Pelita Hati: 12.08.2018 – Rendah Hati dan Terberkati

0
1,374 views

Bacaan Lukas 1:41-45

Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.” (Luk. 1:41-45)

Sahabat pelita hati,

KINI kita berjumpa dengan dua pribadi terberkati. Dua perempuan pilihan yang berjumpa dalam iman dan sarat keutamaan. Itulah Bunda Maria dan Bunda Elisabeth. Perjumpaan dua perempuan teladan ini menegaskan betapa indahnya hidup yang saling membawa kegembiraan. Perjumpaan dua pribadi terberkati ini juga menggemakan cara hidup rendah hati. Manakah tanda nyata dari macam ragam keutamaan mereka?

Sahabat pelita hati,

Kendati Maria telah dipilih dan diangkat menjadi bunda yang akan melahirkan Sang Mesias, ia tidak mengambil jarak dengan sesama dan kerabatnya. Ia pun bergegas mengunjungi Elisabeth saudiranya yang juga sedang mengandung. Inilah wujud nyata dari sikap sahajanya. Dan ternyata kunjungannya membawa kegembiraan berlimpah bukan hanya bagi Elisabeth tetapi juga bagi anak yang ada di dalam rahimnya. Elisabeth pun segera menyatakan pujian kepada Maria Sang Bunda Allah. Elisabeth menyebut Maria sebagai wanita terberkati dan merasa tak pantas mendapatkan kunjungan sang Bunda Putera. Maria tak membusungkan dada tanda bangga. Dengan serta merta ia sekali lagi menyatakan kesahajaan dan kerendahan hatinya. Ia pun mengidungkan ‘Magnificat’ dengan pesan pokok bahwa bukan manusia yang layak dipuji tetapi Allahlah yang pantas diagungkan (lih. Luk. 1:46-56). Inilah madah kerendahan hati Maria.

Sahabat terkasih,

Alangkah indahnya menyaksikan dua pribadi yang sarat dengan kerendahan hati ini. Alangkah indahnya jika di antara kita, juga di lingkungan para perempuan dan wanita Gereja tidak saling membanggakan diri apalagi menyombongkan diri. Mari kita meneladan sikap kerendahan hati para wanita terberkati ini, bunda Elisabeth dan bunda Maria yang bersahaja. Selamat merayakan Bunda Maria Diangkat ke Surga, Maria Assumpta.

Jika laki-laki itu seniman,
perempuan adalah seniwati.
Kesombongan akar dari keterpurukan,
rendah hati menjadikan hidup terberkati.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here