Percik Firman: Mulut Kebenaran

0
819 views

Sabtu, 16 September 2017
Peringatan Wajib Santo Kornelius (Paus) dan Santo Siprianus (Uskup dan Martir)
Bacaan: Lukas 6: 43-49

“Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya” (Luk 6:45)

Saudari/a ku ytk.,

SALAH satu pitutur (nasihat) nenek moyang orang Jawa zaman dulu yang masih saya ingat adalah “Ajining dhiri gumantung saka ing lathi; Ajining raga gumantung saka ing busana.” Artinya, kehormatan diri kita tergantung dari ucapan dan pakaian kita. Berucap pada zaman modern sekarang ini tidak selalu harus dengan lisan (mulut) kita, tetapi sekarang jari-jari kita pun lincah menebar kata-kata dan kalimat. Apapun yang kita ketik, itulah diri kita. Ajining dhiri gumantung saka ing lathi lan driji (jari-jari). Kehormatan diri kita akan tampak dari apa yang kita ucapkan melalui mulut kita, dan dari apa yang kita tulis melalui tangan kita. Setiap kata yang kita ucapkan, setiap huruf yang kita tulis, mengandung makna yang harus kita pertanggungjawabkan kebenarannya.

Di kota Roma ada salah satu tempat yang banyak dikunjungi turis yaitu La Bocca Della Verita, yangartinya Mulut Kebenaran. Bentuk La Bocca amat sederhana, yakni sebuah patung wajah yang dibuat dari marmer tebal dengan diameter sekitar 2 meter dan berbobot 1.300 Kg. Mulut ‘La Bocca’ terbuka lebar. Menurut legenda Roma kuno, orang yang diragukan kebenaran omongannya, akan dibawa ke tempat ini. Dengan disaksikan banyak orang, dia diminta memasukan tangannya ke dalam mulut ‘La Bocca’. Bila ia berbohong, La Bocca akan menggigit tangannya.

Patung wajah Mulut Kebenaran ini dipasang di teras dinding Gereja Santa Maria in Cosmedin di jantung kota Roma sejak abad ke 17. Sampai sekarang, tempat ini banyak dikunjungi turis. Bukan tanpa alasan bahwa orang Roma Kuno sangat menghargai apa artinya sebuah kebenaran. Mengapa? Kehormatan dan harkat seseorang pertama-tama tidak ditentukan oleh penampilan, harta atau apapun, tetapi kebenaran yang keluar dari mulutnya. Bila orang sudah tidak bisa dipercaya lagi, tamatlah riwayatnya. Dalam banyak aspek kehidupan, kebenaran memegang peranan penting.

Dalam bacaan Injil pada Peringatan Wajib Santo Kornelius (Paus) dan Santo Siprianus (Uskup dan Martir) hari ini disampaikan pesan Tuhan Yesus agar kita bijaksana. Kebijaksanaan itu diwujudkan dengan perkataan kita dan prinsip yang kuat. Ditegaskan tadi, “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.” Hati-hati dengan mulut kita. Bijaksanalah menggunakan mulut kita. Antara hati dan mulut merupakan satu kesatuan. Apa yang tersimpan di dalam hati, bisa tampak dalam perkataan lewat mulut.

Hari ini Gereja memperingati dua orang kudus martir abad ketiga, yaitu Paus Kornelius (memerintah: 251-253) dan Uskup Siprianus dari Kartago (200-258). Keduanya meninggal sebagai martir mewartakan kebenaran iman Katolik. Gereja berdiri di atas jenazah-jenazah para martirnya. Ini adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat disangkal. Mereka adalah para saksi iman Kristiani yang siap untuk disiksa, dianiaya dan dibunuh demi iman-kepercayaan kepada Tuhan Yesus Kristus, Sang Juru Selamat. Para martir adalah murid-murid Kristus sejati, para pelaku firman yang sejati dalam hati, pikiran, perkataan, dan tindakan.

Hari ini kita diingatkan untuk terus berusaha dan berani menyuarakan kebenaran (iman yang benar, berita/informasi yang benar, bukanlah malah menyebar fitnahan dan berita yang tidak benar atau hoax). Dalam hidup sehari-hari orang akan senag bergaul dengan orang yang bisa dipercaya. Dalam usaha bisnis, misalnya, kebenaran juga memegang peran utama. Sering orang menduga, dunia bisnis adalah dunia tipu-menipu. Kenyataanya tidak!  Bisnis yang sehat, maju dan bertahan lama adalah bisnis yang bisa dipercaya. Demi mempertahankan kepercayaan konsumen, pebisnis sering rela berbuat apa saja. Sebaliknya, pebisnis yang tidak bisa dipercaya omongannya, dalam waktu singkat ia akan ditinggalkan para pelanggannya. Pebisnis ulung di seluruh dunia sangat menyadari pentingnya faktor “kepercayaan” dalam dunia bisnis. Timbulnya kepercayaan berawal dari kebenaran ucapannya.

Patung La Bocca Della Verita yang di Roma adalah sebuah patung mati yang (mungkin) tidak terlalu berharga. Namun demikian, kebenaran pesan yang hendak disampaikannya akan tetap aktual dan terus bergema sampai saat ini bahkan sepanjang masa. Pertanyaan refleksinnya: Apakah hari-hari ini Anda sedang menghadapi pergulatan antara batin dan perkataan Anda? Apa ketakutan Anda untuk berkata benar? Selamat merenungkan dan menikmati akhir pekan. Selamat dan proficiat untuk Anda yang berpesta pelindung Santo Kornelius dan Santo Siprianus hari ini.

Tahu bakso pusatnya di Ungaran
Rasanya enak senantiasa bikin rindu
Teruslah menyuarakan kebenaran
Agar hati dan hidup damai selalu.

Berkah Dalem dan salam teplok dari Roma.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here