Pelita Hati: 03.02.2019 – Menghargai Sesama

0
828 views

Bacaan Lukas 4:21-30

Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: “Bukankah Ia ini anak Yusuf?” Maka berkatalah Ia kepada mereka: “Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!” Dan kata-Nya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi. (Luk.16:21-24.28-30)

Sahabat pelita hati,

KISAH ‘Yesus ditolak di Nazaret’  ini setidaknya mengajarkan dua hal, yaitu:

(1) Ketenangan hati Yesus dalam menyampaikan kabar baik atau Injil.

(2) Cara berpikir orang-orang Yahudi yang dangkal dan emosional. Dalam Injil Lukas, inilah pertama kali Tuhan menyampaikan pengajaran-Nya. Namun orang-orang sekampungnya marah dan akhirnya menolak Yesus. Namun Tuhan tetap tenang dan tak tersulut oleh emosi dan pikiran mereka yang dangkal.

Sahabat terkasih,

Kisah Yesus ditolak di Nazareth ini juga mementaskan dua sikap hati yang bertolak belakang. Kerendahan hati  ada pada Yesus sedangkan peringai congkak menguasai hati orang-orang yang menilai Yesus “hanya” anak Yusuf si tukang kayu. Tuhan mengajarkan pentingnya menghargai sesama bukan atas dasar asal-usul atau latar belakang tetapi atas dasar mutu kualitas hidupnya. Di sini perlu sikap rendah hati untuk mengakui apa yang baik dalam diri sesama bukan mencari kekurangan atau kejelekannya. Ketika kita sibuk mencari kekurangan orang lain kita kehilangan waktu untuk berbuat kepadanya. Karenanya lihatlah kebaikan orang lain agar kita tak punya waktu untuk mencari-cari kekurangannya.

Jika ingin bepergian,
bawalah bekal untuk perjalanan.
Tebarkanlah selalu kebaikan,
niscaya Tuhan berkenan.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here