja mencarinya; mengapa yang bodoh membuangnya?
    Allah membutuhkan orang-orang yang rendah hati: Kekayaan adalah berkat Allah untuk sesama dan umatNya(GerejaNya: salurkan! Kemiskinan adalah cara Allah mengajar manusia, bahwa ada bersama DIA di surga adalah satu-satunya harta paling berharga: kejarlah! (Gereja: terutama para gembala dan hirarkinya; berapa banyak yang cukup rendah hati di hadapan umatnya yang miskin dan kaya???)

  9. untuk gereja sekarang ini – kaya miskin pintar bodoh cacat bloon, kriminal jalanan, penjahat kelas tinggi, semua adalah asset gereja, domba2 yg sekali kali tidak boleh ditinggalkan apalqgi dicampakkan oleh gereja- or else gereja rugi sendiri. semua tergantung pastor paroki – yg nyatanya kuasanya sangat tdk masuk akal- utk memberi pencerahan pada ‘crew’ parokinya dalam membuat opini umat bagi kawanan ‘domba’ ini. jadi ini adalah definisi m a n u s i a…sudah tak sejalan dgn yg tersirat didalam Injil – kalau kita mau jujur…trims God Bless Us all.

  10. Tergatung dari mana kita mendapat kekayaan dan kenapa kita miskin, dia bisa kaya karena hasil kerjakerasnya sendiri dengan tidak mengabaikan perintah Tuhan, kenapa dia harus di benci??? sebaliknya dia miskin karena malas bekerja mengapa kita harus menolongnya??? Segala sesuatu telah disiapkan oleh Tuhan untuk kita, apa kah kita mampu melaksanakannya??? kembali lagi pada diri kita masing – masing.

  11. Salam damai dalam kasih Yesus Kristus saudara2 ku..
    Bisa kita lihat dari coment2 di 1 sesi ini saja sudah begitu banyak dan begitu beraneka ragam..1 sesi ini saja apakah mudah disatukan dan dibenarkan pandangan dan pendapat2 ini? Apalagi seluruh umat katolik… ini karena penafsiran kita yang begitu berbeda beda dan masing2 menganggap benar… nah umat katolik butuh 1 figur yang bisa menerjemahkan dan menafsirkan alkitab yang SESUAI YESUS KRISTUS DALAM ALKITAB…berdoalah kita semua dengan rendah hati dan berharap penerangan ilahi.. bila memang kita semua pemerhati katolik..mari berdoa dan berserah hanya kepadanya.. Tuhan Yesus memberkati..amin..

  12. jadilah orang kaya dihadapan Allah, karena merekapun berhak hidup layak di surga. ya mungkin sulit , masih berlaku berakir-rakit ke hulu , berenang ketepian

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here