Pelatihan untuk Pembina Iman di Paroki SPMGK Katedral Malang

0
581 views
Latihan peran. (Laurensius Suryono)

PEMBAWA kabar sukacita sungguh berarti dan dinanti-nantikan kehadirannya untuk menyampaikan kabar kemenangan perang dari medan laga atau menyampaikan kelahiran putera mahkota yang sudah dinanti-nantikan dari sebuah kerajaan yang mempunyai makna penerus tahta sudah ada.

Itu dalam Perjanjian Lama.

Dalam Perjanjian Baru, mereka yang disebut Pembawa Kabar Sukacita adalah mereka yang membawa kabar sukacita sejati, kabar suci tentang Yesus Kristus, dan menyampaikannya kepada umat beriman.

Jadi tugas utamanya adalah “menyampaikan kabar sukacita.”

Romo Emanuel Wahyu Widodo Pr.

Demikian disampaikan Romo Emanuel Wahyu Widodo Pr dalam “Pelatihan untuk Pembina Iman Paroki SPMGK Katedral Malang”.

Selanjutnya beliau memperdengarkan Sabda Tuhan dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma 10:13-15.

“Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.

Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?

Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!”

Peserta pelatihan.

Pembawa Kabar Sukacita di paroki perlu disiapkan dan dilatih dengan baik sehingga kelak akan menghasilkan buah yang baik pula. Kita semua termasuk para biarawan dan orang muda katolik mempunyai hak untuk mengungkapkan iman sebagai Pewarta Pembawa Kabar Sukacita.

Aktif dan partisipatif

Umat beriman harus aktif dan turut ambil bagian sesuai porsi dan dengan cara masing-masing mengungkapkan imannya dimana saja: di gereja di lingkungan maupun di sekitar kita berada.

Keterlibatan aktif dan partisipatif kaum beriman bukan hal baru, simaklah “Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita yang melayani jemaat di Kengkrea. Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus. Salam kepada Urbanus, teman sekerja kami dalam Kristus, dan salam kepada Stakhis, yang kukasihi. Salam kepada Trifena dan Trifosa, yang bekerja membanting tulang dalam pelayanan Tuhan. Salam kepada Persis, yang kukasihi, yang telah bekerja membanting tulang dalam pelayanan Tuhan”. Dan masih banyak nama lain yang disebut oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma.  (Roma 16: 1-16)

Ibu Made Ketua Panitia.

Para pewarta kabar gembira dalam pewartaannya harus tetap mengandalkan Roh Kudus dan yakin bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, dan dapat merumuskan dengan indah dalam sharing imannya serta ilustrasi-ilustrasi yang menyertainya. Kreatifitas pewarta juga dapat menjadi pintu masuk pewartaan. Jeli melihat orang serta tetap bertahan dan setia dalam kesulitan-kesulitan yang mungkin muncul dalam pewartaannya.

Bekal dan tantangan pewarta

Bekal sebagai pewarta: yakin pada pokok iman yang diimaninya, mau belajar terus menerus dan mau mengikuti Kursus-kursus Kitab Suci yang diselenggarakan baik oleh Paroki ataupun Keuskupan. Berusaha menjadi teladan bagi yang lain dimana pun berada.  Dan terbuka pada ajaran gereja yaitu apa yang sudah diserukan gereja sudah dipelajari dengan baik.

Tidak dipungkiri bahwa ada tantangan yang dihadapi bagi para pewarta,  misalnya kelemahan dan kerapuhan diri dengan berdalih: saya tidak percaya diri, saya tidak sekolah, saya orang miskin. Saya tidak punya waktu banyak pekerjaan di rumah, dsb. Ingatlah bahwa anugerah Tuhan selalu tersedia bagi kita yang berusaha berbuat baik dalam jalan Tuhan. Tantangan lainnya yakni sulitnya tanah para pendengar, hal ini dapat diatasi dengan tetap rajin mencangkul sambil memberi pupuk kesabaran dan ketlatenan.

Motivasi

Panitia tidak tinggal diam atau pasrah begitu saja mengetahui adanya tantangan yang mungkin menghantui para Calon Pewarta, maka pada sesi kedua, dihadirkan Dr. Agus Indradi, M.Pd untuk memotivasi mereka.

Dr. Agus Indradi, M.Pd

Dengan jenaka pak Agus memotivasi para calon pewarta dengan trik-triknya yang lucu dan mengena pada setiap bahasan yang tetap menghadirkan Sabda Tuhan.

Calon Pewarta diharapkan mempunyai:

  • Kemauan yang muncul dari diri sendiri bukan karena suruhan orang lain atau kesadaran bahwa ia akan ambil bagian turut serta mewartakan kabar sukacita.
  • Mengetahui apa yang harus diwartakan dengan belajar terus menerus dari berbagai sumber termasuk mengikuti kursus-kursus Kitab Suci dan ajaran-ajaran Magisterium.
  • Mampu melaksanakan apa yang menjadi tugasnya.

