Percik Firman: Menjadi Pribadi yang Rajin dan Berani

0
381 views
Paus Fransiskus menerima kunjungan ad limina para uskup Indonesia - Vatican News

Senin, 28 Oktober 2019
Pesta Santo Simon Zelot dan Santo Yudas Tadeus (rasul)
Bacaan: Lukas 6:12-19

“Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul” (Luk 6:12)

Saudari/a ku ytk,.

Pada saat Gereja merayakan pesta Santo Simon Zelot dan Santo Yudas Tadeus hari ini, kita sebagai bangsa Indonesia memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Dua perayaan hari ini mengingatkan saya akan buku baru yang saya tulis dan diterbitkan pada bulan Oktober 2019 ini yang berjudul Sang Pangon Bebek Jadi KardinalMenyelami Kepemimpinan Mgr. Ignatius Suharyo dari Semarang ke Jakarta.

Pada Bagian IV buku tersebut, saya tulis acara kunjungan ad limina para Uskup Indonesia.

Pada tanggal 8-16 Juni 2019, Mgr. Suharyo bersama para Uskup Indonesia mengadakan kunjungan ad limina kepada Bapa Suci Fransiskus di Vatikan dan berwawanhati dengan IRRIKA (Ikatan Rohaniwan/wati Indonesia di Kota Abadi).

Yang menarik dalam perjumpaan dengan Bapa Suci tersebut, Mgr. Suharyo mewakili Gereja Indonesia mengungkapkan situasi bangsa dan Gereja Katolik Indonesia.

“Kami lihat sendiri di meja kerja beliau (baca: Paus Fransiskus) ada map besar tentang Indonesia, berarti beliau sungguh-sungguh ingin tahu Indonesia seperti apa,” tutur Mgr. Suharyo.

Prefasi Tanahair

Mgr. Suharyo sebagai Ketua KWI menyampaikan laporan kepada Paus Fransiskus bahwa Indonesia adalah negara yang istimewa karena terdiri dari banyak kelompok etnis, bahasa, dan pulau. Tetapi Tuhan mempersatukan semuanya menjadi satu nusa, satu bangsa, satu bahasa.

“Bangsa Indonesia terdiri lebih dari 1.340 suku bangsa; lebih dari 87% penduduknya Muslim. Artinya, Indonesia adalah negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Ada lebih dari 700-an bahasa, tidak termasuk di dalamnya berbagai dialek. Kendati demikian, Tuhan mempersatukan kami sebagai satu nusa, satu bangsa dengan satu bahasa. Karya agung Tuhan inilah yang kami syukuri dalam Prefasi Untuk TanahAir”, ungkapnya dalam sambutan.

Lebih lanjut, diuraikan bahwa sejak awal umat Katolik sangat terlibat dalam perjuangan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan.

“Kami bangga bahwa di dalam Gereja Katolik Indonesia ada sejumlah pahlawan nasional: Uskup Indonesia pertama dinyatakan sebagai pahlawan nasional. Dari kalangan awam katolik dan militer katolik juga ada tokoh yang dinyatakan sebagai pahlawan nasional. Umat Katolik di Indonesia mendapat warisan yang amat berharga, yaitu rasa cinta akan Tanah air”. (Sang Pangon Bebek Jadi Kardinal, hlm. 242-245).

Saat wawanhati dengan IRRIKA, Mgr. Suharyo mengajak para Rohaniwan/wati untuk mencintai Tanahair Indonesia dan bangga sebagai orang Indonesia yang sedang di tanah rantau.

Dalam Bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus mengingatkan kita para pengikut-Nya untuk BMB, yaitu “Berdoa, Mengambil Keputusan, dan Beraksi nyata”.

Yesus berdoa semalam-malaman kepada Allah Bapa mohon bimbingan dan petunjuk dari Allah Bapa agar dapat mengambil keputusan memilih 12 rasul.

Lalu, Yesus mengajak para rasul untuk beraksi nyata dengan mengajar, menyembuhkan orang sakit, dsb.

Santo Simon dijuluki ‘Si Zelot’, yang berarti ‘yang rajin’, ‘yang bersemangat’. Yudas disebut juga ‘Tadeus’, yang berarti ‘yang berani’.

Dua santo ini mengingatkan kita untuk rajin dan berani sebagai orang Katolik yang hidup di bumi Indonesia yang majemuk ini.

Maka, marilah kita mengupayakan diri untuk mencintai Tanahair Indonesia ini dengan bertekun atau rajin dan berani mewujudkan iman kita dalam aksi yang nyata, 100% Katolik 100% Indonesia.

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan.

Foto: Vatican News.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here