Paroki St. Christophorus Sungai Pinyuh: Lokakarya Memimpin Ibadat dengan PSHMR

0
1,069 views
Para peserta pelatihan pemimpin ibadat Paroki Santo Christophorus Sungai Pinyuh,Keuskupan Agung Pontianak. (Anggie)

KETERAMPILAN memimpin ibadat para pengurus umat di stasi sangat perlu dan penting. Mengapa demikian? Ini agar ibadat sabda menjadi lebih hidup dan meriah.

Hal ini disampaikan oleh Pastor Gregorius Rahmadi Pr, pastor kepala Paroki Santo Christophorus Sungai Pinyuh, Keuskupan Agung Pontianak, saat membuka kegiatan pelatihan pemimpin ibadat bertema “Menjadi Pemimpin Umat yang Terampil Memimpin Ibadat dengan PSHMR”.

Sungai Pinyuh berlokasi kurang lebih 60 km dari Kota Pontianak arah menuju Singkawang.

Praktik latihan memimpin ibadat di Gereja Santo Christophorus Sungai Pinyuh.

Tiga wakil stasi

Pelatihan memimpin ibadat ini berlangsung di Paroki Santo Christophorus Sungai Pinyuh, 18–20 Mei 2018, dan diikuti oleh tiga orang wakil pengurus stasi se-paroki.

Ini merupakan kegiatan awal bersama Pastor Gregorius Rahmadi yang baru enam bulan menjalankan tugasnya di Paroki Santo Christophorus Sungai Pinyuh.

Lebih lanjut, Pastor Gregorius Rahmadi atau yang akrab disapa Pastor Gery berpesan kepada para aktivis Gereja St. Christophorus Sungai Pinyuh agar tidak berhenti belajar. Ini mengingat tata cara memimpin ibadat sekarang sangat mudah dan lebih singkat dengan menggunakan buku Perayaan Sabda Hari Minggu dan Hari Raya (PSHMR). Dengan demikian, diharapkan juga para pemimpin ibadat semakin terampil dalam memimpin ibadat.

Pelatihan pengurus umat ini diampu oleh Dewan Pastoral Paroki (DPP) Santo Christophorus Sungai Pinyuh. Lokakarya ini mendatangkan narasumber dari tim Komisi Kateketik Keuskupan Agung Pontianak (KOMKAT KAP): Ibu Noria dan Ibu Susana.

Memecah kekakuan dengan rehat dan permainan.

Kegiatan berlangsung selama tiga hari.  Suasananya penuh  semangat dan hal itu menjadi pembelajaran penuh bagi para aktivis 55 stasi yang ada di Paroki Santo Christophorus Sungai Pinyuh. Bersama mereka, tim mengkonsep pembelajaran bersama dengan praktik langsung memimpin ibadat. Begitu terjadi ‘kesalahan’, tim langsung melakukan koreksi cepat dan di tempat.

Tak semua datang

Sayang bahwa dari 55 stasi yang diundang, hanya 37 stasi saja yang dapat hadir dan mengikuti pelatihan. Ini terjadi, karena waktu untuk mengadakan kegiatan ini sulit ditentukan. Hal ini disampaikan dalam laporan ketua panitia Bapak Andreas Bungai.

Sebagai ketua panitia, ia menyampaikan beberapa kesulitan dalam penggunaan buku PSHMR antara lain kesulitan menggunakan tali pada PSHMR, tidak semua pemandu dapat melantunkan lagu pujian pada PSHMR, dan kesulitan dalam menyiapkan kotbah.

Dengan adanya pelatihan seperti ini, diharapkan kepada para pengurus stasi agar dapat memimpin ibadat dengan baik dan benar serta dapat membentuk kader pemimpin ibadat di stasi masing-masing.

Latihan keterampilan menjadi pemimpin ibadat.

Pada penghujung kegiatan, Pastor Gery menyampaikan bahwa banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penggunaan PSHMR, apalagi masih banyak stasi di Paroki Santo Christophorus Sungai Pinyuh belum memiliki dan menggunakan PSHMR.

Pada saat menutup kegiatan pelatihan, Pastor Gery memberi motivasi kepada peserta agar tetap semangat dalam mengurus Gereja dan umat. menjadi seorang pengurus umat tidak lah gampang. Menjadi pengurus umat bukan karena kemauan diri sendii, melainkan karena kehendak Allah dan dipercayakan oleh umat Allah di stasi tersebut.

Marilah kita saling mendukung, menguatkan dan berbagi informasi, agar iman kita tetap hidup.

Semangat para wakil stasi di seluruh paroki selama tiga hari mengikuti program latihan memimpin ibadat.

Kredit foto: Dygna Viee Anggie/Paroki St. Christophorus Sungai Pinyuh, KAP.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here