Pelita Hati: 25.11.2018 – Sang Raja Abadi

1
1,591 views

Bacaan Yohanes 18:33-37

Jawab Yesus: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.” Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” (Yoh. 18:36-37)

SAHABAT pelita hati,

Hari ini kita merayakan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, puncak sekaligus penutup tahun liturgi. Tahun liturgi dipuncaki dengan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam untuk menegaskan bahwa peziarahan rohani kita sepanjang tahun ini berpuncak pada pengakuan Kristus sebagai raja semesta.  Dialah Sang Raja Diraja, bukan berkuasa dengan kemegahan dan kekuasaan-Nya tetapi dengan kasih dan kerendahan hati-Nya. Dengan hari Kristus Raja maka dimulailah tahun baru liturgi yang dibuka dengan Minggu Adven I, sekaligus menjadi awal baru bagi kita untuk mempersiapkan diri dan menata hati menyambut Dia yang akan lahir di hati kita.

Sahabat terkasih

Permenungan tentang Kristus Raja hari ini mengambil kisah tentang Yesus yang dihadapkan dalam pengadilan sebelum akhirnya Ia dijatuhi hukuman mati. Di hadapan Ponsius Pilatus,  pengadilan dunia wakil negara Romawi yang amat berkuasa, Yesus menegaskan bahwa Ia adalah raja yang bukan datang dari dunia. Dialah raja abadi yang maha kasih-Nya takkan berakhir. Bukan raja dunia yang mengedepankan kekuasaan duniawi tetapi raja yang menguasai setiap hati yang percaya kepada-Nya. Maka pewartaan sabda ini juga mengajak kita untuk melihat kenyataan hidup sehari-hari. Apakah Yesus masih menjadi merajai hati kita? Dalam hati kita masing-masing, dalam keluarga, dalam komunitas dan di tengah-tengah hidup semesta ini? Apa tanda-tandanya? Ketika hati kita dikuasai oleh sikap rendah hati, ini berarti Tuhan bersemayan di hati. Sebaliknya ketika keserakahan, kesombongan menguasai hati, berarti Tuhan tak mendapatkan tempat di hati dan hidup kita. Cara agar Tuhan sungguh bersemayam dan merajai hati adalah kita menyediakan waktu bagi-Nya di tengah-tengah aktivitas dan kesibukan hidup harian kita. Semoga pewartaan pelita sabda hari ini semakin menyadarkan kita untuk selalu mendengarkan sabda keutamaan-Nya. Jangan biarkan hati kita menjauh dari Tuhan sanga Raja Hati dan Rajad Abadi bagi kehidupan kita.

Walau hanya sekejap mata,
cukuplah untuk pelipur lara.
Ya Hati Yesus Raja Cinta,
yang rela menanggung sengsara.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

1 COMMENT

  1. Terima kasih. Kristus memerintah dalam hidup manusia. semua yang dulakukan oleh manusia atas perintah Tuhan Yesus. kedamaian kesukacitan menjadi cerminan dari hati yang diperintah oleh Tuhan Yesus.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here