Percik Firman: Menjadi Emas yang Bersinar

0
1,201 views

Minggu, 31 Mei 2020

Hari Raya Pentekosta

Bacaan Injil: Yoh 20:19-23

“Damai sejahtera bagi kamu…Terimalah Roh Kudus” (Yoh 20:21-22)

Sdri/a yang terkasih,

HARI ini kita merayakan Hari Raya Pentekosta (bahasa Yunani: pèntékosté, artinya kelimapuluh). Ungkapan lengkapnya “Pèntékosté Héméra” (Hari Kelimapuluh). Kalau dalam bahasa Latin, kita kenal istilah ”Dies Pentecostes”. Hari raya ini memang diperingati setelah 50 hari kita merayakan Hari Raya Paskah.

Dengan hari raya ini Gereja memperingati turunnya Roh Kudus, sekaligus kelahiran Gereja. Kita sudah mempersiapkan hari raya ini dengan mengadakan doa Novena Roh Kudus selama 9 hari. Kita percaya dengan turunnya Roh Kudus, Gereja mempunyai tugasnya yang resmi yaitu memberi kesaksian akan karya keselamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus. 

Gereja bukan lagi kelompok para rasul yang penuh ketakutan menutup diri di kamar atas dengan pintu terkunci. Dengan turunnya Roh Kudus, Gereja menjadi komunitas saksi Kristus serta karya keselamatan-Nya yang mewartakan Injil ke segala bangsa.

Menurut tradisinya, orang Yahudi di zaman Yesus memperingati hari ke-50 ini (Pentekosta) dengan sebutan Shevuot. Pada mulanya Pentekosta adalah perayaan petani pada akhir masa panen. 

Suasana yang diciptakan pada hari raya Pentekosta Yahudi ini adalah perasaan syukur atas karunia Tuhan. Kemudian, orang Yahudi memberi makna baru dari pesta selesainya panen ini dengan peringatan turunnya Sepuluh Perintah Allah kepada umat Israel dengan perantaraan Musa di Gunung Sinai. 

Ada tiga hari raya penting di kalangan Yahudi pada zaman Yesus, yaitu Paskah, Pentekosta, dan Pondok Daun. Jadi, Pentekosta adalah hari raya kedua dari urutan pentingnya. 

Di kalangan umat Kristen, ”Hari ke-50” itu dirayakan 7 minggu setelah Kebangkitan Yesus untuk memperingati turunnya Roh Kudus kepada para murid. Jadi perayaan 7 minggu setelah masa panen dari dunia Perjanjian Lama itu diterapkan oleh Perjanjian Baru kepada panenan rohani yang kini mulai melimpah, yaitu hari lahirnya Gereja, turunnya Roh Kudus.

Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus menghembusi para murid dan memberikan Roh Kudus sambil menegaskan, ”Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni.” 

Sebelumnya, Tuhan Yesus memberikan perutusan kepada para murid untuk mewartakan damai sejahtera, ”Damai sejahtera bagi kamu. Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu”. 

Seperti para rasul, kita orang Katolik diutus menjadi pembawa damai sejahtera di dalam kehidupan kita, baik di keluarga, komunitas, sekolah, tempat kerja maupun di masyarakat. Di tengah situasi penanganan wabah Covid-19 ini kita punya semangat yang berkobar-kobar untuk memberikan kedamaian, peneguhan, dan pengharapan bagi saudari-saudara yang lain. 

Meminjam istilah Bapak Kardinal Suharyo kemarin dalam pesannya saat Temu Kangen Virtual IRRIKA se-Italia (Ikatan Rohaniwan-Rohaniwati Indonesia di Kota Abadi) lewat Zoom Meeting yang ditayangkan HIDUPTV, dengan tempaan situasi krisis Covid-19 ini kita diajak untuk makin mendekatkan diri pada Tuhan seiring dengan tumbuhnya kreativitas positif kita, sehingga pasca wabah ini kita dapat menjadi emas yang bersinar, bukan menjadi besi tua yang usang.

Kita diingatkan akan panggilan hidup kita yang sejati, yakni mewartakan kabar gembira kepada semua orang. Bukan hanya puas dengan menjadi orang katolik bagi diri sendiri saja, tetapi sekaligus meneruskan keyakinan iman kita itu kepada siapapun melalui pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Dengan Roh yang satu dan sama, kita diundang untuk mempersatukan, tidak malah memecah-belah hidup bersama.

Pertanyaan refleksinya, sudahkah Anda menjadi pembawa damai di tengah wabah Covid-19 ini? Semoga seusai wabah ini kita bisa menjadi ’emas’ yang bersinar, bukan ’besi tua’ yang usang. 

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan. # Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here