Pelita Hati: 18.05.2018 – Mengulurkan Tangan

0
927 views

Bacaan Yohanes 21:15-19

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.” (Yoh 21:18)

Sahabat-sahabat pelita hati,

KONON,  kutipan ayat 18 ini menjadi nyata pada diri Petrus saat ia harus pergi ke Roma dan mati disalib  dengan kepala di bawah atas permintaannya sendiri. Inilah sebuah komitmen nyata dari Petrus kepada Yesus Sang Guru yang sempat ia sangkal sampai tiga kali. Kasih dan cintanya kepada Yesus mengandung tanggung jawab dan konsekuensi yakni pengormanan diri. Bagaimana sabda ini kita hayati di saat ini?

Sahabat terkasih,

Sabda Yesus kepada Petrus ini juga mengandung makna tentang arti kedewasaan, baik kedewasaan diri pribadi maupun kedewasaan iman yang menuntut tanggung jawab. Ketika masih muda,  remaja apalagi anak-anak kita sejatinya mengalami kebebasan yang sebebas-bebasnya dan miskin tanggungjawab. Artinya tindakan kita tak terikat oleh tanggungjawab atau pihak lain.  Namun ketika kita sudah dewasa (apalagi berkeluarga)  kita tak mungkin lagi hidup dalam kebebasan yang sebebas-bebasnya karena kita harus terikat dengan pasangan hidup, anak dan sederet tanggungjawab baik dalam keluarga,  di tempat kerja atau tuntutan hjdup yang lain. Kita harus rela diikat dan diatur oleh beragam hal dan berbagai pihak. Itulah berarti kita harus rela mengulurkan tangan.  Karenanya semakin dewasa kita justru terbatasi kebebasan kita. Demikian juga bagi para imam atau biarawan-biarawati. Mereka pun harus rela mengulurkan tangan dan diikat oleh macam2 tanggungjawab pelayanan atau pun aturan dalam biara yang mengikat.  Semoga di mana pun dan kapan pun serta apa pun panggilannya, kita dapat mempersembahkan hidup yang terbaik bagi Tuhan dan sesama. Itu wujud nyata tanggungjawab dan pengorbanan kita.

Indah bunga wijaya kusuma,
mekar di kala gelap gulita.
Ulurkan tangan pada sesama,
layani dengan penuh cinta.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here