MENJELANG berlangsung Konklaf pertengahan Maret 2013, aneka pemberitaan mengenai mundurnya seorang kardinal akan selalu mengipaskan angin pertanyaan: Ada apa ini? Tak terkecuali, ketika kardinal paling senior di kawasan Inggris yakni Kardinal Keith O’Brien mengumumkan dirinya mengundurkan diri pada tanggal 25 Februari dan sudah memutuskan juga tidak akan datang ke Vatikan menghadiri konklaf.
Padahal, rencana beliau pensiun bukan hal yang mendadak dilakukan. Menurut pengakuannya, permohonan diri untuk pensiun sudah dia kirimkan ke Tahta Suci beberapa bulan lalu. Hanya saja, Paus Benedictus XVI baru berkenan menyetujuinya tanggal 18 Februari 2013 ini.
Tapi juga ada masalah, yakni tuduhan miring kepada Kardinal Keith O’Brien bahwa keputusannya untuk mundur itu juga dipengaruhi oleh opini umum berbau menuduh beliau telah melakukan tindakan tidak senonoh dengan para pastur.
Nah, apa-apaan ini?
Menurut Austen Ivereig – direktur Catholic Voices—persetujuan Tahta Suci atas permohonan mengundurkan diri sang Kardinal yang begitu cepat itu pasti memiliki nuansa khusus. “Pasti ada bukti-bukti pendukung hingga keputusan itu disetujui,” tulisnya.
Dengan mundurnya Kardinal Keith O’Brien, itu berarti Gereja Katolik Inggris juga tidak mempunyai ‘wakil’ dalam perhelatan konklaf. Ini sama dengan Gereja Katolik Indonesia yang juga tidak bisa mengirimkan wakilnya ke konklaf, lantaran Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja SJ juga sudah memutuskan tidak akan datang ke konklaf karena daya penglihatannya sudah jauh menurun.
Konklaf nantinya akan dihadiri oleh 115 kardinal dari seluruh dunia.
Mantan Uskup Agung Westminster Kardinal Cormac Murphy-O’Connor yang kini berusia 80 tahun sudah tidak ‘wangun’ masuk konklaf karena usia lanjut.
Photo credit: Kardinal Keith O’Brien saat menyambut kedatangan Paus di Inggris (The New York Times); Kardinal di Lapangan Santo Petrus, Vatikan (Ist)
