Pasir Pangarayan, Riau: Tahbisan Imam Diosesan Keuskupan Padang

0
1,473 views
Prosesi misa tahbisan imam di Gereja St. Ignatius Loyola Paroki Pasir Pengaraian di Rokan Hulu Riau.

JALANAN dengan lubang yang ditimbun kerikil  masih saja tampak becek. Sebuah mobil tanki air berwarna biru baru saja berlalu setelah menyiramkan air di sepanjang jalan depan Gereja Paroki St. Ignatius Pasir Pangarayan, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Serombongan besar umat tampak mulai berdatangan dan berkumpul memadati bangku-bangku di dalam gedung maupun yang ada di sekitar gedung gereja.

Di paroki yang terletak sekitar 160 km atau sekitar tiga jam perjalanan darat dari Kota Pekanbaru, Ibukota Provinsi Riau, ini terjadi peristiwa iman bagi seluruh umat Katolik, khususnya di Keuskupan Padang.

Inilah Perayaan Ekaristi penerimaan Sakramen Imamat untuk Diakon Maximus Malaof Kosat Pr, calon imam diosesan Keuskupan Padang. 

Ini terjadi di hari Kamis (28/2) pekan lalu.

Dari Atambua

Diakon Maximus Malaof Kosat Pr berasal dari Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus Noemuti, Keuskupan Atambua, Nusa Tenggara Timur.

Tarian sambut dengan iringan musik khas Timor yang riang menjadi pembuka rangkaian upacara sakral ini.

Sejumlah penari dengan balutan beti dan tais yaitu kain tenun ikat khas Timor menyambut kedatangan rombongan Mgr. Martinus Dogma Situmorang OFMCap (Uskup Keuskupan Padang), Diakon Maximus Malaof Kosat Pr, para imam dan biarawan-biarawati yang hadir.

Iring-iringan memasuki halaman Gereja St. Ignatius Loyola Paroki Pasir Pengarayan, Rokan Hulu, Riau.
Tarian khas adat Timor mengiringi prosesi jelang misa tahbisan imam di Gereja St. Ignatius Loyola Paroki Pasir Pangarayan, Rokan Hulu, Riau – Keuskupan Padang.

Tenun ikat adalah salah satu karya seni khas Suku Timor yang mempunyai beragam motif menarik dengan muatan makna tersendiri.

Tenun ikat ini dibagi menjadi dua model yaitu beti  yang biasa digunakan oleh laki-laki dan tais yang biasa digunakan oleh perempuan.

Selain kedua model tersebut ada pula bet’ana atau selendang yang biasa di pakai pada beragam ritual adat, ritual perkawinan dan ritual keagamaan.

Dukungan para suster lintas tarekat untuk calon imam diosesan baru untuk Keuskupan Padang: Diakon Maximus Malaof Kosat Pr

Sambutan selamat datang ditandai dengan pengalungan bet’ana kepada Mgr. Martinus OFMCap, Diakon Maximus dan Romo Alex Suwandi (Vikaris Jenderal Keuskupan Padang).

Maka rangkaian upacara pun berlanjut dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Mgr. Martinus Dogma Situmorang OFMCap didampingi Romo Alex Suwandi, Romo Wendelinus Pantaleon (Pastor Paroki St. Ignatius Pasir Pangarayan), dan puluhan imam lainnya.

Seribuan umat hadir tampak dengan khidmat mengikuti prosesi penahbisan imam Diakon Maximus ini.

Sebelumnya jadi katekis

Sebelum akhirnya menerima Sakramen Imamat, ia pernah menjalani pembinaan sebagai calon imam diosesan di Seminari Tahun Orientasi Rohani (TOR) St. Markus dan di Seminari Tinggi St. Petrus (STSP), Pematangsiantar, Sumatera Utara.

Ia mengenyam pendidikan formal di Sekolah Tinggi Pastoral Delitua, Sumatera Utara hingga akhirnya menjadi seorang katekis yang melayani umat di Paroki St. Barbara, Sawah Lunto, Sumatera Barat.

Romo Maximus Malaof Kosat Pr, imam diosesan baru Keuskupan Padang yang menerima Sakramen Imamatnya di Gereja St. Ignatius Loyola Pasir Pengarayan, Rokan Hulu, Riau, 28 Februari 2019.

Sebagai calon imam diosesan Keuskupan Padang yang berada di Regio Gerejawi Sumatera, pendidikan formal ia tempuh di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi St. Yohanes, Pematangsiantar. Usai menyelesaikan studi Filsafat ia pun menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Paroki St. Maria Assumpta Sikakap, Mentawai, Keuskupan Padang, kurun waktu tahun 2015-2016.

Setelah menjalani masa TOP, calon imam yang suka bermain gitar ini pun melanjutkan studi teologinya hingga selesai pada medio 2018 dan menerima Tahbisan Diakonat pada tanggal 22 November 2018 di Gereja Katedral St. Theresia Kanak-Kanak Yesus Padang.

Lagu berjudul Bayu Senja pun menjadi salah satu lagu yang dinyanyikan dengan khidmat dalam perayaan tahbisan imam Diakon Maximus yang menjalani masa diakonatnya di Paroki St. Ignatius Pasir Pangaraian.

“Hidup bagai biduk, di laut lepas. Aku pelaut tunggal, siap melaju. Arus gelombang tantang, biduk tak daya. Hati merayu Tuhan, nada dan cemas. Malam kabut nan pekat, bintang pun lenyap. Setia kunanti Dikau, wujud tak nampak. O bayu senja, hembusan Sang Ilahi, bawa bidukku ke tepian cerah, pantai umat tebusan”.

Lagu ini seolah mewakili pengalaman iman Romo Maximus yang akan memulai perutusannya sebagai imam di Paroki St. Ignatius Pasir Pangarayan.

Usai Perayaan Ekaristi acara dilanjutkan dengan ramah tamah di Aula Paroki. Beragam acara pun tersaji dengan apik, melengkapi sukacita dan kegembiraan atas hadirnya imam baru.

Bapak Uskup Keuskupan Padang Mgr. Martinus D. Situmorang OFMCap bersama imam diosesan baru dan segenap para imam yang berkarya di Keuskupan Padang.

Uskup Agung KAP Mgr. Agustinus Agus: Gereja Butuh Imam Bersemangat Muda (2)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here