Pengalamanku Mengalami Kehadiran Bunda Maria (2)

0
5,730 views

SEJAK hari itu, saya mulai percaya dan menerima Bunda Maria sebagai Bunda Gereja, sekaligus ibu saya pribadi. Saat saya berkeluh kesah, saya pun berdoa melalui perantaraan Bunda. Sama sekali tidak saya kira, apa yang sepertinya sia-sia, ternyata berubah menjadi lautan sukacita yang lebih dalam bahkan melebihi kedamaian yang saya rasakan ketika pulang dari retret awal dan luka batin.

Setelah itu saya rajin berdoa Salam Maria, tetapi belum terlalu berminat mendaraskan Rosario, karena saya merasa doa itu terlalu panjang dan butuh konsentrasi. Saya masih merasa agak segan, mungkin agak malas, berdoa terlalu panjang. Lagi-lagi dikarenakan saya belum mengerti esensinya bahwa doa Rosario bila didoakan secara serius adalah semacam meditasi yang amat baik juga.

Mukjijat pribadi

Perubahan kembali terjadi. Ini adalah kali pertama di mana saya mendoakan Rosario tanpa putus dari bulan Mei 2008 sampai hari ini saat saya menuliskan sharing ini. Juga ditambah Novena Tiga Salam Maria selama dua pekan di bulan September awal, karena saya sungguh butuh Bunda Maria dalam menghadapi beberapa hal besar di keluarga.

Hasilnya? Puji Tuhan, masalah yang didoakan mulai membaik.  Ada titik terang. Juga saya merasakan damai luar biasa kembali percaya bahwa Tuhan akhirnya memberikan yang terbaik, setelah sebelumnya terseok-seok menjalani roda kehidupan yang terasa berat.

Berdoa melalui perantaraan Bunda Maria memberikan saya kekuatan ekstra sekaligus berusaha menjalankan apa yang Bunda Maria selalu contohkan, “ Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.”

Saya kira, ini hanya awalnya. Saya percaya bahwa Tuhan mendengarkan Bunda. Apabila kita berdoa melalui perantaraan Bunda, dia  akan menyampaikan permohonan kita kepada Putera-Nya dan apabila itu sesuai dengan kehendak-Nya, Dia tidak akan menolak permintaan itu.

Terkesima

Pertama kali kujumpa dia, aku terkesan sekaligus terkesima. Itu perasaan saya yang saya simpan sampai hari ini. Dia betul-betul ada dan hidup dalam doa-doa yang kita daraskan. Dia menjadi contoh ketaatan manusia akan rencana-Nya dan percaya bahwa rencana-Nya adalah yang terbaik bagi dirinya.

Semoga kita bisa menjadikan Bunda sebagai teladan dalam hidup kita. Berdoa rosario, berdevosi, ataupun bernovena? Sudah bukan suatu hal yang aneh bagiku, bahkan itu sudah menjadi bagian hidupku.

Thanks to Mother Mary. Thanks to Jesus. Thanks to the Lord.

(Percikan permenungan ini ditulis pada bulan November 2009 dan pernah dimuat di sebuah majalah terbitan di Jakarta pada bulan yang sama).

*) Fonny Jodikin tinggal menetap di Saigon (Ho Chi Minh City), Vietnam