Beliau juga berpesan agar ketika para pewarta berada di lingkungan melaksanakan tugasnya untuk lebih banyak melibatkan umat beriman yang hadir dalam pertemuan itu, mereka sudah datang, mereka perlu untuk didengarkan pendapatnya sharing ungkapan imannya.

Kita perlu menghindari bercerita tentang diri sendiri, berkisah tentang diri sendiri yang tidak perlu. Gunakanlah bahasa yang sederhana yang mudah dimengerti oleh para pendengar, serta memperhatikan lama waktu pertemuan sebaiknya tidak lebih dari satu jam. Sebagai perbandingan Misa hari Minggu saja berlangsung paling lama satu jam lima belas menit.

Komunikasi pewarta juga dapat menjadi tolok ukur keberhasilan pewartaan. Metode peragaan dengan menggunakan alat/benda ataupun gerak tubuh kita juga dapat membantu menyampaikan isi pesan pewartaan.

Cerita pengalaman iman pribadi atau yang kita ambil dari sebuah buku atau media sosial dapat kita tempatkan pada awal, tengah dan akhir yang mendukung sebuah pewartaan kabar gembira. Cerita pengalaman iman pribadi seringkali membuat suasana lebih mengalir serta membuat para pendengar lebih terkesima.

Beliau berulang kali mengutip Visi Keuskupan Malang 2016-2026 yang berbunyi, “Terbangunnya Komunitas Kristiani yang Semakin Injili” seolah berharap hendaknya semua peri kehidupan umat beriman sehari-hari diterangi dibimbing dan dalam semangat  Injil.

Sesi praktik sebagai petugas pewarta

Ada empat bapak dan satu ibu secara bergiliran mewakili kelompok diskusi masing-masing mencoba menjadi petugas pewartaan dengan topik yang sudah ditentukan.

  • Mendoakan arwah orang yang meninggal.
  • Syukur atas anugerah.
  • Malam Midodareni.
  • Peran Maria dalam kehidupan kita.

Menurut pak Agus, mereka sudah dapat melaksanakan praktek-latihan tugas pewartaannya dengan baik walaupun dengan beberapa catatan, misalnya beberapa kalimat yang mesti dihindari agar tidak menimbulkan ketersinggungan umat, dan agar mengambil cerita yang lebih dapat pendukung pewartaan.

Literasi teknologi

Bapak Hari Kurniawan, S.E. M.M. yang sehari-harinya dosen di Universitas Widya Karya malang juga dihadirkan sebagai naras umber untuk mengulas tentang “Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan”.

Hari Kurniawan, SE, M.M

Beliau mengajak para peserta untuk memanfaatkan dunia internet dalam pewartaannya, dalam tahap awal yang telah dilaksanakan adalah membuat sebuah chanel ‘inkatolik’ dimana konten pewartaan utamanya ditujukan kepada orang muda katolik baik itu tentang pokok iman katolik maupun sapaan-sapaan dalam jejaring, serta memotivasi mereka agar lebih berdaya dan membentengi iman mereka.

Isi konten hendaknya berdasarkan pada data yang ada dan dapat dipertanggungjawabkan.

Latar belakang dan harapan

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari pada tanggal 23-24 Februari 2019 bertempat di Rumah Khalwat Betlehem Jedong Malang, dan yang dikoordinir oleh Bidang Pewartaan Paroki. Menurut Bu Maria Deodata selaku Ketua Panitia “Acara ini tidak terpisah atau kelanjutan dari Musyawarah Pastoral Paroki yang dilaksanakan tahun lalu di Wisma Shyanti Lawang.

Pelatihan ini dibagi dalam tiga kategori, yaitu untuk Pembina Iman Kelompok  Dewasa, Pembina Iman Kelompok OMK, PI Kelompok Remaja dan PI Kelompok Anak-anak, semua dilaksanakan serentak disini.

Panitia sangat mengapresi para peserta yang mau hadir mengikuti pelatihan ini mengingat tempatnya yang sunyi bebas dari hiruk pikuk  suasana kota serta jauh dari Kota Malang dan harus berangkat sendiri alias panitia tidak menyediakan alat transportasi.

Mendengarkan pendapat atau kesan dari para perwakilan kelompok maka mereka sungguh berterima kasih adanya Pelatihan Pembina Iman ini dan mengharap lain waktu diselenggarakan lagi agar mendapatkan tambahan bekal pewartaan dan semangat rela melayani menyampaikan Kabar Sukacita.

 

 

 

 

 

 

 

 

.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here